Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

[Resensi Novel] "The Haze Inside", Kisah 4 Sahabat Mengakhiri Masa Sekolah di Pondok Pesantren

12 Januari 2023   18:00 Diperbarui: 12 Januari 2023   18:05 1867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Novel The Haze Inside karya Aiu Ahra (sumber foto: dokumentasi pribadi)

Novel The Haze Inside merupakan novel pertama dari project Graduation Series yang ditulis oleh Aiu Ahra bersama Republika Penerbit. Novel ini memiliki genre teenlit dan bisa dibaca oleh semua usia, terutama bagi para anak sekolahan yang masih mencari jati diri untuk kehidupan di masa depannya.

Kisah novel ini menceritakan empat orang sahabat yang terdiri dari Rigel, Ajis, Umar dan Ghazi. Mereka memulai perjalanan sekolahnya dengan ruang lingkup lingkungan Pondok Pesantren, dengan segala peraturan dan disiplin yang kuat untuk mengajarkan anak-anak muridnya.

Penulis membuat empat tokoh karakter seperti Rigel, Ajis, Umar dan Ghazi, mewakili anak-anak seumuran dengan mereka yang butuh pengalaman dan pengetahuan untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijak dalam mengambil segala keputusan untuk masa depannya.

Empat karakter yang dibangun oleh Aiu Ahra dalam membangun sebuah cerita yang memiliki latar sebuah kehidupan santri yang sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren ternama di daerah kota besar. Masing-masing tokoh memiliki sifat dan karakter yang unik dan menarik untuk dikulik satu per satu.

Rigel merupakan anak laki-laki seperti kebanyakan yang tidak banyak kompromi dan neko-neko dalam banyak hal tapi ia memiliki jarak dengan Ayahnya. Ajis berbeda lagi karakternya yang memiliki sifat adaptif dan selalu membuat persahabatan mereka menjadi lebih hidup dengan tingkah aneh dan lucunya, contoh kecil saja ia suka makan dan selalu merasa kelaparan dan suka mengambil jatah makananan dari rekan-rekannya.

Lain pula dengan umar yang memiliki prestasi yang lebih baik dan anak yang selalu menjadi kebanggaan, baik di sekolah maupun di keluarga, pokoknya anak teladan dan dambaan para orang tua. Sedangkan Ghazi jauh berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, yaitu memiliki sifat pendiam dan selalu memasang wajah datar sehingga susah untuk menebak karakter anaknya, tapi sekali melakukan satu misi ia menjadi anak yang luar biasa dan setia kawan.

Aiu Ahra berhasil dalam membangun cerita anak muda dengan suasana yang segar tapi tidak kaku. Suasana pesantren yang digambarkan oleh Aiu Ahra sangat lekat dengan imajinasi pembaca dalam membayangkan setiap kejadian dan dialog yang terjadi di dalam novel ini. Karakter yang kuat dalam membangun cerita berhasil menghidupkan isi novel ini.

Selain itu konflik-konflik yang ditampilkan oleh penulis juga sangat dekat dengan permasalahan anak-anak seusia Rigel, Ajis, Umar dan Ghazi. Setiap karakter memiliki permasalahannya masing-masing tapi kesetiakawanan mereka dalam bersahabat patut dicontoh dan diteladani oleh para pembacanya, terutama anak-anak muda.

Aiu Ahra dalam membangun masalah yang ada di dalam setiap karakter selalu menarik untuk disimak, karena penyelesaian dari setiap permasalahan selalu tidak terduga dan memberikan banyak kejutan kepada pembacanya. Pembaca sibuk dengan menebak-nebak ending dan arahnya tapi hasilnya unpredictable dan diluar ekspetasi yang mengagumkan.

Gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami membuat pembaca tidak mudah bosan dan ingin terus melanjutkan kisah dari Rigel, Ajis, Umar dan Ghazi. Cerita yang ditampilkan sederhana tapi memiliki daya tarik untuk bisa terus membaca bagaimana ingin tahu kisah selanjutnya dari semua konflik yang telah ditampilkan oleh penulis dengan sangat baik sesuai kepiawainnya dalam menulis.

Novel The Haze Inside bisa dibaca oleh semua kalangan, banyak pesan dan nilai-nilai pesan moral yang disampaikan dengan baik oleh penulis. Penulis tidak merasa menggurui dari tulisannya tapi berusaha untuk mengingatkan kepada pembacanya bahwa setiap permasalahan yang dihadapi selalu ada jalan untuk menuju penyelesaian.

Kelebihan dalam novel ini adalah memiliki cover yang cantik dan bagus untuk menarik perhatian para pembaca. Dengan menampilkan empat sosok anak laki-laki yang sedang berlari dengan mengejar satu tujuan yang pasti. Penampilan cover juga menggambarkan dan mewakili isi dari dalam cerita yang ada di isi novel.

Kemudian selama saya membaca novel ini saya tidak menemukan typo dan semua ditulis dengan baik. Terkadang ketika pembaca menemukan tulisan yang salah ketik membuat mood baca menjadi lebih terdistract, apalagi dengan istilah-istilah yang baru diketahui. Akan tetapi novel ini menggunakan bahasa yang baik dan ringan serta mudah dipahami dan dimengerti oleh apra pembacanya.

Pembaca akan menemuka perspektif atau pandangan yang berbeda mengenai pondok pesanren, sehingga orang akan banyak belajar dengan memahami kehidupan sebagai santri. Kebanyakan orang memiliki stigma sekolah di pesantren adalah Sarang bibit teroris, Kuno alias kolot alias nggak gaul dan lulusan pondok, bisa apa dan mau jadi apa ?

Hal diatas dijawab dan digambarkan oleh Aiu Ahra sebagai penulis dengan sangat baik. Lulusan pesantren bisa lebih baik dari sekolah biasa, mereka memiliki sebuah nilai dan aturan yang mengedepankan ajaran agama dan mendidik anak-anak untuk mandiri dan disiplin salah satu contohnya.

Saya tidak menemukan kekurangan dari novel The Haze Inside selama membaca sampai tuntas. Saya lebih banyak tersenyum dan tertawa sendiri dengan kelakukan tokoh karakter yanga da di dalam novel yang ditulis oleh Aiu Ahra sebagai penulis. Saya memberikan nilai rating : 8/10.

Saya merekomendasikan novel ini sebagai bacaan penunjang kepustakaan bagi para penggiat literasi. Bagi orang tua bisa memberikan novel ini sebagai bacaan yang baik untuk anak-anaknya dalam mencari jati diri dan membangun karakter diri menjadi orng yang lebih baik lagi dengan belajar dari tokoh Rigel, Ajis, umar dan Ghazi.

Saya menutup tulisan review ini dengan sebuah kutipan dalam dialog yang ada di novel ini : "Orang yang punya tujuan bisa berhasil ataupun gagal juga tergantung pilihannya, apakah dia mau berjuang atau menyerah, atau dia memang ditakdirkan Allah untuk nggak dapat apa yang jadi tujuannya."

Judul                               : The Haze Inside

Penulis                           : Aiu Ahra

Diterbitkan                  : Republika Penerbit, Cetakan I, Mei 2022

Ukuran dan Hal         : 13,5 x 20,5 cm; xii + 364

No ISBN                         : 978-623-279-139-8

Editor                             : Triana Rahmawati

Layout                            : Alfian

Ilustrator                     : Ookamiura Aoi

Desain Sampul          : Resoluzy Media

Salam Inspirasi dan Salam Literasi, Irfan Fandi

Pekanbaru, 12 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun