Tidak jarang manusia bersyukur hanya jika mendapatkan nikmat berupa materi duniawi saja. Lalu input mensyukuri nikmat yang jauh lebih hakiki berupa keimanan yang terjaga. Bagi seorang muslim, iman adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Selama keimnan masih tertancap dalam raga, maka tak ada pilihan lain kecuali bersyukur kepada-Nya. Dalam shalat lima waktu, seorang hamba wajib mengulang-ulang permohonannya kepada Allah untuk diteguhkan dalam nikmat iman tersebut. "ihdina as-shirat al-mustaqim" tunjukilah kami jalan yang lurus.
Bersyukur tentu tak sekadar membasahi lidah dengan ucapan syukur semata. Sebagaimana dia tak cukup untuk diakui dalam hati saja tanpa ada refleksi amalan kebaikan. Namaun, sikap syukur yang benar adalah ketika seseorang mampu menjadikan rasa syukur dihati menjadi dzikir dilidah dan berbuah kepada ketaatan kepada Allah semata.
Jangan keliru memilih . . .
Dalam urusan keimanan, keliru bersikap bisa berakibat sangat fatal. Ketika seseorang salah memilih presiden, misalnya. Pilihan yang salah itu hanya berdampak pada penyesalan selama masa periode kepemimpinan sang presiden itu. Namun, berbeda halnya ketika manusia salah memilih jalan hidup. Ketika seseorang tidak mampu mempertahankan fitrah pada dirinya, lalu mengingkari segala nikmat yang diberikan, maka hal ini berujung kepada penyesalan seumur hidupnya. Lebih mengkhawatirkan lagi, sebab kesengsaraan itu akan dirasakan selama-lamanya pada kehidupan abadi yang tiada bertepi lagi.
Jangan pernah menyesali apa yang telah kita putuskan dalam kehidupan, jalani setiap proses yang ada dan bersyukur setiap apa yang telah kita capai dan raih. Sehingga semuanya akan berjalan baik-baik saja tanpa kita harus dibebankan pikiran dengan hal apap pun yang menghantui kita nantinya., semuanya butuh proses yang harus dilalui.
Percayalah pada Allah dan Tuhan yang kita yakini, karena kepada Dia-lah kita tempat meminta dan kepada Dia-lah kita memohon pertolongan dari setiap cobaan masalah yang sednag kita hadapi dikehidupan ini.
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H