Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Toleransi Beragama, Menumbuhkan Ikatan Silaturahmi Antar Sesama (Ceritaku bersama Sahabat)

17 April 2022   21:50 Diperbarui: 17 April 2022   22:00 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang paling buat saya takjub ketika Hari Raya Idul Fitri, salah satu teman saya selalu datang ke rumah untuk mengucapkan selamat hari raya dan bersilaturahmi ke rumah untuk bertamu, saya pun menghargai mereka yang telah datang ke rumah untuk mengucapkannya dan saya pun berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk melayani selayaknya tamu yang datang ke rumah.

Saling menghargai antara satu dengan yang lain, membuat kita hidup terasa lebih berguna dan bermanfaat untuk orang banyak. Kita sebagai makhluk social harus saling bersosialisasi dan menjaga silaturahmi antar sesama manusia. Setiap kita memiliki ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, sehingga terwujud sikap tolong-menolong, saling menghargai dan menghormati dengan segala perbedaan yang ada.

Hubungan toleransi ini terus berlanjut dalam kehidupan saya, termasuk pada lingkungan tempat tinggal saya. Ada satu keluarga yang memiliki agama Buddha yang memiliki suku Tiong Hoa, tapi kali hidup dalam keakraban dan selayaknya saling menjaga hubungan antar sesama. 

Tidak pernah ada perselisihan atau pertengkaran dari hubungan social kami, setiap interaksi selalu mewujudkan ketentraman dan menumbuhkan sikap tolong menolong dan tetap saling menghargai antar sesama.

Bertukar pikiran dengan menjaga toleransi beragama

Suatu hari saya pernah ditanyakan oleh salah satu teman saya tentang perihal "Ucapan Selamat Natal", hal ini kita sudah pasti tau bahwa banyak pertanyaan dan pro serta kontra perihal ini ketika sudah masuk bulan Desember setiap tahunnya.

Pembicaraan perihal ini saya diskusikan langsung dengan teman-teman yang ada di dekat saya, saya hanya menjelaskan bahwa "hal tersebut tidak bisa saya jelaskan dengan baik tapi saya hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh Nabi kami Muhammad SAW." Ucapku. "dalam Al Quran pun kami sudah diperintahkan untuk hal ini dengan menyikapinya "untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku", jadi kami menjalankan apa yang ada di dalam firman Tuhan. Saya pun tidak menyalahkan juga bagi orang-orang yang mengucapkan hal tersebut karena itu menjadi urusan mereka."

Dengan penjelasan yang saya berikan tadi teman saya sangat terbuka dalam menerima perbedaan pendapat, sejak saat itu isu-isu tentang agama selalu kami bahas dengan tetap menjaga masing-masing hal yang dianggap tidak pantas tidak perlu untuk kami bicarakan. Kami selalu berusaha untuk berdiskusi agar tali silaturahmi tetap terjaga dan komunikasi kami tetap baik untuk selamanya.

Pertemanan dan persahabatan kami pun terjalin dengan sangat baik hingga saat ini, saling berbagi pengetahuan dan berdiskusi mengenai isu-isu yang menarik dan bagus untuk di diskusikan bersamanya. Silaturahmi kami bertumbuh dengan terjaganya toleransi diantara kami dalam perbedaan agama, namun hal itu tidak dijadikan sebuah permasalahan yang serius karena semua kita berhak untuk hidup bersosial dengan siapa saja.

Sekarang sahabat saya ini seorang Pendeta di Huria Kristen Indonesia (HKI), ia mengabdikan dirinya untuk umat Kristen yang ada di lingkungan tempat ia tinggal. Komunikasi kami tetap terjalin, terakhir bertemu pada saat persalinan anak pertamanya di kampung halaman kami Kota Duri. Saya datang sebagai layaknya seorang teman dan sahabat yang selalu mensupport dan menjaga tali silaturahmi yang terjalin dengan sangat baik.

Saya berharap dengan menjaga toleransi hidup beragama, kita bisa hidup berdampingan dengan siapa pun. Semua orang berhak untuk mendapatkan tempat yang layak untuk hidup bersosial, jangan pernah menajdi orang antipati dan intoleran terhadap saudara kita yang berbeda agama.

Inilah sedikit banyaknya kisah dan pengalamanku dalam hidup bertoleransi dengan teman dan sahabat yang ada di amsa sekolah, hingga saat ini kami pun masih berhubungan baik dan tetap menjaga tali silaturahmi layaknya sebagai saudara dan keluarga yang besar. Tidak ada yang sempurna didunia ini jika kita bisa bermanfaat bagi banyak orang yang ada di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun