Bagi para penggiat literasi pasti sudah kenal dengan sosok penulis yang bernama Pramoedya Ananta Mastoer atau Pramoedya Ananta Toer. Penulis yang sangat produktif dalam membuat sebuah karya dalam setiap kesempatan dalam memberi warna dalam perkembangan dunia literasi di negeri ini.
Mungkin banyak orang yang tidak tahu kapan beliau lahir tapi bagi para penggiat literasi akan selalu ingat dengan sosoknya. 06 Februari merupakan tanggal lahir dari sang penulis hebat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pramoedya Ananta Toer lahir pada tanggal 06 Februari 1925 dan wafat pada 30 April 2006.
Dalam dunia literasi Pramoedya Ananta Toer telah menghasilkan 50 Karya, baik itu novel maupun tentang pemikirannya dalam menentang pemerintah dan masa colonial sebelum kemerdekaan. Haknya dalam menyuarakan tentang kebebasan pada pmeikirannya terjadi pada masa orde baru. Padahal karya beliau telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing di dunia.
Karya Pramoedya Ananta Toer
Bagi para pecinta literasi pasti tidak asing dengan karya beliau yang paling fenomenal yaitu Tetralogi Bumi Manusia. Novel Tetralogi ini terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. Salah satu dari tetralogy novel ini telah difilmkan dan berhasil menjadi Box Office tanah air di Indonesia.
Dalam menyambut hari ulang tahun beliau, seluruh para penggiat literasi selalu memperingati hari lahirnya penulis hebat yang dimiliki oleh negeri ini. Sosok Pramoedya Ananta Toer selalu memiliki ruang tersendiri dalam mengisi waktu luang dengan membaca karya-karya yang sangat luar biasa dan memiliki kejeniusan dalam merangkai kata.
Jika mengingat Pramoedya Ananta Toer pasti saya ingat juga dengan sosok Buya Hamka dari wilayah Sumatera. Kedua sosok ini merupakan paling produktif dalam menghasilkan karya-karya luar biasa dan memiliki pengaruh hebat pada masanya. Saya salah satu penggemar dari penulis-penulis hebat yang dimiliki oleh negeri ini.
Karya Pramoedya Ananta Toer yang lain adalah Jang Sudah Hilang (2004), Gadis Pantai (1987), Perburuan (1950), The Fugitive (1950), Bukan Pasar Malam(1951), Cerita dari Jakarta (1999), Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer (1979), Arok Dedes (1999), Panggil Aku Kartini Saja (2003), Cerita Calon Arang (1957), Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (1995) dan masih banyak lagi.
Hampir sebagian judul buku yang saya sebutkan tadi masih tersedia di toko-toko buku nasional yang ada di kota-kota seluruh Indonesia. Semua karya Ananta Toer masih dicetak ulang oleh penerbit-penerbit besar dalam memenuhi kebutuhan dari para penggiat literasi yang ingin mengkoleksi atau memiliki dari semua karya beliau. Saya termasuk salah satu yang suka membaca dan mengkoleksi buku beliau, tapi masih dalam pengumpulan dan masih dalam wish list yang akan segera dilengkapi.
Sosok Pramoedya Ananta Toer dalam Dunia Literasi Saat Sekarang
Pramoedya Ananta Toer merupakan sosok yang paling terkenal dalam dunia literasi di Indonesia. semua karya beliau sangat dikenal dengan baik oleh semua orang, baik itu di dalam negeri sendiri maupun di luar negeri juga. Siapa sangka juga Pramoedya Ananta Toer pernah berhasil mendapatkan nominasi Nobel Sastra sebanyak enam kali.
Pramoedya Ananta Toer juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan International, sebut saja Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS (1988), The FUND for Free Expression, New York, AS (1989) hingga Centenario Pablo Neruda, Chili (2004). Tidak sampai disitu Pramoedya Ananta Toer juga pernah meraih medali dari Filipina.
Dalam perkembangan dunia literasi saat ini masih banyak Pekerjaa Rumah yang harus dilakukan oleh Pemerintah. Banyak hal yang perlu diperbaiki terutama untuk masalah pembajakan buku yang semakin marak terjadi dan dilakukan secara terang-terangan. Karya-karya dari para penulis termasuk Pramoedya Ananta Toer menjadi korban dalam beberapa kasus yang berani memperjual belikan dengan harga murah dan kualitas yang buruk sekali.
Daya minat baca Indonesia sangat tinggi tapi yang menjadi permasalahannya adalah harga buku yang semakin mahal dan tidak sanggup untuk beberapa kalangan membelinya. Sehingga mereka yang tidak sanggup dengan terpaksa banyak membeli dari online dengan harga murah tapi kualitas buruk alias bajakan. Saya juga pernah tertipu dari salah satu penjual buku online dari platform digital, tapi itu akan menjadi pengalaman pertama dan terakhir.
Saya berharap sosok Pramoedya Ananta Toer dalam berani menyuarakan pemikirannya dalam menghasilkan sebuah karya merupak satu cara terbaik dalam menyampaikan aspirasi kepada petinggi negeri. Dulu dengan beraninya beliau sempat pernah dibungkam dan dipenjara oleh pemerintah yang berkuasa.
Sekarang zaman telah berubah menjadi demokrasi yang mana semua orang berhak unutk bersuara dalam menyampaikan keresahan dan pemikirannya untuk disampaikan melalui media tulis. Semangat Pramoedya Ananta Toer perlu dicontoh dan menjadi panutan bagi anak-anak muda milenial saat ini.
Selamat ulang tahun bapak sastrawan Indonesia Pramoedya Ananda Toer, nafas dan semangat beliau dalam memajukan dunia literasi perlu dicontoh dan diteladani oleh para penggiat literasi. Saat ini kita masih memiliki penulis hebat lain yang memberi contoh kepada generasi muda saat ini, kita masih memiliki Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy), Dewi Dee Lestari a.k.a Dee, Akmal Nasery Basral a.k.a Uda Akmal, dan masih banyak lagi.
Salam inspirasi dan Salam Literasi
Pekanbaru, 06 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H