Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Fakta Menarik Event Piala Thomas dan Uber Cup 2021

19 Oktober 2021   14:00 Diperbarui: 19 Oktober 2021   14:10 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : badminton.ina/akun instagram

Perhelatan Piala Thomas dan Uber Cup 2021 di Aarhus, Denmark yang berlangsung 9-17 Oktober 2021. Diikuti oleh 31 negara yang bersaing untuk memperebutkan Piala Supermasi kekuatan untuk Piala Thomas dan Uber Cup 2021. 

Hasilnya sudah kita lihat bersama Piala Thomas Cup diraih Oleh Indonesia dan Piala Uber Cup kembali balik ke tangan China setelah dua tahun lalu di rebut oleh negara Japan.

Piala Thomas Cup setelah 19 tahun lamanya melalang buana ke beberapa negara seperti China dan Denmark, kini kembali pulang ke tanah Ibu Pertiwi sejak terkahir kali singgah pada tahun 2002 ketika Tim Thomas Indonesia melawan Malaysia dilaga partai Final Piala Thomas Cup 2002 dengan skor 3-2. 

Kali ini impian itu sudah berakhir dan terwujud dari para pahlawan muda Indonesia Ginting dan Kawan-kawan jatuh bangun untuk mengembalikan Piala Thomas Cup untuk balik ke tangan Indonesia.

Seluruh bangsa Indonesia bersuka cita menyambut kemenangan fantastis dan luar biasa yang di perlihatkan oleh Anthony Sinisuka Ginting, Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian dan Jonatahan Christie untuk bisa memperoleh kemenangan dan membawa pulang Piala Thomas Cup ke Indonesia. Banyak hal dan fakta menarik yang perlu disimak oleh pembaca Kompasianer untuk kemenangan Indonesia di partai Final Indonesia melawan China.

Banyak hal yang perlu dibahas yang bisa diberikan informasi kepada para pembaca kompasiana, berikut fakta menarik untuk disimak selama perhelatan Piala Thomas dan Uber Cup 2021 :

Sumber foto : badminton.ina/akun instagram
Sumber foto : badminton.ina/akun instagram

Banyak Pemain yang Retired

Pada  perhelatan Piala Thomas dan Uber Cup 2021 begitu banyak dari beberapa pemain kelas dunia yang Retired pada laga yang sedang bertanding, Seperti Palemo dari France, Ranchanok Inatanon dari Thailand sampau pemian yang diharapakan untuk bisa melawan Ginting di Pertandingan Final Piala Thomas Cup 2021 yaitu Shi Yuqi yang harus mundur pada momen laga Semifinal melawan Tunggal Putra Japan yang memiliki peringkat nomor satu dunia yaitu Kento Momota .

Keputusan yang paling kontroversial yang diambil oleh Shi Yuqi,ketika diwawancarai oleh salah satu wartanwan dari Badminton Europe 

"Secara teknik, ketika aku memutuskan untuk retired di skor tersebut, artinya aku tidak kalah, karena skor lawan belum menyentuh angka 21" ujar Shi Yuqi.

Ini menjadi sebuah pertanyaan besar dan mengapa tidak menyelesaikan pertandingan yang hanya membutuhkan satu angka menuju kemenangan untuk lawannya Kento Momotan 20-5. Kita berharap agar kejadian ini tidak terulang kembali karena merusak nilai Sportifitaas dalam berolahraga, setiap atlit pasti tidak ingin mengalami cedera karena ini snagat menganggu dan berakibat fatal untuk karir mereka.

Road to Final Thomas Cup Indonesia

Pada pertandingan Piala Thomas Cup 2021, Indonesia menghadapi lawan yang tidak mudah dan memiliki perjalanan dan perjuangan yang panjang hingga memastikan untuk masuk ke babak Final Thomas Cup 2021 hingga menjadi Juara. Pada Fase Group Tim Thomas Cup Indonesia memiliki lawan yang sangat kuat yaitu Thailand, Chinese Taipe dan Algeria.

Pada Fase group Indonesia berhasil melawan Algeria dengan skor 5-0, Thailand 3-2 dan Chinese Taipe 3-2. Pada pertandingan Quarter Final Indonesia kembali berhadapan dengan Malaysia yang berhasil dimenangkan dengan skor 3-0 sekaligus dan berlanjut ke babak Semifinal yang berhadapan dengan Denmark 3-1. Sungguh pertandingan yang berat dilalui oleh Tim Thomas Cup Indonesia untuk bisa meraih podium Juara.

Pemain yang berlaga di Final

Anthony Sinisuka Ginting menjadi Tunggal Putra pertama yang akan diturunkan untuk melawan Lu Guang Zu, kemenangan yang diraih oleh Ginting dengan rubber game. Kemenangan yang di raih Anthony menambah rasa percaya diri untuk Ganda Putra pertama  Muhammad Rian Ardianto dan Fajar Alfian yang akan berlaga melawan He Jiting dan Zhao Haodong, kemenagan diraih dengan mudah straight game langsung.

Pertandingan penentuan ada ditangan Jonathan Christie, pada sesi wawancara dengan wartawan ia berkata 

"Terima kasih Tuhan, tanpa dia aku bukan apa-apa. Saya juga ingin berterima kasih kepada fans Indonesia, dirumah dan di stadion ini. Saya bangga menjadi orang Indonesia." Uajr Jojo setelah laga meraih kememangan melawan Tunggal Putra China Li Shi Feng.

"Saya perlu berterima kasih kepada Anthony Ginting untuk membawa Indonesia unggul 1-0 dan Fajar/Rian untuk membuat Indonesia memimpin 2-0 jadi saya lebih sedikit lebih percaya diri. Dan saya sedikit gugup di game pertama dan saya mengambil kesempatan itu. Permainan rubber game dan saya berkata paa diri sendiri, "Lets go, seratus menit lagi, ayo." Ujar Jojo melanjutkan wawancara dengan badminton Europe.

 "ketika rubber game terjadi, saya berkata pada diri sendiri, kita lihat saja, serratus menit atau serratus dua puluh menit. Lets go" katanya untuk memotivasai diri sendiri dalam laga pertandingan di lapangan.

Piala Thomas Cup kembali ke tanah air

Indonesia terakhir membawa pulang Piala Thomas Cup pada tahun 2002, kalo dihitung dari sekarang suah 19 tahun Piala Thomas Cup diperebutkan oleh negara lain. Pada tahun 2021 Piala Thomas Cup akhirnya bisa balik ke tangan Indonesia dan menggenapkan status kekuatan Tim Bulutangkis Dunia untuk gelar ke 14 sebagai peraih Piala Thomas Cup.

Indonesia merupakan negara yang paling banyak meraih Piala Thomas Cup selama pehelatan ini berlangsung. Indonesia Juara Thomas Cup sejak tahun 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1996, 1998, 2000, 2002 dan sekarang 2021. Sungguh perjuangan yang sangat membanggakan dan membuat seluruh bangsa Indonesia merasakan suka cita yang sangat luar biasa termasuk saya sendiri melihat dan mencintai Bulutangkis semenjak era Taufik Hidayat.

Indonesia Juara, tapi Merah Putih tidak berkibar

Sumber foto : screenshot/ instagram Taufik Hidayat
Sumber foto : screenshot/ instagram Taufik Hidayat

Hal ini merupakan sebuah pertanyaan yang paling banyak dan paling heboh pada saat podium Indonesia ketika lagu kebangsaan di kumandangkan, bendera yang seharusnya Merah Putih diganti dengan bendera PBSI untuk di kibarkan pada Ceres Arena di Aarhus, Denmark. Tetapi ini tidak mengurangi rasa bangga dan suka cita para atlit, official dan kita bersama.

Perihal bendera Merah Putih tidak bisa di kibarkan karena Indonesia mendapat sanksi dari WADA sebagai wadah untuk Anti Doping Dunia yang menaungi para atlit untuk melakukan test dan lain sebagainya. Ini menjadi sorotan nitizen Indonesia termasuk mantan Atlit bulutangkis dunia yang dimiliki oleh Indonesia yaitu taufik Hidayat.

"..tapi ada yang aneh bendera merah putih gak ada ? di ganti dengan bendera PBSI. Ada apa dengan LADI dan pemeritah kita ? khususnya Menpora Koni dan KOI ? Kerjamu selama ini ngapain aja ? bikin malu negara Indonesia aja. Jangan ngarep jadi tuan rumah Olimpiade atau Piala Dunia , urusan kecil tidak bisa beres. Kacau dunia olahraga ini". cuit tulisan caption Taufik Hidayat di akun instagramnya yang langsung ramai di soroti oleh nitizen Indonesia.

Hendra Setiawan Menggenapkan gelar Major

Hendra Setiawan berhasil menggenapkan seluruh gelar pada event besar untuk olahraga Bulutangkis yang sudah memebsarkan namanya, Ko Hendra ini pernah menjadi Juara Dunia sebanyak 4x pada tahun 2007, 2013, 2015 dan 2019. Kemudian dilanjutkan dengan emas olimpiade Beijing bersama pasangannya Markis Kido (Alm) pada tahun 2008, sekarang ia bisa menggenapkan perolehan prestasi yang lebih tinggi di kejuaraan beregu Thomas Cup 2021 sebagai Ketua dan pemenang untuk gelar juara.

Hendra Setiawan hanya kurang gelar Piala Sudirman Cup, karena selama keikut sertaan sevagai pemain ia selalu kalah dan masuk sampai semifinal. Ini menjadi sebuah target berikutnya sebelum ia pensiun untuk bermain di laga International. Karena regenarasi ini sangat perlu dan ia menajdi sosok tauladan untuk para generasi muda untuk bisa mencontoh hasil yang telah ia dapatkan.

Dukungan Penonton dan Dubes Indonesia untuk Tim Thomas dan Uber Cup 2021

Sumber foto : badminton.ina/akun instagram
Sumber foto : badminton.ina/akun instagram

Para atlit merasa bersemangat dengan adanya dukungan serta doa dari para penonton, baik itu di televise maupun penonton yang langsung hadir menyaksikan sejarah yang tercipta di Aarhus, Denmark setelah 19 tahun lamanya Piala Thomas tidak kembali ke tanah ibu pertiwi.

Dari masa Fase Group yang saya saksikan hingga laga penentu di partai Final Piala Thomas dan Uber Cup, penonton  selalu datang silih berganti setiap harinya untuk memberikan support untuk para atlit. 

Ini merupakan support system yang harus terus dijaga karena sangat membantu atlit untuk bermain lebih baik, hingga ada satu momen ketika Indonesia melawan Chinese Taipe sosok anak kecil yang datang jauh-jauh dari Jerman untuk datang ke Denmark melihat para atlit bertanding.

Pada laga berikutnya Ibu Dubes dan para mahasiswa Indonesia datang ke Ceres Arena untuk memberika dukungan penuh atas para Atlit di laga final Thomas Cup melawan China, saya bisa meraskan begitu besarnya ras cinta rakyat Indonesia terhadap dunia oleahrga bulutangkis. 

Dengan olahraga ini seluruh rakyat Indonesia bersatu memberikan doa, dukungan serta kehadiran mereka untuk datang langsung melihat perjalanan dari perjuangan para pahlawan olahrga negara ini. Terima kasih buat pendukung dan Ibu Duta Besar Indonesia yang hadir pada laga Quarter Final, Semi Final dan Final di Aarhus, Denmark.

Demikian seluruh rangkaian pernak Pernik yang bsia saya sampaikan dan informasikan kepada para pembaca Kompasiana tentang Piala Thomas dan Uber Cup 2021 di Aarhus, Denmark. Sekarang Tim Indonesia berlanjut pada laga Denmark Open Series 1000 yang dilaksanakan 19-24 Oktober 2021 di Odense.

Mari kita kembali memberikan support dan doa untuk yang terbaik bagi para atlit untuk memberikan kualitas pemainan yang terbaik untuk meraih kejuaraan setelah berhasil membawa pulang Piala Thomas Cup 2021 ke tahan air Indonesia. 

Pertandingan untuk Denmark Open Series 1000 dapat di saksikan di siaran TV Nasional sebagai Tuan Rumah Bulutangkis Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun