Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada Apa dengan Literasi Indonesia?

30 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 30 Juni 2021   17:09 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamatkan dunia literasi bangsa ini.

Kita semua tidak bisa memungkiri bahwasanya perkembangan suatu negara berasal dari literasi, banyaknya buku yang di terbitkan dan peminat baca suatu negeri meningkat. Dampak dari itu sangatlah besar untuk kemajuan suatu bangsa, percaya atau tidak itulah realita yang ada sekarang ini.  Penggiat dunia literasi semakin mundur, banyaknya pelanggaran yang terjadi yaitu pembajakan.

Pada zaman sebelum merdeka negara ini banyak melahirkan penulis yang sangat kompetitif, seperti Buya Hamka, Agus Salim, Marah Rusli dan masih banyak lagi. Mereka mengeluarkan ide-ide cemerlangnya dan dengan tulisan mereka rangkai itu menjadi pemacu semangat untuk para pahlawan kita yang terdahulu di zamannya untuk meraih kemerdekaan.

Dunia literasi dulu semakin kuat dan semakin di perjuangkan oleh petinggi bangsa ini, karena mereka tahu bahwasanya memiliki ilmu tanpa membagikan apa yang kita ketahui kepada banyak orang, itu merupakan sebuah keegoisan yang tidak mau berbagi. Dengan adanya media percetakan, maka para ilmuwan mengabadikan temuannya melalui sebuah karya.

Karya yang telah di buat menjadi sebuah benda berharga untuk generasi kita kedepannya, dengan sebuah karya maka kita mengenal Thomas Alfa Edison, Charles Darwin, Albert Einstain dan banyak lagi ilmuwan yang luar biasa didunia ini. Perkembangan zaman tidak dipungkiri dengan kemajuan dunia literasi.

Bagaimana literasi di Indonesia saat ini.

Kita semua bisa melihat berbagai akun media social dari seorang penulis terkenal seperti Tere Liye, beliau merupakan penulis yang sangat produktif dalam mengahsilkan sebuah karya luar biasa dalam dunia sastra novel.  Tere liye sangat vocal dalam memperjuangkan para penggiat literasi, seperti berita beliau mundur dari kepenulisa perihal pajak yang semakin tinggi. Beliau sempat mengundurkan diri dan menarik seluruh karya beliau dari toko buku, ini merupakan bentuk protes yang dilakukan beliau kepada pemerintah.

Saat ini begitu banyak platform yang menyediakan untuk berjualan online, seperti Shopee, Tokopedia dan Lazada. Platform besar ini masih banyak para penjual yang berani menjual buku dengan harga murah dan kualitas jelek, mereka ini adalah pembajak literasi yang semakin hari semakin banyak ada dimana-mana. Sampai saat ini pun tere liye selalu menggaungkan sindiran pedas kepada platform dan pemerintah untuk ikut andil menangani hal ini, karena jika di biarkan akan semakin buruk perkembangan dunia literasi untuk bangsa ini.

Dengan kejadian maraknya pembajakan buku, Tere Liye kembali mengeluarkan karya terbarunya untuk kasus ini, novel itu berjudul "Selamat Tinggal". Kalian akan merasa mual dan tidak percaya apa yang ada didalam buku itu, banyak pelajaran dan nasehat yang kita peroleh setelah membaca buku novel "Selamat Tinggal". (ini pernah ku bahas di artikel sebelumnya disini)

Foto Ilustrasi: Kompas.com
Foto Ilustrasi: Kompas.com

Apa yang harus kita lakukan ?

Sebagai pecinta literasi, mari kita dukung para penulis untuk membeli karya nya dengan yang asli bukan bajakan. Jadilah seorang pembeli yang kreatif dan pintar dalam melihat kondisi, tidak mungkin sebuah buku harga di toko jauh beda dengan harga yang di jual secara online. Satu hal lagi jangan pernah menyebar luaskan E-Book yang berupa PDF yang sering kita temukan di group WhatsApp.

Biasanya para pecinta literasi akan membuat sebuah resensi atau review buku dari penulis yang telah ia baca, ini merupakan langkah untuk menarik orang-orang terdekat kita agar mulai membaca. Para Bookstagram biasanya akan menampilkan foto yang menarik dan ulasan yang membuat para followers untuk mencari dan membaca buku terebut.

Mulailah mengedukasi orang-orang yang ada di sekitar kita tentang manfaat banyak membaca, ini merupakan langkah awal yang berat untuk menyuruh orang membaca. Namun di luar negeri sana membaca adalah sebuah kegiatan yang sering bisa kita liat dimana aja, mereka akan membawa buku dan membaca di lorong dan membawa ke taman sambal bersantai. Bagaimana dengan kita di Indonesia ?

Riset berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Ini merupakan fakta yang sangat menyediahkan untuk generasi bangsa ini.

Bagaimana cara mengenal buku bajakan:

Kualitas buku sangat buruk. Kertasnya buram, hasil cetakkannya tidak terang, atau ada bercak-bercak, lebih buruk dari fotokopian. Bau tintanya menyengat dan beracun. Selain itu harga yang ditawarkan juga murah, jika pembaca kompasiana menemukan buku best seller di gramedia dan di jual dengan harga 20.000 atau 30.000, sudah dipastikan 100% bajakan bukan yang asli.

Jika kalian merasa aman untuk membeli buku asli, lebih baik beli di toko buku langsung. Jika ingin belanja online melalui platform digital, di sarankan melihat track record lisensi yang benar dulu. Bagaimana cara mengetahuinya melihat kolom komentar yang di buat oleh para pembeli sebelumnya yang pernah membeli dari akun penjual tersebut, carilah penjual yang berlisensi dari penerbitnya langsung, itu lebih baik lagi dan sekarang penerbit banyak menjualkan buku terbitannya melalui platform digital.

Harapan literasi Indonesia untuk di masa yang akan datang.

Kita semua pasti mengahrapkan pembajakan di negeri ini segera di berantas, penggerak literasi lebih bersemangta kembali untuk mengeluarkan dan memberikan ide baru di setiap karya yang akan di keluarkannya. Dengan adanya semangat dari kesadaran diri orang-orang ayang ada di negeri ini, mungkin literasi akan semakin maju dan Berjaya.

Literasi yang maju bisa mengeluarkan para generasi muda cemerlang dan brilliant. Dengan banyaknya membaca maka ilmu yang di dapat selalu di upgrade dan di eksplore agar sesuai dengan kondisi saat ini. Di era digital dan Disruption, banyak hal yang berubah dengan cepat yang tanpa kita sadari membuat kita harus mengikuti perubahan tersebut.

Dengan banyak membaca maka kita bisa bersinergi dan mengikuti perubahan setiap zamannya, sehingga Indonesia semakin maju dan semakin Berjaya di masa yang akan datang. Dengan banyak membaca bangsa ini memiliki generasi yang tumbuh dengan ilmu yang bermanfaat dan bisa bersaing di negara maju yang sedang berjuang untuk emmajukan begaranya.

Semoga kita sadar dengan melek digital dan semangat literasi yang tinggi, mulailah semuanya dari diri kita sendi baru bisa menyebarkan kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita untuk melakukan sebuah perubahan yang baik. Jika tidak kita yang memulai semuanya akan menajdi sia-sia, semoga bermanfaat dan salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun