Lima tahun berlalu setelah pertemuan terakhir. Saya mendapat kabar dari Reno bahwa Indra kini harus menginap dijeruji besi. Sudah 4 bulan dia disana. Terkena operasi narkotik ketika ada Razia di sebuah klab malam terkenal di daerah Jakarta Pusat. Indra memang menjadi DJ Residance disana. Menurut Reno polisi menemukan Shabu di saku Indra. Saya bertanya kepada Reno, kenapa Indra kembali kekehidupan seperti itu kembali. Bukannya dia ikut kerja dengan Reno. Dan ternyata Indra merasa kurang cocok dengan kondisi kerja seperti itu. Indra hanya bertahan kerja 2 tahun di kantor Reno. Sudah berulangkali Reno coba membujuk Indra agar kembali bekerja. Tampaknya dia tetap ingin kembali menjadi DJ.
Sepanjang perjalanan hidup saya banyak teman yang saya kenal dan akrabi. Mereka dari beraneka ragam latar belakang. Entah kebetulan atau tidak ada beberapa teman yang mengalami nasib seperti Indra. Mereka beruntung di awal dan tergilas roda kehidupan pada waktu berikutnya.
Persiapan bekal hidup terpenting di fase kehidupan adalah di kala remaja. Inilah fase yang menentukan sukses atau tidaknya hidup kita di belakang hari. Saya adalah penganut hukum kehidupan Tuhan itu Adil. Tuhan tidak memandang manusia itu kaya atau miskin, buruk rupa atau tidak, bodoh atau pintar, pendidikan tinggi atau tidak dan populer atau tidak. Semuanya diberikan kesempatan yang sama. Pendapat saya Pengorbanan di awal akan mendapatkan bayaran kesenangan di akhir. Begitu juga sebaliknya.
Menurut saya kunci sukses hidup di dunia bila itu bicara kesejahteraan cukup sederhana, yaitu : mempunyai daya tahan hidup yang cukup kuat ketika menghadapi gelombang kehidupan. Siapa yang mampu bertahan dia akan memegang kunci rahasia kehidupan. Kunci itu bisa di aplikasikan dalam setiap sendi kehidupan kita. Entah itu dalam bidang usaha, karir, perjodohan dan kesuksesan hidup lainnya. Pengalaman yang akan mengajarkan kita daya tahan hidup. Tinggal sabar dan ikhlas yang akan memperkuatnya. Toh menurut Mak Erot : Sesuatu yang BESAR dulunya berasal dari yang KECIL. Dan yang pada saat ini masih KECIL suatu saat dapat menjadi BESAR. Hehehehehe ini kutipan orang bijak lokal yang sudah melalui uji kelayakan yang cukup panjang.
Indra menurut saya tidak dipersiapkan dan tidak mempersiapkan dirinya untuk melewati fase-fase kehidupan. Ia sedari awal hanya belajar bahwa hidup dapat dengan mudah dipetik sari pati madunya. Tanpa harus bersusah payah. Tapi kenyataannya hidup banyak lika liku dan lekukannya.
Reno dan saya beruntung. Ketika itu termotivasi untuk mencoba banyak hal. Gagal ulangi. Salah perbaiki. Tidak berhasil evaluasi. Hingga mencapai titik BERHASIL. Semua penuh perjuangan. Kemauan semangat juang yang tanpa beban tentunya. Saya berpikir semua kami coba karena itu bagian dari hobi. Memang tidak selalu sempurna. Namun kesadaran memperbaiki diri dan pengakuan dari kesalahan menjadi bagian pokok dari mengenal diri.
Indra sahabat terbaik kami gagal mengenal diri. Gagal menjadi diri sendiri. Dia terjebak dalam ruang lingkup sempit dari pamor sosial. Terbebani demi mencapai nilai popularitas semata. Terperangkap ilusi kehidupan sepanjang kehidupannya. Dia sudah tidak mengenali akar kehidupannya. Sulit menentukan arah kehidupan. Kini tinggal Ibunya seorang diri yang meratapi nasib Indra.
Pelajaran ini menjadi pemandu saya bagaimana cara mendidik anak. Saya dan istri hanya merasa mengetahui apa yang terbaik buat bilal anak kami. Tapi belum mengetahui apa yang bilal mau dan kehendaki. Posisi sebagai orangtua kadang menimbulkan ego dominan. Bilal kadang hanya menjadi obyek masa depan. Bukan subyek mengenal diri sendiri. Dialog dan memperlakukan dia sebagaimana teman, mudah-mudahan menjadi penguat bilal bila kelak memasuki kehidupan dewasanya nanti.
Dan mudah-mudahan Bilal tidak menjadi bagian dari cerita ganteng-ganteng sering kalah. Saya dan istri berharap Bilal menjadi lelaki tangguh dan mandiri. Kuat dan tabah menghadapi kehidupan. Serta sabar dan ikhlas menghadapi cobaan.
Tentu juga mau mempelajari kekalahan sebagai bagian dari menuju kemenangan.
Selamat menikmati subuh meresap...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H