"Buya Hamka merupakan ulama dan mubaligh yang hebat. Banyak ulama besar, tapi tidak menjadi mubaligh yang besar. Saya pernah mendengar ceramah beliau ketika di Makasar sebanyak 36 kali ceramah, dan tidak ada satu pun yang sama. hebat sekali."Â H. Muhammad Jusuf Kalla, Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Mesjid Indonesia
Buku "Ayah" ditulis oleh anak kelima dari Buya Hamka bernama Irfan Hamka. Buku ini bercerita tentang kisah penulis hidup bersama dengan ayahnya Buya Hamka.
Ingatan itu dapat ia kenang sejak dari usia lima tahun dan semua kisah tercatat di dalam buku ini dari awal hingga wafatnya Buya Hamka untuk menghadap sang Ilahi untuk selamanya.
Buku "Ayah" ditulis Irfan Hamka dari sudut pandang seorang anak dimana ayahnya dikenal sebagai sang ulama, politisi, cendikiawan hingga sastrawan.Â
Irfan Hamka menulis buku ini tidak melihat dari latar belakang kehidupan ayahnya yang sangat penting, melainkan ia menulis kisah ayahnya sebagai orang tua yang dicintai oleh anak-anaknya, peduli keluarga, dicintai para sahabat dan orang-orang yang dikenalnya.
Cerita yang ditulis menjadi lebih menarik dan hidup karena gaya bahasa yang dituliskan sangat ringan dan enak untuk disimak dari awal hingga akhir buku.Â
Semua cerita dan pengalaman yang dituangkan dalam buku ini, masing-masing memiliki pesan serta pembelajraan untuk dibagikan kepada para pembaca.
Buku "Ayah" terdiri dari sepuluh bagian kelompok cerita yang telah disusun dengan sangat baik oleh penulis dan editor Penerbit Republika.Â
Kisah dimulai dari Penulis yang mengenang tiga nasihat Buya Hamka yang disampaikan baik kepada para Jemaah pengajiannya hingga para sahabat dan orang-orang terdekat yang datang menghampiri langsung berkunjung ke rumah Buya Hamka.
Pada bagian ini menurut saya sebagai pembaca, apa yang disampaikan dalam buku ini mengenai tiga pesan nasehat tersebut masih related dengan apa yang terjadi sekarang.Â
Jadi, buku ini bisa memberikan pelajaran secara langsung kepada pembacanya dan langsung dipraktekkan untuk bisa mendapatkan hikmah yang terkandung didalamnya.
Buku "Ayah" ini memiliki kata pengantar yang terdiri dari Penerbit Republika selaku produksi untuk mencetak karya ini, kemudian juga da kata pengantar langsung dari penulisnya Irfan Hamka.Â
Yang tidak kalah menarik adalah adanya kata pengantar yang ditulis oleh "DR. Taufiq Ismail", Â seorang bapak sastrawan yang tidak diragukan lagi semua bentuk karya dan perkataannya dalam memajukan dunia literasi dan sastra yang ada di Indonesia.
Kisah dalam buku ini berlanjut kepada pengalaman Buya Hamka yang berdamai dengan makhluk halus atau Jin yang ada di dalam rumahnya.Â
Saya tidak akan pernah memiliki ekspetasi cerita ini akan dituliskan didalam buku ini. tapi setelah membacanya ternyata ada pesan yang ingin disampaikan oleh penulis untuk bisa mengenal lebih dekat sosok Ayah dari seorang Buya Hamka.
Hampir semua cerita yang ditulis Irfan Hamka menjadi favorit saya untuk membaca ulang isi buku ini, kisah yang paling mengharukan dalam buku ini ketika membahas kisah-kisah Ummi Hj. Siti Raham bin Rasul St. Rajo Endah bersama anak-anak dan keluarganya.Â
Yang tidak kalah menariknya lagi Irfan Hamka juga menulis kebiasaan-kebiasaan Buya Hamka yang suka banyak membaca,menulis buku hingga tafsir yang menjadi maha karaya yang sangat luar biasa.
Ada juga kisah "Si Kuning" yang merupakan hewan pelihaaraan Buya yang sangat ia sayangi. Si Kuning merupakan seekor kucing yang ditemukan dalam keadaan yang miris.
Lalu diselamatkan oleh Buya dan diberikan perawatan hingga menjadi seekor kucing yang sehat dan elok perilaku terhadap majikannya. Ini juga salah satu bagian favorit ceita yang ada di dalam buku "Ayah" yang ditulis oleh Irfan Hamka.
Hikmah Pelajaran yang didapat setelah membaca buku "Ayah" Irfan Hamka
Bagi para penggiat literasi pasti sudah mengenal dengan sosok Buya Hamka, seorang ulama besar, politisi, sastrawan dan cendikiawan yang sangat hebat yang dimiliki bangsa ini. karya-karya beliau juga banyak yang sampai saat ini masih menajdi Best-Seller untuk kisah romansa dan cerita biografi tentang dirinya.
Banyak orang yang ingin mengenal lebih dekat sosok Buya Hamka termasuk saya sendiri sebagai pembaca. Memiliki buku "Ayah" yang ditulis oleh anak kelima dari Buya Hamka.
Saya menjadi lebih tau dan dekat lagi dengans emua cerita yang disampaikan dengan sangat baik dan menggunakan bahasa yang enak untuk dicerna dan mudah dipahami oleh semua orang.
Pembaca akan melihat sisi lain dari seorang Buya Hamkadari pandangan seorang anak terhadap bapaknya.Â
Nilai-nilai kehidupan yang diajarkan hingga nasehat-nasehat yang terkandung dialam buku ini juga tersampaiakn dengan sangat baik. Semua pengalaman isi cerita di dalam buku "Ayah" masih relevan dengan kehidupan yang sedang kita jalani sekarang.
Sebagai orang minang, saya merasa banyak belajar dan tertantang untuk mempelajari dan mengenal lebih dekat ilmu tetang budaya dan adat istiadat yang ada didalamnya.Â
Tidak lupa juga kebudayaan dan kekayaan indah panorama alam yang sangat memanjakan mata para pengunjung wisata yang akan berkunjung ke Sumatera Barat.
Setelah membaca buku ini saya banyak belajar dan mendapatkan petuah yang sangat tinggi nilainya. Terutama bagaimana cara bersikap ketika orang yang membenci kita dan kita berushaa untuk memberikan pertolongan kepada orang tersebut. I
tu adalah momen yang sangat tidak pernah saya duga bisa saya dapatkan didalam buku ini setelah membaca karya Irfan Hamka.
Pembaca juga bisa belajar tentang keteguhan dan kosistensi hal-hal yang sedang kita ingin lakukan dalam kehidupan kita.Â
Seorang Buya Hamka sangat tegas bila membahas tentang akidah, beliau akan menjadi sastrawan luar biasa ketika membuat sebuah maha karya romansa dalam setiap karyanya.
Tidak banyak sosok orang di dalam negeri ini seperti beliau, pribadi yang memiliki pendirian dan bertanggung jawab dengan apa yang harus di kerjakannya.Â
Semua yang dialkukan oleh Buya Hamka selalu totalita dan tidak pernah setengah-setengah, ia memiliki komitmen yang sangat besar untuk bisa membuat namanya bisa dikenal orang dan semua orang kagum dan bangga ketika melihat pencapaiannya.
Setelah membaca buku ini saya semakin mengagumi sosok Buya Hamka yang ditulis kisahnya dari garis tangan keturunannya yaitu Irfan Hamka.Â
Sungguh ini adalah bukti nyata bahwa "buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya", Irfan Hamka membuktikan itu dari sebuah karya tulisannya tentang kisah ayahnya Buya Hamka.
Buku" Ayah" yang ditulis oleh Irfan Hamka termasuk salah satu buku Best-Seller yang di terbitkan oleh Penerbit Buku Republika. Pada buku yang saya pegang ini adalah buku yang sudah masuk dalam cetakan ke-19 pada November 2021.Â
Sebuah karya buku biogarfi yang ditulis dengan sangat tulus dan semua yang disampaikan didalam buku ini terasa hangat dan mudah diterima dan dicerna oleh semua pembaca.
Buku "Ayah" saya rekomendasikan kepada seluruh pembaca Kompasiana untuk menambah wawasan dan penunjang kepustakaan yang sudah ada.Â
Buku ini sangat layak dimiliki oleh semua kalangan, banyak pesan dan pembelajaran tentang kehidupan yang harus kita terima dan langsung kita praktekkan banyak contoh-contoh kecil yang selama ini kita merasa abai dan terlalu cuek untuk menyadarinya.
Buku "Ayah" yang ditulis Irfan Hamka saya memberikan rating score : 9/10.
Judul        : Ayah...
Penulis      : Irfan Hamka
Penerbit     : Republika, Cetakan XIX, November 2021
No ISBN Â Â Â Â : 978-602-8997-71-3
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI