Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hasil yang Tidak Memuaskan hingga Pergi ke Tukang Potong Rambut

9 Juli 2021   12:20 Diperbarui: 9 Juli 2021   12:22 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memiliki pengalaman yang menarik dalam menjalani kehidupannya, termasuk diri ku yang memiliki pengalaman lumayan lucu untuk topik pilihan kali ini. 

Kejadian ini terjadi ketika aku masih duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), pengalaman ini merupakan kejadian lucu kalo di ingat-ingat sekarang. 

Kala itu untuk laki-laki yang berada dalam rumah tidak boleh ada rambut panjang, sebagai aturan tanda rambut panjang di rumah ku ketika rambut di kepala bisa di genggam oleh tangan. 

Tanpa terpikir oleh ku rambut di kepala sudah panjang dan melebihi dari yang telah di sepakati dalam rumah. Tiba-tiba abangku menawarkan untuk memotong rambut ku di samping rumah, sebelum ketauan oleh kakak ku.

Dalam keluarga selagi masih dalam kondisi sekolah, tidak ada namanya rambut panjang. Boleh rambut panjang ketika kalian sudah kuliah atau lewat dari SMA. 

Itu pun harus di rawat dengan baik, kalo tidak siap-siap untuk di colak oleh kakak atau ibuku ketika dalam keadaan tidur. Jangan heran jika bangun tidur rambut sudah tidak beraturan lagi, mau tak mau harus di potong ke potong rambut dengan uang yang telah di sediakan di atas meja.

Eksekusi potong rambut pun di mulai, aku pasrah dengan apa yang di lakukan oleh abangku terhadap rambut di kepalaku. 

Aku hanya bisa diam dan duduk manis di bangku yang telah di sediakan, abangku fokus dengan memotong rambut ku dengan seksama dan serius sekali, sehingga membuatku yakin dan percaya hasilnya akan bagus nantinya setelah di potong olehnya.

Setelah sekitar setengah jam ia mengeksekusi rambutku, aku di berikan sebuah cermin di depanku. "Bagaimana menurutmu hasil karya ku ?" ujar abang ku dengan senyum bahagia dan bangganya ia telah menyelesaikan tugasnya. 

Aku perlahan melihat di kaca dan kaget dengan apa yang kulihat "gaya potong rambut apaan ni ?" gerutu ku dengan kesal "apanya yang bagus, kepala ku seperti ada mangkuk  di atas kepala ku" ujar ku marah dengan abangku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun