Perolehan game kedua lebih tidak terbendung lagi keunggulan yang diperlihatkan oleh Pramudya dan Yeremia dalam menyudahi pertandingan pada game kedua. Mereka berhasil mengungguli perolehan poin dengan sangat jauh sekali, sehingga sulit bagi pasnagan Malaysia untuk mengejar angka yang diraih oleh pasangan Ganda Putra Indonesia.
Game kedua pun berhasil direbut oleh Pramudya Kusumawardana/Yeremia E. Y. Y. Rambitan dengan bermain straight game langsung. Mereka berhasil menaklukkan sang peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, tanpa gentar mereka membuktikan sebagai pemain tterbaik Ganda Putra Asia
Pramudya dan Yeremia berhak untuk mendapatkan Medali Emas sebagai pemain Ganda Putra Terbaik Asia tahun ini. mereka berhak untuk diperhitungkan dalam jajaran pemain elit dunia yang patut untuk diperhitungkan. Selamat atas torehan prestasi ini untuk Pramudya  dan Yeremia, ini adalah pencapaian terbaik dan tertinggi dalam sejarah karir mereka di dalam dunia bulu tangkis.
Sejarah yang diciptakan oleh The Prayer pada BAC 2022
Dengan hasil kemenangan besar ini, Pramudya Kusumawardana/Yeremia E. Y. Y. Rambitan (The Prayer) berhasil mencetak sejarah bagi karir mereka dan catatan sejarah dunia bulutangkis Indonesia. dari pemain non-unggulan mereka berhasil menaklukkan semua lawan dengan tampil maksimal dan luar biasa.
Gelar untuk pemain terbaik Asia terakhir diraih oleh Markis Kido/Hendra Setiawan. Setelah itu tidak ada lagi tradisi estafet untuk melanjutkan kemenangan untuk prestasi yang bergengsi ini. tahun ini Pramudya Kusuma Wardana dan Yeremia Rambitan berhasil membuktikan dan memecahkan kutukan itu sebagai pemain terbaik untuk pertama kalinya setelah tahun 2009.
Prestasi ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Ini adalah gelar tertinggi mereka selama dipasangkan oleh pelatih Herry IP dan Aryominarat sebagai wakil pelatih untuk sektor Ganda Putra Indonesia di PB PBSI. Sejarah kembali terukir untuk diri mereka dan catatan dalam sejarah bulu tangkis nasional.
The Prayer dibei julukan sebagai "The Giant Killer"
Sebagai pemain non-unggulan yang memiliki ranking dua puluh besar, mereka muncul dalam turnamen Badminton Asia Championship sebagai batu loncatan dan menambah pengalaman untuk diri mereka dalam mengikuti berbagai turnamen.
Dari babak penyisihan babak pertama hingga semi final, mereka mengikuti pertandingan tidak berjalan dengan mudah. Mereka harus bertemu dengan lawan-lawan yang memiliki kekuatan dan catatan prestasi yang sangat luar biasa dari diri mereka sebagai pemain muda dan non-unggulan.
The Prayer berhasil menaklukkan pemain unggulan keenam pada turnamen ini asal Malaysia Ong Yew Sin/ Teo Ee Yi, kemudian pada babak Quarter Final mereka harus bertemu dengan sang Juara Dunia 2021 asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayasi. Pasangan Jepang ini merupakan pemain Ganda Putra Terbaik saat ini yang memiliki banyak gelar yang diraih pada tahun 2021, mereka juga berhasil ditaklukkan oleh The Prayer dengan permainan yang tidak mudah.
Pada babak semi final The Prayer kembali dihadapkan dengan lawan dari teman senegara yaitu Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian. Dengan seringnya bermain sparring di lapangan ketika latihan, jadi mereka sudah tau kelemahan dan kelebihan dari masing-masing pasangan. Permainan pun tidak mudah dan mereka berhasil membuktikannya sebagai pemain muda yang memiliki potensi untuk jadi juara.