Drama mundurnya seluruh pemain Indonesia di kejuaraan Dunia, ternyata tidak habis sampai disitu saja. Beberapa hari setelah itu Badminton World Federation (BWF) juga mengumumkan beberapa pemain peringkat nomor satu dunia yaitu Tunggal Putra Jepang Kento Momota ikut mundur dalam turnamen Kejuaraan Dunia.
Setelah itu Carolina Marin hari ini secara resmi juga ikut mundur dalam turnamen Kejuaraan Dunia bulutangkis di negaranya sendiri. Carolina Marin merupakan pemain yang pernah meraih tiga kali gelar sebagai pemain terbaik dan menjadi Juara di turnamen ini. Keputusan ini sungguh lebih mengejutkan dan membuat seluruh pecinta olahraga bulu angsa ini tambah kecewa dan sedih mendapatkan kabar berita ini.
Kento Momota dan Carolina Marin merupakan Tunggal Putra dan Putri terbaik dunia saat ini. Mereka memutuskan mundur dari turnamen Kejuaraan Dunia disebabkan oleh adanya gangguan atau cedera yang dialami oleh masing-masing atlet. Carolina Marin yang dalam masa penyembuhan pada angkle kakinya, sedangkan Kento Momota cedera sejak partai perempat final di SimInvest Indonesia Open 2021.
Dengan mundurnya banyak pemain top dunia di turnamen Kejuaraan Dunia, event ini menjadi tidak menarik lagi untuk diikuti oleh para pecinta bulutangkis terutama para fans yang ada di tanah air. Semua penggemar kecewa dan kesal dengan banyaknya berita yang tidak menyenangkan satu per satu muncul ke permukaan untuk mewarnai turnamen Kejuaraan Dunia bulutangkis tahun ini.
BWF terlalu memaksakan Kejuaraan Dunia dengan schedule yang padat
Saya sangat perihatin dengan kondisi para atlet bulutangkis dunia saat ini, mereka bermain dan mengikuti semua turnamen tanpa mengenal rasa lelah dan capek dengan schedule yang padat. Pertandingan yang diikuti oleh para atlet seakan tiada pernah henti, saya masih bisa menghitung sendiri sudah berap turnamen yang telah diikuti oleh para atlet untuk memenuhi ambisi dari BWF untuk mengejar schedule pertandingan yang tertunda oleh wabah pandemi.
Setelah Olimpiade Tokyo, schedule jadwal BWF dimulai dari Turnamen Piala Sudirman Cup dan Thomas Uber Cup 2021. Kemduain dilanjutkan dengan turnamen tour eropa yang dimulai dari Denmark Open, French Open dan Hylo Open 2021. Setelah semua turnamen selesai para atlet tidak diberi kesempatan untuk istrahat atau recovery secara maksimal, semuanya berpindah ke Indonesia.
Turnamen yang diselenggarakan oleh BWF untuk para atlet di Indonesia adalah Daihatsu Indonesia Master, SimInvest Indonesia Open dan HSBC BWF World Tour Final di Westin Nusa Dua Bali Resort. Tiada henti tanpa turnamen yang harus di ikuti oleh semua atlet. Turnamen yang berlangsung merupakan sebuah level superseries tinggi, dimana seluruh pemain peringkat sepuluh besar wajib mengikuti setiap turnamen yang berlangsung.
Dengan melihat ini semua saya pikir wajar jika banyak pemain yang mengalami cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan di turnamen berikutnya. Mereka harus berpikir dua kali untuk bisa memutuskan kapan mereka untuk bermain dan kapan mereka harus berhenti. Hal ini mereka dipaksa untuk mengikuti banyak turnamen yang disleenggarakan oleh BWF, alhasil cedera tak bisa dielakkan oleh semua pemain.
Kondisi pandemi saat ini tidak bisa dijadikan alasan untuk kembali memaksakan penyelenggaraan sebuah turnamen seperti ini. Turnamen dengan schedule tiada henti membuat bencana besar untuk para atlet yang akan mengalami banyak cedera, dari turnamen yang telah dilaksanakan kemarin sudah berapa banyak pemain yang mundur dan harus membayar denda dengan aturan yang berlaku dari BWF.
BWF harus belajar dari tahun ini
Kita semua tahu bahwa masalah wabah virus covid-19 belum usai dan masih belanjut dengan adanya varian baru. Dengan peningkatan pasien korban varian baru di eropa saat ini, menjadi salah satu alasan besar dan tepat yang telah diambil oleh Ketua Umum PP PBSI untuk menyelamatkan para atletnya. Kita tidak tahu bagaimana kondisi saat ini yang ada di Spanyol untuk kesiapan mereka sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia.
Saya mengambil nilai positif dari keputusan yang telah diambil oleh pengurus PBSI dalam melindungi keselamatan dan kesehatan para atlet. Hal itu sangat penting dan patut kita hargai, karena kita semua melihat bagaimana perjuangan mereka dalam meraih kemenangan untuk bisa berpenampilan maksimal dengan kualitas dunia.