Hal ini merupakan sebuah pertanyaan yang paling banyak dan paling heboh pada saat podium Indonesia ketika lagu kebangsaan di kumandangkan, bendera yang seharusnya Merah Putih diganti dengan bendera PBSI untuk di kibarkan pada Ceres Arena di Aarhus, Denmark. Tetapi ini tidak mengurangi rasa bangga dan suka cita para atlit, official dan kita bersama.
Perihal bendera Merah Putih tidak bisa di kibarkan karena Indonesia mendapat sanksi dari WADA sebagai wadah untuk Anti Doping Dunia yang menaungi para atlit untuk melakukan test dan lain sebagainya. Ini menjadi sorotan nitizen Indonesia termasuk mantan Atlit bulutangkis dunia yang dimiliki oleh Indonesia yaitu taufik Hidayat.
"..tapi ada yang aneh bendera merah putih gak ada ? di ganti dengan bendera PBSI. Ada apa dengan LADI dan pemeritah kita ? khususnya Menpora Koni dan KOI ? Kerjamu selama ini ngapain aja ? bikin malu negara Indonesia aja. Jangan ngarep jadi tuan rumah Olimpiade atau Piala Dunia , urusan kecil tidak bisa beres. Kacau dunia olahraga ini". cuit tulisan caption Taufik Hidayat di akun instagramnya yang langsung ramai di soroti oleh nitizen Indonesia.
Hendra Setiawan Menggenapkan gelar Major
Hendra Setiawan berhasil menggenapkan seluruh gelar pada event besar untuk olahraga Bulutangkis yang sudah memebsarkan namanya, Ko Hendra ini pernah menjadi Juara Dunia sebanyak 4x pada tahun 2007, 2013, 2015 dan 2019. Kemudian dilanjutkan dengan emas olimpiade Beijing bersama pasangannya Markis Kido (Alm) pada tahun 2008, sekarang ia bisa menggenapkan perolehan prestasi yang lebih tinggi di kejuaraan beregu Thomas Cup 2021 sebagai Ketua dan pemenang untuk gelar juara.
Hendra Setiawan hanya kurang gelar Piala Sudirman Cup, karena selama keikut sertaan sevagai pemain ia selalu kalah dan masuk sampai semifinal. Ini menjadi sebuah target berikutnya sebelum ia pensiun untuk bermain di laga International. Karena regenarasi ini sangat perlu dan ia menajdi sosok tauladan untuk para generasi muda untuk bisa mencontoh hasil yang telah ia dapatkan.
Dukungan Penonton dan Dubes Indonesia untuk Tim Thomas dan Uber Cup 2021
Para atlit merasa bersemangat dengan adanya dukungan serta doa dari para penonton, baik itu di televise maupun penonton yang langsung hadir menyaksikan sejarah yang tercipta di Aarhus, Denmark setelah 19 tahun lamanya Piala Thomas tidak kembali ke tanah ibu pertiwi.
Dari masa Fase Group yang saya saksikan hingga laga penentu di partai Final Piala Thomas dan Uber Cup, penonton  selalu datang silih berganti setiap harinya untuk memberikan support untuk para atlit.Â
Ini merupakan support system yang harus terus dijaga karena sangat membantu atlit untuk bermain lebih baik, hingga ada satu momen ketika Indonesia melawan Chinese Taipe sosok anak kecil yang datang jauh-jauh dari Jerman untuk datang ke Denmark melihat para atlit bertanding.
Pada laga berikutnya Ibu Dubes dan para mahasiswa Indonesia datang ke Ceres Arena untuk memberika dukungan penuh atas para Atlit di laga final Thomas Cup melawan China, saya bisa meraskan begitu besarnya ras cinta rakyat Indonesia terhadap dunia oleahrga bulutangkis.Â
Dengan olahraga ini seluruh rakyat Indonesia bersatu memberikan doa, dukungan serta kehadiran mereka untuk datang langsung melihat perjalanan dari perjuangan para pahlawan olahrga negara ini. Terima kasih buat pendukung dan Ibu Duta Besar Indonesia yang hadir pada laga Quarter Final, Semi Final dan Final di Aarhus, Denmark.