Tanpa terasa bulan syawal sudah masuk hari ketiga, menikmati berkumpul bersama orang-orang tercinta adalah sebuah momen yang tidak penah terbayarkan nilainya. Tahun ini saya memutuskan untuk menjalankan ibada bulan puasa hingga Merayakan Lebaran Idul Fitri di kampung halaman.
Dengan melaksanakan satu bulan penuh puasa Ramadan yang penuh dengan suka cita, memberikan kesan yang tidak terlupakan untuk diri sendiri. Banyak target dan pencapaian yang dulu hanya bisa dibuat tapi tidak pernah terealisasi, tahun ini berhasil merealisasikan satu per satu target yang telah di buat untuk di capai.
Alhamdulilah selama bula Ramadan tahun ini bisa melaksanakan ibadah puasa bersama dengan orang-orang terkasih. Bisa melaksakan puasa dan ibadah Sunnah lainnya dengan lancar tanpa ada kendala satu pun. Target One Day One Juz  yang telah saya buat pun dapat direalisasikan dengan sangat baik hingga menyelesaikan dengan khatam Al Quran 30 juz selama bulan Ramadan. Alhamdulilahirabbil 'alamin
Hari kemanangan yang penuh dengan suka cita
Dengan menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh membuat saya dan orang-orang yang juga ikut melaksanakan pasti merasakan hal yang sama dengan saya ketika Hari Raya datang menghampiri. Entah mengapa tahun ini ketika takbir berkumandang dan saya mengikutinya berurai air mata dengan menyambut hari kemenangan yang penuh bermakna.
Tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sbeelumnya, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi dengan diri sendiri. Kita semua tahu bahwa rmadan adalah bulan ampunan, dimana semua umat manusia akan berlomba-lomba untuk mencari kenikmatan beribadah selama bulan ramada dengan ganjaran pahala yang sangat luar biasa besarnya.
Dengan masuknya bulan Syawal maka ini bermakna adalah bulan peningkatan, artinya setelah kita ditempa selama satu bulan penuh dengan beribadah sholat lima waktu, sholat tarawih, tadarus dan ibadah lainnya. Bulan Syawal ini adalah ajang pembuktian untuk kita bisa mendapatkan title takwa yang telah dijanjikan di dalam Al Quran.
Apakah kita akan bisa melanjutkan apa yang sudah kita lakukan dengan sungguh-sungguh selama Ramadan, bisa kita lakukan pada hari biasa di bulan Syawal ini? Semua jawaban ada di dalam hati dan pikiran kita sebagai manusia yang memiliki banyak dosa dan khilafnya. Kita bisa melanjytkan ibadah Sunnah yang paling penting yaitu puasa enam hari di bulan syawal untuk bisa mendapatkan pahala yang sangat besar, dan kita akan kembali fitrah dan menjadi hamba yang bertakwa.
Tradisi Hari pertama Idul Fitri dalam Keluarga
Lebaran pertama adalah sebuah momen temu seluruh anggota keluarga di rumah tua yang didiikan oleh orang tua. Dengan menu lebaran yang telah disiapkan dengan sesuai request yang dinginkan oleh semua anggota keluarga. Tahun ini menu lebaran ada lontong sayur gulai touco, rending daging sapi dan cemilan khas turun temurun dari resep ibunda yaitu wajik (kue yang terbuat dari ketan putih dicampur santan dengan gula merah).
Hari lebaran pertama berkunjung ke rumah-rumah saudara terdekat untuk bersilaturahmi. Tidka ada yang absen untuk melakukan kegiatan ini, selalu menunggu dan mengingatkan antara satu dengan yang lainnya. Momen ini sellau dilakukan setiap tahunnya untuk saling menguatkan tali silaturahmi antar keluarga tetap terjaga dan selalu kompak walau jarak yang memisahkan.
Tradisi Hari kedua Idul Fitri dengan Jemaah Mesjid Al Hidayah
Sebuah pengalaman yang tidak pernah saya lupakan dari tradisi di kampung halamanku adalah "Lebaran Bersama" dengan seluruh Jemaah Mesjid yang terdiri dari bapak-bapak pengurus masjid, dan seluruh masyarakat yang ada di dekat masjid.
Tradisi ini selalu dilakukan setiap tahunnya, namun karena kita semua tahu dua tahun ke belakang seluruh dunia sedang mengalami wabah Covid-19.Â
Tradisi ini sempat vakum selama dua tahun ketika pandemic masih berlangsung dan adanya himbuan pemerintah unuk tetap di dalam rumah. Semua kegiatan yang berhubungan dengan mengumpulkan kerumunan orang banyak untuk tidak dilakukan, namun tahun ini semua sudah membaik tapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan la kadarnya.
Ketika anda berada di sebuah ibu kota besar, tradisi lebaran bersama untuk datang dari door to door ke semua rumah jarang terjadi. Tradisi ini sangat dirindukan dan banyak yang melestarikan kegiatan ini hingga saat ini. sebuah tradisi yang baik dalam menjaga hubungan tali silaturahmi antara pengurus masjid dengan semua masyarakat yang ada di sekitarnya.
Sebuah tradisi yang sangat mahal dan jarang ditemukan dan dapat dilihat di tengah keramaian orang di ibukota. Hal ini lebih mengukuhkan rasa ukhwah islamiah untuk sellau menjaga hubungan baik antar sesama manusia. Tahun ini saya bisa kembali mengikuti rangkaian tradisi ini dengan perasaan suka cita dan bahagia, seperti bernostalgia dengan masa kecil yang melihat kegiatan ini.
Tradisi ini juga diikuti oleh para remaja/i masjid, namun tahun ini karena banyak yang mudik maka kegiatan untuk lebaran bersama dengan remaja ditiadakan. Biasanya lebaran bersama ini dilakukan setelah lebaran bersama bapak-bapak pengurus masjid dan semua masyarakat yang terdiri dari bapak-bapak, remaja dan anak-anak.
Saya berharap tradisi ini terus dilestarikan untuk menjaga kegiatan positif untuk generasi berikutnya. Semua warga setiap ada momen ini selalu berbondong-bondong untuk meramaikan acara kegiatan lebaran bersama ini untuk keliling ke seluruh rumah-rumah yang ada di sekitaran Jemaah Mesjid.
Semoga tahun depan bisa mengikuti kegiatan ini dan bertemu kembali bulan Ramadan berikutnya. Semoga Allah memberikan kesempatan itu untuk kita semua, agar kita bisa beribadah sebanyak-banyaknya untukj mengharapkan ampunan serta mendapatkan pahala yang belipat ganda nantinya sebagai bekal untuk diakhirat nanti. Amin ya rabby
Salam Inspirasi dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H
Duri, 05 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H