Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Novel Tere Liye "Teruslah Bodoh Jangan Pintar", Nekat dan Berani Sekali

29 November 2024   13:00 Diperbarui: 29 November 2024   12:51 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covel tampak depan Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye (Sumber foto : Dokumentasi pribadi)

Sungguh ironi memang benar sih. Hal ini sering kali acap terjadi di lingkungan sekitara kita. Apalagi banyak kasus yang telah dilimpahkan ke pengadilan, namun semuanya selesai begitu saja tanapa ada hukuman yang membuat orang jera dan takut untuk melakukannya kembali.

Hukum negeri ini "Tumpul diatas dan tajam kebawah", hal ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Bukan didalam negeri saja, melainkan di luar sana juga banyak hal-hal seperti ini terjadi seering berulang kali tanpa ada mendapat hukuman yang membuat mereka jera dan kapok untuk mengulanginya kembali.

Selama membaca novel ini dari awal hingga akhir, aku tidak expect atau prediksi jika isi cerita akan semenarik ini. perasaan membaca novel ini hingga habis, campur aduk : sedih, risih dan nyesek. Apalagi plot twist yang ditampilkan oleh penulis diakhir cerita yang diluar dugaan. Sebuah karya yang unpredictable tapi menarik untuk diikuti.

Kisah dalam novel ini berasa seperti melihat kejadian yang ada di sekitaran kita. Hanya saja sedikit dari cerita tersebut di blow up atau diangkat kasusnya untuk diselesaikan. Yang terjadi hanya ketidakadilan yang acap tercipta untuk orang-orang yang tidak memiliki kekuatan untuk melawannya.

Tere Liye sangat lugas dalam memprotes tentang isu ketidakadilan tersebut dalam karyanya. Dari karya sebelumnya Tere Liye sangat berbeda dengan novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Belakangan ini Bang Tere lebih vocal dalam menyinggung isu-isu yang sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini.aku sangat suka dengan gaya bahasa tulisan dan plot twist yang diciptakannya untuk membangun emosional pembaca menjadi aware dan peduli dengan hal-hal kecil untuk berpikir kritis dengan mencari tau kebenaran dan terus mengeksplore pemahaman literasi untuk tetap waras dan sadar akan kepekaan dengan dunia sekitar.

Apa yang dilakukan oleh Bang Tere Liye merupakan sebuah contoh dalam mengungkapkan kegelisahan dan keresahan melalui media tulisan. Semua yang disampaikan menjadi related dan nyata karena semua contoh sudaha ada dan terjadi didalam kehidupan kita sehari-hari.

Salah satu keunggulan dari novel ini adalah plot twist yang menarik dan diluar nalar dana dugaan banyak orang pembaca. Semua ditulis dengan gaya bahasa ciri khas Tere Liye yang apa adanya dalam menyuarakan isi kepalanya tentang ketidak adilan yang meresahkan dan bisa merugikan banyak orang, terutama orang kecil yang tidak memiliki daya dan upaya untuk melawan hukum yang sudah dimanipulasi dan telah dirancang sedemikian rupa untuk menolong pwara pelakunya.

Aku sangat suka dengan cerita dalam novel ini, banyak hal-hal yang perlu didiskusikan oleh  para penggiat literasi seperti yang dilakukan oleh para aktivis yang ada di dalam novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Setiap perjuangan pasti butuh pengorbanan yang besar untuk bisa merealisasikan tujuan yang ingin dicapai oleh kita bersama.

Rating novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar : 5/5 untuk segala aspek penilaian. Baik dari isi cerita, plot twist yang tidak terduga dan ending yang diluar nalar yang membuat resah akan keadilan yang susah untuk ditegakkan. Dari novel ini kita belajar untuk lebih aware dan sadar akan kepedulian untuk dijaga dan bersama-sama kita untuk melawan orang-orang yang berada di balik kehancuran hukum yang tidak adil.

Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar sangat direkomendasikan kepada seluruh pembaca Kompasiana.

Salam Literasi, Irfan Fandi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun