Soraya Intercine Films kembali membuat gebrakan baru pada momen Anniversary 41 selama berkarya di dunia perfilman Indonesia. Kali ini melalui sutradara andal Guntur Soeharjanto untuk produksi kembali film Suzzana.
Suzzana merupakan ikonik aktris yang telah banyak membintangi berbagai film di dunia perfilman Indonesia. Suzzana lebih akrab dikenal oleh para penggemarnya sebagai ratu horor Indonesia bersama Soraya Intercine Films.
Untuk memberikan penghormatan kepada sosok Suzzana, Soraya Intercine Films kembali membuat remake kedua dari film yang telah membuat nama Suzzana terkenal di dunia perfilman Indonesia dari era tahun 90-an hingga sekarang.
Judul film terbaru yang dibuat oleh Soraya Intercine Films bersama Guntur Soeharjanto adalah "Suzzanna Malam Jumat Kliwon". Dengan menampilkan artis-artis papan atas Indonesia, mulai dari pemain baru hingga pemain senior ikut tampil untuk meramaikan film ini untuk mengenang sosok Suzzanna.
Sebut saja Luna Maya, Achmad Megantara, Tyo Pakusadewo, Sally Marcellina, Taskya Namya, Opie Kumis, Adi Bing Slamet, Baron Hermanto, Yurike Prastika, Clift Sangra dan masih banyak lagi aktor dan aktris Indonesia yang terlibat dalam film besar ini.
Sebelum saya memulai untuk membahas review film Suzzanna Malam Jumat Kliwon, saya ingin menginformasikan bahwa film ini untuk kategori usia 13+ dan perlu adanya pendampingan orangtua jika ingin mengajak anak-anak menonton film ini.
Review Film Suzzanna "Malam Jumat Kliwon" karya Guntur Soeharjanto
Film Suzzanna "Malam Jumat Kliwon" menceritakan tentang Suzzanna (Luna Maya) disantet pada malam Jumat Kliwon, Ia datang kembali menjadi arwah gentayangan untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah berbuat jahat atas dirinya dalam wujud sundel bolong.
Film ini memiliki durasi cukup panjang sekitar dua jam lebih lima belas menit. Cerita yang ditulis oleh Tumpal Tampubolon, Ferry Lesmana, dan Sunil Soraya, memiliki ide kreatif yang bagus sekali dalam mengembangkan isi cerita menjadi lebih fresh dari film aslinya.
Pembawaan isi cerita yang ditampilkan diawal lebih terlihat lambat namun pasti, setelah film memasuki konflik dan permasalahan yang muncul di bagian pertengahan film berlangsung.Â
Rasa penasaran dan ingin terus melihat film ini terbangun setelah konflik dalam film ini muncul dan seru untuk disaksikan tanpa harus melewati satu bagian dari adegan film ini.
Karakter yang dimainkan oleh masing-masing pemain juga tampak totalitas dengan memainkan perannya masing-masing. Kolaborasi dari masing-masing pemain untuk membangun isi cerita menjadi lebih hidup dan bernyawa tampak terlihat dari setiap pemain.
Sinematografi dan visual yang ditampilkan juga sangat membantu dalam membangun emosional penonton untuk siap menuntaskan film ini dari awal hingga akhir. Alam yang ditampilkan dengan suguhan pemandangan persawahan dan hutan yang asri juga menyejukkan mata.
Satu hal menarik di dalam film ini adalah tidak ada penggunaan teknologi kamera CGI untuk mendapatkan tampilan film ini lebih menarik. Semua dilakukan dengan adegan asli, terutama pada bagian Suzzanna yang tampak ketakutan dengan munculnya banyak ular yanga da di tempat tidurnya. Semua dilakukan asli tanpa ada rekayasa dari bantuan alat atau teknelogi apa pun.
Satu hal yang lebih keren lagi adalah penampakan wajah Luna Maya yang hampir mirip dengan sosok Suzzanna. Dengan menjalani make-up selama empat jam sehari di setiap syuting untuk bisa memberikan totalitas peran yang ingin dimainkan. Sungguh proses yang luar biasa untuk bisa mendapatkan dukungan dari para penonton film horror di Indonesia.
Musik dan scoring dalam film ini juga luar biasa dan keren. Apalagi untuk soundtrack film Suzzanna Malam Jumat Kliwon diisi oleh pasangan fenomenal dari dunia musik yaitu Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Mereka merupakan musisi yang selalu berhasil menjadi pengisi soundtrack untuk dunia perfilman Indonesia.
Ada hal yang menarik dari pinangan Sunil Soraya mengajak Melly Goeslaw dan Anto Hoed untuk ikut andil dalam pembuatan produksi film ini. Setali dengan sebuah harapan, Melly Goeslaw merupakan seorang penyanyi yang sangat mengidolakan Suzzanna dalam setiap filmnya.
Melly Goeslaw memiliki cita-cita suatu hari untuk bisa tampil di dalam film Suzzanna, meski tidak bisa menampilkan aktingnya tapi ia dipercaya untuk membuat sebuah lagu untuk produksi film Suzzanna.Â
Akhirnya impian itu menjadi kenyataan dan semua direalisasikan dalam bentuk sebuah lagu karya yang luar biasa dalam mengisi film terbaru Suzzanna Malam Jumat Kliwon.
Selain Melly Goeslaw dan Anto Hoed yang bertanggung jawab dalam pembuatan soundtrack film Suzzanna Malam Jumat Kliwon. Ternyata juga ada penampilan penyanyi diva Indonesia Vina Panduwinata.
Ketulusan Cinta dan Jangan Bersekutu
Film Suzzanna Malam Jumat Kliwon menceritakan tentang seorang gadis bernama Suzzanna (Luna Maya), ia merupakan bunga desa yang memiliki daya tarik untuk semua laki-laki pada masanya. Ia memiliki seorang kekasih bernama Surya (Achmad Megantara).
Permasalahan kehidupan yang pelik dialami oleh keluarga Suzzanna, ayahnya memiliki utang kepada salah satu orang penguasa di desa itu bernama Raden Aryo (Tyo Pakusadewo), Suzzanna harus menanggung segalanya untuk melunasi dan menikah dengan Raden Aryo dengan tujuan untuk mendapatkan keturunan.
Singkat cerita, Istri pertama yang tidak suka dimadu oleh suaminya, Suzzanna disantet hingga mati dengan menggenaskan yaitu melahirkan anak dikandung dalam kondisi terlahir dari punggung hingga membuat Suzzanna menjadi hantu sundel bolong.
Ketulusan Cinta Suzzanna
Dalam film ini terlihat bagaimana kemarahan Suzzanna dalam perjuangannya untuk melihat anak yang dilahirkannya dan menyelamatkan dari orang-orang yang telah membuat dirinya seperti demikian.Â
Ia sangat mencintai dan menyayangi anaknya dengan kekuatan cinta seorang ibu yang telah melahirkannya dengan penuh perjuangan walau berakhir dengan kematian yang mengerikan.
Pembelajaran ini sangat related dengan kondisi kehidupan setiap manusia, seorang Ibu tidak bisa dipisahkan oleh anak kandungnya walau maut yang harus menjadi taruhannya. Ketulusan cinta seorang ibu tidak akan pernah ada tandingannya dengan hal apa-apun untuk bisa menggantikannya.
Momen bagian akhir film ini lumayan menyentuh dan touch feeling untuk penonton yang telah melihat film ini tayang di hari pertama. pelukan hangat dan sentuhan tangan dan kecupan dari seorang Ibu yang sangat mencintai anaknya adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh orangtua.
Jangan Bersekutu...
Dalam hal ini kita bisa melihat bagaimana seorang manusia yang putus asa terlihat dari sosok Surya yang tidak rela melihat kekasihnya mati dengan menggenaskan. Setelah cintanya Suzzanna direbut oleh Raden Aryo, ia mengetahui bahwa sang pujaan hati mati setelah melahirkan bayi dengan cara yang tidak wajar.
Ia mencoba berusaha untuk menerima tapi tidak bisa, ia mendapatkan bisikan dari iblis untuk membuat sebuah perjanjian yang tidak masuk akal untuk membangkitkan orang yang telah mati untuk hidup kembali.
Kasus ini banyak terjadi hingga saat ini, masih ada orang-orang yang percaya akan dunia hitam dan dunia perdukunan. Mereka melakukan semua itu tanpa memikirkan dampak apa yang akan mereka hadapi nantinya jika membuat sebuah perjanjian yang tidak masuk nalar dan logika.
Perbuatan itu sama halnya dengan melakukan syirik yaitu mempersekutukan atau menduakan Tuhan yang telah dipercaya sebagai pencipta yang maha satu. Hal ini merupakan sebuah tindakan dosa besar yang tidak bisa Allah ampuni dosanya jika tidak tobat sebenar-benarnya.
Kalian harus tahu bahwa jika kita melakukan sebuah tindakan datang untuk meminta bantuan kepada dukun atau para normal, maka ibadah yang kita lakukan selama empat puluh hari tidak diterima oleh Allah SWT. Sungguh celakalah kita yang percaya akan muslihat setan dan iblis.
Namun dalam film ini saya setuju dengan dialog antara Surya dengan iblis dalam menutup film ini pada bagian akhir. Semua bisa diperbaiki jika kita memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk tidak melakukannya lagi dengan melakukan taubat nasuha.Â
Film Suzzanna Malam Jumat Kliwon sudah bisa disaksikan di seluruh bioskop-bioskop tanah air. Mari kita dukung film Indonesia untuk bisa jadi tuan rumah di negerinya sendiri.Â
Film ini serentak tayang pada tanggal 3 Agustus 2023, hari pertama penayangan film ini, hampir semua bioskop penuh dan sold untuk bernostalgia mengingat kembali sosok ikonik Suzzanna sebagai Ratu Horror di Indonesia.Â
Selamat menonton dan salam inspirasi, Irfan Fandi
Jambi, 04 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H