"Janjinya hidup makmur di negeri orang. Ini malah jadi budak di Negeri sendiri" dan "Jangankan Malaysia dan Singapura. Buat pulang kampung saja susah!"
Kedua tagline ini merupakan salah satu dialog yang dimainkan dan ditampilkan oleh karakter Maya dan Haris di dalam film Cross The Line. Sebuah kalimat yang sederhana namun memiliki makna yang besar dan dalam untuk ingin disampaikan oleh sineas pembuat film Indonesia.
Tradisi kebanyakan orang Indonesia yang ingin mencoba peruntungan dengan mencoba cari kerja ke luar negeri, banyak terjadi sejak dulunya. Namun, apakah mereka sudah tau konsekuensinya dan cara bagaimana mereka untuk mendapatkan hasil yang baik dalam menaruh peruntungan di negeri orang.
Dalam kasus ini yang banyak terungkap adalah Human Trafficking, dimana perdagangan manusia untuk dijadikan pekerja dengan diiming-iming banyak janji yang besar agar para korban tertarik dan  bisa masuk ke dalam perangkap yang susah untuk kita keluar setelah memasukinya.
Penggambaran kasus diatas dan apa yang dialami oleh karakter tokoh Maya dan Haris di dalam film ini, sangat mewakili apa yang banyak terjadi di luar sana. Perempuan dijadikan sebagai pemuas nafsu laki-laki hidung belang di atas kapal dan banyak hal yang terjadi untuk bisa bertahan hidup dan menghasilkan uang yang banyak.
Tapi semua itu adalah semu dan hanya mengikuti sebuah permainan lingkaran setan yang tidak ada habisnya. Ketika sudah masuk sekali di dalamnya maka akan sulit untuk keluar atau lari dalam menyelamatkan diri untuk bisa kembali hidup normal dan balik ke kampung halaman.
Film Cross The Line lumayan baik dalam mengambil sebuah isu untuk dijadikan ide sebagai tema dalam sebuah film. Dengan adanya film ini penonton akan lebih berhati-hati dan waspada ketika ada yang datang untuk menawarkan sebuah pekerjaan untuk mendapatkan sebuah income yuang lumayan baik untuk memperbaiki kehidupan.
Ini mungkin tidak semua hal yang sama terjadi dari kebanyakan orang, tapi apa yang ditampilkan di dalam film ini bisa saja mewakili apa yang sedang terjadi saat ini tentang human trafficking yang marak terjadi di luar negeri.
Film ini dibuat untuk sebatas hiburan semata dan media untuk menyadarkan penonton untuk mengingat hal-hal yang sedang hangat terjadi di dunia saat ini. Film ini juga banyak yang sesuai dengan apa yang ada di negeri kita saat ini, banyak berita yang menampilkan tentang human trafficking.
Film Cross The Line sudah dapat disaksikan oleh semua pecinta film Indonesia. Film ini dapat disaksikan di layar streaming OTT Klik Film yang berbayar agar bisa menikmati film ini. saya merekomendasikan keapda seluruh pembaca Kompasiana untuk menonton dan menyaksikan film ini sesegera mungkin karena film sudah tayang sejak tanggal 09 Desember 2022.
Mari kita dukung dunia perfilman Indonesia untuk bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Saya semakin yakin dengana danya keberagaman ide cerita dan isu penting yang diangkat ke dalam film, akan menambah daya tarik pononton untuk datang ke bioskop dan menonton bersama-sama dengan orang terdekatnya.