Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Meramaikan Festival Sinema Prancis 2022 secara Daring bersama KOMIK, Review "Venus in Fur (La Venus A la Fourrure)"

18 Oktober 2022   13:00 Diperbarui: 18 Oktober 2022   13:02 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival Sinema Prancis 2022 (sumber foto: ifi-id.com)

Dalam meramaikan acara Festival Sinema Prancis (FSP) 2022 yang diadakan di beberapa kota besar di Indonesia. Acara ini diselenggarakan oleh Institusi Perancis Indonesia (IFI) sejak 24 tahun yang lalu, guna mempersatukan puluhan ribu orang di dalam FSP. Festival ini merupakan sebuah sarana penting yang tercatat di dalam Kalender Budaya yang berlangsung di Indonesia.

Acara Festival ini diselenggarakan dengan dua cara yaitu Luring dan Daring. Festival Luring akan berlangsung dari tanggal 6 s.d 21 Oktober 2022, dimana dilakukan di 21 lokasi pemutaran yang telah ditentukan oleh penyelenggara. Untuk Indonesia Festival ini digelar dan dapat disaksikan secara langsung di 13 kota di Indonesia.

Meliputi Jakarta, Tangerang, Surabaya, Denpasar, Bandung, Yogyakarta, Medan, Kendari, Pontianak, Makassar, Lampung, Ambon dan Samarinda. Sedangkan secara daring, film-film Prancis pilihan dengan takarir bahasa Indonesia ini bisa dinikmati dari tanggal 14 s.d 21 Oktober dari rumah masing-masing. Semuanya dapat diakses secara gratis hanya di platform Mola TV.

Berhubung saya bergabung dalam satu Komunitas Film yang ada di Kompasiana bernama KOMIK. Acara ini saya sambut dengan sangat senang karena saya salah satu penggemar film, berhubung kota yang ditentukan tidak melibatkan daerah tempat saya, maka saya mengambil opsi kedua dengan mengikutinya secara daring di platform Mola TV.

Pada tahun ini Institut Prancis Indonesia (IFI) mengambil tema bertajuk "GENERATION", untuk menampilkan film-film yang meningkatkan kesadaran akan tantangan utama zaman kita : perubahan iklim, pelestarian lingkungan, kepunahan massal spesies tetapi juga hak asasi manusia, inklusi, dll.

Acara ini juga menyediakan program-program seru pendukung selain pemutaran film secara langsung di beberapa kota yang telah di tentukan di Indonesia. Akan ada diisi dengan acara diskusi, kuliah umum, dan cine-moi special Festival Sinema Prancis. Tapi berhubung saya hanya bisa mengikuti secara daring, maka saya akan membuat sebuah review film yang tersedia di Mola TV dengan judul "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)".

Review Film "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)" di platform Mola TV

Poster resmi film Venus in Fur
Poster resmi film Venus in Fur "La Venus A La Fourrure" (sumber foto: IMDb)

Dalam acara Festival Sinema Prancis yang dilaksanakan secara daring, penikmat film akan disuguhkan dengan 5 pilihan judul fil yang telah dipilih dan bisa disaksikan langsung di platform Mola TV. Film yang tayang di Mola TV terdiri dari Animal (2021), Mal De Pierres (From The Land of The Moon/2016), Ne Te Retourne Pas (Don't Look Back/2009), Neuf Meufs (Nine Woman/2021) dan La Venus A La Fourrure (Venus In Fur/2013).

Baca juga: "Don

Dari kelima judul saya tertarik dengan film "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)". Melihat dari katalog yang saya dapatkan dari Group WA KOMIK, saya tertarik dengan satu judul yaitu "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)". Saya membaca ada beberapa penghargaan yang diperoleh dari film ini yaitu Cesar Awards, France 2014 Best Director, Hamburg Film Festival 2013 Art Cinema Award : Romance Polanski, Lumiere Awards, France 2014 Best Sceenplay dan Prix Saint-Germain 2013 Best French Film.

Hal ini membuat saya penasaran dengan isi cerita film ini tentang apa dan bagaimana bisa dapat meraih banyak penghargaan. Selain itu film yang lain memiliki point tersendiri tapi hanya film ini yang berhasil meraih banyak pernghargaan bergengsi di France. Berikut saya tuliskan review setelah menonton film di platform Mola TV secara langsung.

Sinopsis dan Review film "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)"

Salah satu aksi adegan dari Emmanuelle Seigner dan Mathieu Amalric di dalam film
Salah satu aksi adegan dari Emmanuelle Seigner dan Mathieu Amalric di dalam film "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)"(sumber foto: IMDb)

Film "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)" menceritakan tentang seorang aktris yang mencoba meyakinkan seorang sutradara bahwa dia cocok untuk peran dalam produksi filmnya yang akan datang. Film ini berlangsung selama 96 menit dengan kategori drama dewasa dengan range usia 17+.

Film ini memiliki kesederhanaan yang lengkap, baik itu dari isi cerita, jumlah pemain dan juga latar tempat pembuatan film ini berlangsung. Film ini hanya dibintangi oleh dua pemain yaitu Emmanuelle Seigner dan Mathieu Amalric dan disutradarai langsung oleh Roman Polanski. Latar film ini hanya berada satu tempat yaitu di salah satu ruang studio teater untuk sebuah pertunjukkan drama.

Alur cerita yang menarik untuk disimak dari awal film ini dimulai, penulis scenario yang dibuat oleh David Ives bersama Roman Polanski berhasil membuat penonton mengikuti film ini sampai tuntas. Dengan pengembangan cerita yang sederhana tapi memiliki dialog yang kuat dari setiap karakter yang dimainkan oleh pemain.

Pengembangan alur cerita dalam film ini mengadaptasi dari sebuah novel yang berasal dari Austria, Venus in Fur karangan Leopold von Sacher-Masoch. Dialog yang dimainkan juga sangat bagus dan memiliki kalimat yang kuat, namun ada nuansa vulgar dan cocok untuk di tonton oleh orang dewasa dan tidak disarankan untuk ditonton oleh anak-anak dan remaja.

Kekuatan dari kedua pemain yang sangat menonjol dalam memainkan karakter yang ada sangat menarik untuk di ikuti. Awalnya saya merasa bingung namun setelah memasuki bagian pemeran perempuan membuktikan actingnya didepan sang sutradara dari pementasan ini sungguh memukau dan luar biasa.

Saya takjub dengan konsentrasi mereka dalam mendalami setiap dialog yang mereka mainkan. Ketika mereka berdialog tentang diri sendiri, mereka masuk ke dalam karakternya langsung dengan sendirinya. Setelah itu ketika dimulai sebuah adegan yang ahrus memainkan akrakter untuk sebuah casting yang telah dipersiapkan oleh sutradara untuk calon pemean juga mereka tampilkan dengan sangat baik.

Konsentrasi mereka sangat luar biasa dan fokus pikiran untuk mengahfalkans ebuah dialog yang panjang yang dimainkan oleh dua pemeran sangat perlu diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Wajar jika film ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan yang telah saya sampaikan diawal revie yang telah saya tulis diatas.

Untuk sinematografi dari film ini tidak ada yang perlu dibahas karena tidak ada yang istimewa. Mereka hanya memanfaatkan sebuah property untuk mendukung film ini dengan seadanya tapi dapat dimanfaatkan dengan sangat baik oleh kedua pemain yang ada di dalam film ini. saya sangat menikmati sekali setiap adegan yang dimainkan oleh ekdua karakter yanga da di dalam film ini.

Untuk sound dan scoring musik dalam film ini juga simple dan lumayan menarik untuk didengarkan. Apalagi film ini dengan menggunakan bahasa full Perancis yang membuat pengalaman pertama saya dalam menonton film asing yang keren. Bahsa Perancis sangat terdengar romantic dan enak untuk didengar, saya menonton film ini dengan menggunakan smartphone dan memakai ear phone dengan volume full.

Jadi saya bisa menikmati setiap adegan dan semua jalan cerita yanga da di dalam film ini. secara keseluruhan saya sangat enjoy dan menikmati film ini dengan durasi 1 jam 30 menit, saya memberikan rating film Venus in Fur (La Venus A La Fourrure) dengan skor : 8.5/10. Kalian akan merasakan fell yang berbeda dalam menikmati sebuah film dengan kemasan teater yang memiliki nuansa broadway yang klasik dan meanrik untuk disimak dari awal hingga akhir.


Kesan mengikuti daring Festival Sinema Prancis 2022

Saya sangat beruntung berada dalam satu komunitas film yang luar biasa aktif dalam menghadiri dan ikut berpartisipasi di dalam sebuah acara yang bersangkutan dengan dunia perfilman. Informasi yang dilakukan secara massive melalui media WAG, semua anggota dapat mengikuti dan memiliki kegiatan apa saja yang ada telah disediakan oleh admin Komik.

Dalam memeriahkan dan meramaikan acara Festival Sinema Prancis ini, saya melakukan sebuah kontribusi dengan mengikuti acara secara daring dikarenakan tidak bisa mengikuti secara langsung. Selain kota tempat tinggal tidak terpilih menjadi salah satu tempat acara, saya memanfaatkan momen daring dengan menonton film yang ada di platform Mola TV.

Terima kasih atas kesempatan dan peluang yang telah diberikan. Walau tidak bisa bertemua langsung dengan anggota komunitas yang ada, tapi kkeompakan dalam mendukung Komunitas ini menajdi lebih maju adlah tujuan bersama. Saya berikan ulasan review film yang saya tontons esuai dengan keinginan dan pemilihan yang telah saya tentukan sendiri.

Saya sangat menikmati dan memiliki pengalaman berbeda dengan menikmati sebuah film yang berasal dari negara Prancis. Ini kali pertama saya menonton film ini dan saya menikmati dan enjoy dengan film yang saya tonton. Semoga ulasan film yang saya tulis dapat memberikan masukan untuk bisa membuat pembaca ingin menikmati film ini selagi masih berlangsung hingga tanggal 21 Oktober 2022.

Selamat menonton dan salam inspirasi, Irfan Fandi

Pekanbaru, 18 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun