Film-film hebat Hollywood sudah antre dan mulai tayang satu per satu di layar besar Cinema XXI, dengan penanganan protokol kesehatan yang ketat dengan pegawai yang ramah, pengunjung merasa nyaman dan kembali merasakan keamanan dalam menonton bersama orang-orang tercinta di dalam bioskop.
Film "Don't Breath 2" merupakan sekuel dari kelanjutan film pertama dengan judul yang sama. Film ini diproduksi oleh Colombia Pictures.Â
Film ini berawal dari pasca kejadian sebelumnya pada film pertama, Norman Nordstrom (Stephen Lang) kini tinggal di pondok terpencil bersama Phoenix (Madelyn Grace) seorang gadis yatim piatu.
Kedamaian keduanya terusik saat sekelompok kriminal datang untuk menculik Phoenix. Dengan segala upaya, Norman berusaha menyelamatkan Phoenix yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Ancaman dan serangan terror pun dimulai dari awal film ini berlangsung.
Film ini dibintangi oleh Stephen Lang, Madelyn Grace, Brendan Sexton III, Adam Young, Rocci Williams, Christian Zagia, Bobby Schofield, Fiona O'Shaughnessy, Stephanie Arcila, Diaana Babnicova dan masih banyak lagi. Film ini disutradarai oleh Rodo Sayagues.
Awal pembukaan film "Don't Breath 2" sudah mulai terasa ancaman bahaya yang menakutkan seperti film sebelumnya, film ini kelanjutan dari film pertama yang pernah rilis pada tahun 2016.Â
Jika ingin mengikuti film terbaru dari Stephen Lang ini, saya menayarankan untuk menonton terlebih dahulu film pertamanya agar bisa memahami dan mengikuti alur cerita film ini dengan baik sampai tuntas.
Perjuangan Norman dalam menyelamatkan Phoenix luamayan menguras emosi penonton, karena seperti kita ketahui sang tokoh utama dalam kondisi tubuh yang tidak sempurna. Norman seorang mantan marinir angkatan darat tentara Amerika Serikat yang sudah lama pensiun dan ia mengalami kebutaan yang permanen pada penglihatannya.
Ketegangan film ini sangat berasa ketika menonton dalam bioskop dengan ruangan yang kedap suara dan sound system kualitas Atmos Dolby.Â
Bisa dibayangkan bagaimana suasana menegangkan ketika saya menonton film yang bergenre Crime, Horror dan Thriller.Â
Penonton dibuat tidak nyaman selama pertunjukan film ini berlangsung, saya merasakan ketegangan dan ketakutan dengan ancaman dan terror yang di alami oleh Norman dan Phoenix dari penjahat.Â
Suasana menonton film ini sesuai dengan judul film, penonton tidak bisa bernafas melihat setiap adegan yang di mainkan selama pertunjukan film itu berlangsung hahahhhaa. percayalah
Alur cerita film ini selalu membuat sulit ditebak, selalu memberi kesan yang berarti untuk para penonton setelah melihat film ini sampai selesai.Â
Sinematografi yang ditampilkan juga tidak mengecewakan dan lebih baik dari film pertamanya. Film ini untuk usia dewasa 17+ karena film ini berisi konten sadis dan pembunuhan yang memperlihatkan perkelahian antara tokoh utama dan penjahat dalam menyelematkan diri mereka masing-masing.
Effect visual action, tembakan dan pembunuhan masih memiliki kengerian dan ketakutan jika kita melihat darah, tapi bagi saya yang tidak takut dan jijik melihat tumpahan darah, bagi saya film ini sangat bagus sekali.Â
Setiap alur memiliki ketegangan dan ketakutan yang meneror jantung penonton setiap saat, jadi menonton film ini lebih seru jika barengan bersama teman kantor, sahabat dan keluarga terdekat.
Plot twist pada adegan terakhir film ini sangat ditunggu-tunggu oleh para pecinta film di seluruh dunia, karena menurut saya film ini masih memiliki kelanjutan cerita berikutnya yang lebih seru untuk diikuti dengan plot cerita yang lebih keren lagi.Â
Film pertama dan film "Don't Breath 2" tidak mengecewakan, lebih seru nonton di dalam bioskop, karena lebih berasa keteganagn dan teror meneror antara musuh dengan tokoh utamanya.
Hal yang bisa diambil dalam film ini adalah jangan pernah kita menganggu ketenangan orang lain dengan cara yang menurut kita benar.
Karena, masing-masing orang memiliki privasi hidup, kita bisa memilih keputusan mana yang boleh menjadi konsumsi orang lain dan mana yang tidak boleh di ketahui oleh orang lain.
Dalam film ini Norman memiliki pengalaman kisah hidup masa lalu yang sangat kacau dan memiliki tindakan kriminal yang sangat besar dalam hidupnya.Â
Namun dengan adanya kehadiran Phoenix sebagai anak angkatnya, ia mengubah pola hidupnya menjadi orang yang lebih baik. Terlihat perubahan karakter Norman pada film pertamanya, ia lebih tertutup dan sangat mengayomi dan mendidik anak perempuan itu menjadi anak yang tangguh dan berani dalam mengambil sikap.
Jangan pernah menilai orang dari persepsi kita sendiri, kita harus mendekati orang tersebut untuk bisa mengetahui karkater dan sifat dari orang tersebut.Â
Ketika orang yang kita dekati itu seperti Norman, ini sungguh mendapatkan kemalangan yang tragis seperti penjahat dalam film ini karena salah orang dalam melakukan tindakan kejahatan, dengan basic mantan seorang militer dia lebih tahu bagaimana menghadapi musuhnya dengan akurasi dan taktik yang lebih baik untuk melawan serta dalam melakukan penyerangan.
Film "Don't Breath 2" saya berikan rating 8.5/10, penilaian ini saya berikan setelah menilai secara keseluruhan dari menonton film ini sampai selesai.Â
Alur cerita, sound film, dan effect sadis film ini sangat berasa dan keren. Pembunuhan yang dilakukan terlihat nyata dan plot twist dalam film ini susah ditebak dan sangat sulit untuk menerka karena diluar ekspetasi penoton.
Film ini sudah bisa disaksikan di boskop-bioskop kota kesayangan anda. Jangan lupa mematuhi protokol kesehatan dan menjalankannya dengan menerapkan 3M yaitu Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak.Â
Jangan lupa juga untuk selalu mengaktifkan aplikasi Peduli Lindungi untuk mempermudah akses kita untuk keluar rumah apabila ada pihak yang meminta untuk memperlihatkan aplikasi tersebut saat berkunjung ke pusat perbelanjaan dan keramaain, seperti mall, bioskop dna tempat wisata.
Semoga bermanfaat dan selamat menonton.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI