Perhelatan Piala Thomas dan Uber Cup 2021 di Aarhus, Denmark yang berlangsung 9-17 Oktober 2021. Diikuti oleh 31 negara yang bersaing untuk memperebutkan Piala Supermasi kekuatan untuk Piala Thomas dan Uber Cup 2021.Â
Hasilnya sudah kita lihat bersama Piala Thomas Cup diraih Oleh Indonesia dan Piala Uber Cup kembali balik ke tangan China setelah dua tahun lalu di rebut oleh negara Japan.
Piala Thomas Cup setelah 19 tahun lamanya melalang buana ke beberapa negara seperti China dan Denmark, kini kembali pulang ke tanah Ibu Pertiwi sejak terkahir kali singgah pada tahun 2002 ketika Tim Thomas Indonesia melawan Malaysia dilaga partai Final Piala Thomas Cup 2002 dengan skor 3-2.Â
Kali ini impian itu sudah berakhir dan terwujud dari para pahlawan muda Indonesia Ginting dan Kawan-kawan jatuh bangun untuk mengembalikan Piala Thomas Cup untuk balik ke tangan Indonesia.
Seluruh bangsa Indonesia bersuka cita menyambut kemenangan fantastis dan luar biasa yang di perlihatkan oleh Anthony Sinisuka Ginting, Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian dan Jonatahan Christie untuk bisa memperoleh kemenangan dan membawa pulang Piala Thomas Cup ke Indonesia. Banyak hal dan fakta menarik yang perlu disimak oleh pembaca Kompasianer untuk kemenangan Indonesia di partai Final Indonesia melawan China.
Banyak hal yang perlu dibahas yang bisa diberikan informasi kepada para pembaca kompasiana, berikut fakta menarik untuk disimak selama perhelatan Piala Thomas dan Uber Cup 2021 :
Banyak Pemain yang Retired
Pada  perhelatan Piala Thomas dan Uber Cup 2021 begitu banyak dari beberapa pemain kelas dunia yang Retired pada laga yang sedang bertanding, Seperti Palemo dari France, Ranchanok Inatanon dari Thailand sampau pemian yang diharapakan untuk bisa melawan Ginting di Pertandingan Final Piala Thomas Cup 2021 yaitu Shi Yuqi yang harus mundur pada momen laga Semifinal melawan Tunggal Putra Japan yang memiliki peringkat nomor satu dunia yaitu Kento Momota .
Keputusan yang paling kontroversial yang diambil oleh Shi Yuqi,ketika diwawancarai oleh salah satu wartanwan dari Badminton EuropeÂ
"Secara teknik, ketika aku memutuskan untuk retired di skor tersebut, artinya aku tidak kalah, karena skor lawan belum menyentuh angka 21" ujar Shi Yuqi.