Kang Abik selalu berhasil membuat tokoh anak muda yang bisa menginspirasi banyak para pembacanya. Setiap muncul karakater baru selalu mendukung dan memiliki peran penting dalam membantu tokoh utama dalam meraih apa yang sedang ingin dicapainya.
Kelebihan dari novel ini banyak pelajaran dan hikmah kehidupan yang bisa membangun jiwa kita menjadi pribadi yang lebih baik. Semua konflik yang diciptakan oleh penulis juga berhasil membuat pembaca di dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja. Memakai sudut pandang orang pertama dalam setiap tokohnya, membuat pembaca lebih mengerti dan paham bagaimana jalan cerita disuguhkan oleh penulis kepada pembacanya.
Saya juga menemukan adanya ketikan yang salah dan pengulangan di dalam novel ini, walau tidak banyak tapi dengana danya masukan ini semoga bisa diperbaiki dan kembali diperhatikan agar tidak mengahalngi imajinasi pemabca ketika sudah masuk ke dalam isi cerita. Hal ini biasa terjadi tapi tetap membuat tidak nyaman paara pembaca, karena harus berhenti dan berpikir sebentar untuk memikirkan apa yang sedang terjadi.
Novel "Kembara Rindu" akan menjadi bacaan yang patut dimiliki oleh semua orang. Sebagai penggiat literasi harus memiliki karya Kang Abik yang satu ini, karena banyak hal penting perlu kita pelajari dan mendapatkan wawasan baru untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan berusaha untuk selalu mengingat serta mendkatkan diri kepada Allah SWT.
Novel "Kembara Rindu" seperti yang telah saya sebutkan diatas merupakan dwilogi pembangun jiwa. Kisah cerita Ridho akan berlanjut di novel kedua yang sudah rilis pada bulan Juli 2022, dengan judul ialah "Suluh Rindu". Para pembaca akan semakin penasaran bagaimana kelanjutan cerita pada novel pertama, ending dari novel pertama sungguh membuat hati bergetar dan mengahru biru.
Saya berharap novel ini bisa menajdi bacaan yang baik untuk semua pembaca Kompasiana, saya juga merekomendasikan novel "Kembara Rindu" untuk dimiliki sebagai penunjang kepustakaan dan menambah wawasan baru dengan segala pembelajaran yang dituliskan oleh Habiburrahman El Shirazy.
Tentang Penulis:
Habiburahman El Shirazy adalah sastrawan dan cendikiawan Indonesia yang memiliki reputasi Internasional. Ia adalah sastrawan Asia Tenggara pertama yang memperoleh penghargaan dari The Istanbul Foundation for Sciences and Culture, Turki.Â
Selain itu budayawan yang merupakan lulusan Al Azhar Cairo ini, telah diganjar berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri.
Penghargaan yang pernah ia peroleh diantaranya : Penghargaan Sastra Nusantara Tingkat Asia Tenggara, Paramadina Award 2009, Anugerah Tokoh Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara dari Ketua Menteri Negeri Sabah, Malaysia, Tokoh perubahan dari Harian Republika.
Pada tahun 2008, Insani Undip Semarang menobatkan penulis Ayat-Ayat Cinta ini sebagai Noveli No. 1 Indonesia. pada tahun 2019, panitia Islamic Book Fair (IBF) Jakarta menobatkan dirinya sebagai Tokoh Perbukuan 2019.Â
Karya-karya Kang Abik diantaranya adalah Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih 1&2, Dalam Mihrab Cinta, Diatas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Berbuah Surga, Pudarnya Pesonba Cleopatra, Api Tauhid, Bumi Cinta dan masih banyak lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!