Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film Gladiator II, sang Penerus Tahta Kembali menuju Kejayaan Abadi

14 November 2024   09:09 Diperbarui: 14 November 2024   09:09 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster resmi film Gladiator II (sumber foto : IMDb)

Bagiku, alur cerita yang ditulis David Scarpa sangat menjanjikan sekali untuk para penggemar Film Gladiator untuk melihat bagaimana kelanjutan kisahnya. Pengembangan cerita yang dibuat sangat terasa menyatu dengan film pertama dan kuat sekali bounding cerita jika ditonton secara keseluruhan.

Pertandingan Lucius melawan Jendral perang kaisar romawi (sumber foto : IMDB)
Pertandingan Lucius melawan Jendral perang kaisar romawi (sumber foto : IMDB)

Penulis mengingatkan sebelum menonton film Gladiator II, alangkah baiknya melihat film Gladiator yang pertama. Film Gladiator II merupakan lanjutan dari kisah kekaisaran romawi yang dirilis pada tahun 2000 dengan judul yang sama yaitu Gladiator.

Karakter yang dimainkan dalam film ini sungguh memukau dan diluar ekspetasi penulis ketika menonton ini secara keseluruhan. Semua karakter menyatu dengan perannya, sehingga rasa dan emosi yang disampaikan tersalurkan dengan baik kepada penontonnya. Yang menarik dari film ini hanya Connie Nielsen yang berperan sebagai Lucilla, ikut serta dalam film Gladiator II.

Latar dan tempat yang dimainkan dalam produksi film besar ini juga menarik sekali. Sinematografinya keren dan memanjakan mata penonton melihat bagaimana kebesaran dari kekuasaan bangsa romawi pada tahun tersebut. Visual effect yang dimainkan juga terasa real dan sadis banget.

Pertempuran dan perkelahian didalam film Gladiator II sungguh bagus sekali. Tampak terlihat semua pemain memerankan dengan sangat baik. Kalian yang tidak bisa melihat darah atau kekerasa, disarankan untuk tutup mata karena sadi dan mengerikan. Tapi, jangan takut ada salah satu bagian paling sadis di film ini tidak diperlihatkan melainkan disesnsor oleh pihak lembaga sensor Indonesia.

Tidak lupa juga penulis harus memuji untuk bagian ini, yaitu scoring dan music yang mengiringi film ini dari awal hingga akhir sangat keren sekali. Memanjakan telinga penonton termasuk penulis yang suka dengan alunan music orchestra yang megah dan selalu merinding mendengarkan pada momen atau adegan tertentu.

Secara keseluruhan, film Gladiator II saya berikan rating : 8.5/10. Alur cerita yang kuat dengan melanjutkan kisah film pertama, bagiku sangat berhasil untuk penikmat film kolosal perang. Setiap cerita yang diangkat memiliki nilai dan pelajarannya masing-masing, tergantung bagaimana penonton untuk menanggapinya. Pro kontra film ini pasti ada, itu merupakan hal biasa dan tergantung dari selera masing-masing.


Sang Penerus Tahta Kembali menuju Kejayaan Abadi dengan Revolusi

Bagi kalian yang pernah menonton film Gladiator I, pasti akan paham bagaimana Lucius akan marah dengan apa yang dialaminya didalam perjalanan hidupnya. Setelah menajuh pergi dari tempat tinggalnya, kini ia merasakan kejahatan dan kebrutalan kekaisaran romawi dalam memperluas kekuasaan untuk wilayahnya.

24 tahun bukan waktu yang pendek bagi semua orang untuk menyaksikan bagaimana ending dari film Gladiator ini. Ridley Scoot sangat piawai dalam membangun kepingan cerita menjadi sebuah kesatuan film yang mengaduk perasaan penonton dari awal hingga akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun