"Terima kasih Tuhan, Bandung tempat kelahiranku" Sepenggal lirik dari salah satu band asli Bandung bernama DT09 sebagai rasa syukur lahir di kota yang indah ini. Kota yang selalu membuat kita betah untuk tetap tinggal di sana. Sejauh apapun kita pergi, Kota Bandung akan tetap menjadi tempat ternyaman untuk kembali. Sejuknya Lembang, asrinya Dago, religiusnya Gegerkalong, hingga hingar bingar Sulanjana mewarnai dinamika kota berjuluk Paris van Java ini dan menjadikannya terasa lebih spesial.Â
Terlebih bagi kawula muda yang mengisi masa remaja dengan musik-musik skena. Gemerlap urban Bandung yang meriah selalu dihidupkan dengan event-event musik baik itu skala besar maupun kecil. Skena musik mulai dari Saparua 90-an, Bandung Berdanska, Bandung Berisik, Hellprint, sampai pentas seni SMA selalu menghiasi dan memeriahkan hasanah permusikan di kota Bandung. Â
Hubungan antara Bandung dan musik telah menjadi suatu formula yang sulit untuk dipisahkan. Kota yang menjadi tempat kelahiran musisi dan band band keren mulai dari genre pop hingga underground membuat Bandung tak pernah kehilangan talenta.
Fenomena ini tidak lepas dari anak muda Bandung yang trendy dan senang untuk mengembangkan potensi jati dirinya. Sebagai pembuktian dari fenomena tersebut ketika anda berkunjung ke kota Bandung khususnya di saat kalender libur semester SMA jangan kaget bila menemui berbagai pentas seni musik yang diadakan oleh anak-anak SMA atau cobalah sempatkan diri untuk pergi ke daerah Ujung Berung di sana anda akan menemukan banyak sekali anak muda yang menjadi bagian dari grup band berbagai genre khususnya underground.Â
Menilik fenomena di Ujung Berung hal ini tidak lepas dari adanya kultur musik underground di tahun 90-an sampai 2000-an yang selalu mengalami regenerasi.Â
Apabila dilihat dalam sejarahnya, akan menjadi suatu kebanggaan ketika kita mempunyai band yang bisa tampil di Saparua, betapa prestisiusnya menjadi Rockstar di skena musik Saparua. Sebuah prestasi bagi anak muda pada jamannya yang membuat anak muda Bandung ketika itu berlomba-lomba untuk membuat band Underground.
Jaman berganti jaman, genre berganti genre tetapi Bandung tetap menjadi trendsetter di kancah permusikan Indonesia. Don Lego dengan Ska-nya, Peterpan (Noah) bersama Pop-nya, hingga Burgerkill melalui metalcore-nya. Entah mengapa skena musik Bandung seolah sudah menjadi barometer kesuksesan bagi sebuah band ataupun musisi. Bahkan pengamat musik seperti Buky Wikagoe pun mengakui Bandung menjadi salah satu barometer perkembangan musik.Â
Dikutip dari artikel pikiran rakyat, Buky mengatakan "Jika ada musisi atau band yang selamat main di Bandung, mereka bisa menguasai panggung musik Indonesia" yang artinya kesempatan manggung di Bandung merupakan salah satu ajang pembuktian apakah band tersebut layak dan siap untuk menguasai kancah permusikan Indonesia.Â
Berbagai pelabelan dan julukan yang diberikan pada Kota Bandung di bidang musik menjadi sebuah kebanggan bagi warganya. Kebanggaan tersebut membuat warganya semakin mencintai Bandung dengan cara menjaga marwah permusikan melalui kreativitas seni musik yang tentunya dibarengi pride dan kecintaanya pada kota ini.Â
Sadar atau tidak musik telah menjadi salah satu bentuk cinta warga Bandung terhadap kotanya. Dengan menjamurnya musisi di Bandung membuat marwah itu terus terjaga sekaligus berkontribusi dalam merealisasikan Bandung sebagai kota kreatif. Maka tepat rasanya bila saya katakan bahwa musik adalah bentuk cinta kota Bandung.Â
Sama halnya seperti Persib yang telah menjadi budaya dan tradisi masyarakat Bandung maka musik juga telah menjadi bentuk cinta masyarakat untuk tanah pasundan.
Sebagai rasa cinta saya terhadap Kota Bandung sekaligus penutup dari tulisan ini maka rasa-rasanya akan lebih afdol bila saya tutup lewat lirik lagu karya musisi asal Bandung.
Dan Bandung -- The Panasdalam Bank
"Mungkin saja ada tempat yang lainnya
Ketika ku berada di sana
Akan tetapi perasaanku sepenuhnya
Ada di Bandung
Yang bersamaku ketika itu
Yang bersamaku ketika rindu
Yang bersamaku ketika sunyi"
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H