Mohon tunggu...
Irfan Fadila
Irfan Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mencoba menjadi pewaris peradaban

Mahasiswa Ilmu Politik yang gaterlalu politik. Menyukai sepak bola, musik rock, dan pantai

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Pengalaman Membuat SIM C di Polrestabes Bandung

31 Januari 2022   16:12 Diperbarui: 31 Januari 2022   16:17 5362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Halo wargi Bandung! Kali ini saya ingin berbagi pengalaman ketika membuat SIM C di Polrestabes Bandung yang tepatnya berada di Jalan Jawa. Tulisan saya ini sangat cocok untuk wargi Bandung yang ingin membuat SIM secara mandiri :D hayuu disimak barayaa

*Catatan: Tulisan ini berdasarkan yang saya alami dan tidak ada maksud untuk menjelek jelekan instansi maupun perorangan.

Selama 7 tahun menjadi pengendara illegal diliputi rasa waswas melihat rompi hijau ketika melewati Jalan Otista dan Bundaran Cibiru membawa saya meniatkan diri untuk segera menjadi pengendara yang taat lalu lintas walaupun sebenarnya terpaksa dengan cara membuat SIM sebagai tanda restu berkendara dari negara. 

Sejujurnya saya malas untuk membuat SIM karena sering dijejali oleh ucapan orang-orang bahwa bikin SIM itu susah probabilitasnya 1:10 untuk lulus katanya kalo mau mudah bisa lewat “pihak ketiga” dan itu harganya mahal (banget)

Tapi berhubung saat itu sedang libur semester akhirnya saya mencoba membuat SIM dengan niat untuk mengisi waktu luang. Muda, banyak waktu luang, dan gapunya uang membuat saya idealis untuk membuat SIM sesuai prosedur. 

Rasa percaya diri untuk lulus ujian SIM begitu tinggi karena pengalaman saya berkendara sepeda motor bisa dibilang cukup mahir, sejak kelas tiga SMP sudah akrab dengan mulusnya aspal jalur alternatif  yang menghubungkan antara Nagreg dan Ciamis. 

Beranjak kelas satu SMA semakin intens menjajal jalur Bandung-Ciamis-Pangandaran secara pulang pergi menjadikan saya berada di atas angin untuk melahap semua tes keterampilan SIM C Polrestabes Bandung.

Sudah cukup story telling dan basa basinya sekarang waktunya saya menuliskan cara-cara dan tips membuat SIM sesuai pengalaman yang dialami di Polrestabes Bandung check this outz

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam membuat SIM adalah jangan keliatan clueless karena dengan terlihat bingung biasanya kita mudah terpengaruh oleh bisikan-bisikan yang menawarkan bantuan instan dalam membuat SIM. 

Saran saya ketika kita sudah sampai di Polrestabes Bandung langsung saja parkir dan segera untuk beranjak ke gang samping Tridaya yang ada di jalan Nias Dalam untuk melakukan cek kesehatan. 

Di sana kita akan di cek kesehatan mata, berat badan, tinggi badan, dan tensi darah. Jangan lupa siapkan uang 50rb untuk menebus surat kesehatannya.

Selanjutnya kembali ke gedung Polrestabes tepatnya ke gedung Satpas yang warna biru. Di situ kita serahkan surat kesehatan tadi ke loket satu yang nantinya petugas di sana akan menanyakan kepada kita mengenai pengadaan SIM untuk jenis apa. 

Ketika sudah selesai didata selanjutnya baraya boleh langsung ke loket dua dan tiga untuk identifikasi serta pemotretan. Setelah selesai kita akan diarahkan menuju ke loket empat.

Penting sekali pelajari soal teori Avis di Youtube untuk memudahkan kita di loket empat. Uji teori kerap dianggap remeh padahal bila kita tidak teliti maka siap-siap untuk mengulang di minggu depan. 

Pengalaman saya ketika uji teori di Polrestabes Bandung mendapat sedikit kendala karena komputer yang disediakan di sana mengalami gangguan jaringan. 

Jadi, mau enggak mau gantinya kita harus download aplikasi uji teori sendiri lewat hp dan jaringan internet pribadi lalu bagaimana yang ga bawa hp? yaa menunggu sampe minggu depan itupun kalo jaringannya sudah tidak trouble :D 

Kembali ke pembahasan tes Avis, di tes tersebut kita dituntut untuk fokus dan teliti terhadap pernyataan maupun pertanyaan yang terkadang menjebak kita dalam menjawab, seringkali ada pengulangan soal tetapi pertanyaanya beda maka dari itu harus tetap fokus ya baraya! 

Sistematikanya sendiri kita diberi waktu lima belas menit untuk tiga puluh soal yang setiap soalnya akan dibacakan sebanyak dua kali oleh audio Avis. Nilai minimal kelulusan dari tes Avis ini adalah 60/100 jadi, sebisa mungkin nilai kita harus di atas enam puluh.

Sabar, adaptasi, dan responsif menjadi tips ampuh dalam tes selanjutnya. Setelah lulus tes Avis kita akan menghadapi tes simulator di loket lima. 

Salah satu mimpi buruk bagi para pengguna matic :D kenapa tuhh disebut mimpi buruk? Ya karena di tes simulator motor yang akan kita gunakan adalah motor kupling. 

Kaget gak tuh tiba-tiba simulator pake kupling, sebagai pengguna motor matic saya pesimis karena belum pernah menggunakan motor transmisi kupling. 

Baraya pasti sudah bisa menebak hasil dari tes simulator pertama saya, ya betul sekali GAGAL. Pengalaman pulang pergi Bandung-Ciamis-Pangandaran seolah tak berarti di sini. 

Perlu baraya tau alat simulator yang disediakan sedikit kurang proper perlu adaptasi dalam menggunakannya apalagi para pengguna motor matic Honda. 

Mulai dari stang berdecit sampai gas terasa berat ditambah tempat lampu sein berbeda dengan yang ada di matic Honda. Bila dibandingkan dengan motor-motoran yang ada di Timezone saya rasa alatnya lebih enak motor Timezone. 

Alhamdulillahnya di percobaan kedua saya berhasil. Kuncinya sabar dan tenang.

Intinya jangan lepas kupling sampai suara mesin terdengar ngeden bila sudah terdengar bunyi raungan “NGNGNG” baru lepas kupling. Usahakan jempol kiri di letakan pada tombol sein agar lebih mudah menyalakannya ketika ingin berbelok. 

Gas terus jangan sampai direm karena digas penuhpun kecepatannya hanya sampai 35km/h. Bila menemui petunjuk belok kiri maka belok saja tidak perlu memperhatikan rambu tetapi bila petunjuknya belok kanan maka rambu lalu lintas tersebut harus diperhatikan. 

Tips rambu lalu lintasnya sendiri apabila dari jauh terlihat hijau maka sebisa mungkin melambat karena akan berubah menjadi merah ketika kita mendekati persimpangan. 

Perlu diingat dalam berbelok stang motor jangan sampai dibanting cukup dilambung saja agar tidak oversteering. Selebihnya tinggal ikuti arahan yang ada di layar.

Nilai minimal kelulusan tes simulator ini adalah 60/100 dan saya mendapat nilai 75/100 buah dari kesabaran serta bantuan penguji yang suportif untuk memberi instruksi.

Teori sudah, simulator sudah, lalu apalagi? Eitss masih ada satu tes lagi baraya. Apalagi kalau bukan tes lapangan yang bikin banyak orang gagal dalam mendapat SIM C. 

Kita akan diarahkan untuk masuk ke lapangan tes. Ketika masuk ke lapang tes saya sempat tertawa dalam hati melihat spanduk bertuliskan “Utamakan Keselamatan Jangan Ugal-Ugalan”  karena terkesan kontradiksi dengan tes Zigzag yang lebih mirip manuver berkendara saat saya rolling atau konvoy bersama geng motor SMA. 

Buat temen-temen yang dulunya sering rolling sewaktu SMA boleh banget nih bikin SIM C kapan lagi bakat kita tersalurkan lewat motor pak polisi

Tapi mengenai tes lapangan ini pak polisi menjelaskan bahwa rangkaian tes tersebut dirancang untuk menguji keterampilan kita di lapang jadinya kita tidak akan kaget bila menemui jalan berlubang. Okelahh siap. 

Di tes terakhir kita diberi dua kali kesempatan untuk menjajal trek zigzag, angka delapan, dan putar balik alias huruf U. Harus mulus dalam satu rangkaian, maka dari itu jangan sia-siakan dua kesempatan tersebut. 

Kuncinya adalah sabar, sebisa mungkin tahan gas dikeadaan langsam enggak usah buka gas terlalu banyak. Seimbangkan badan dan fokuskan bukaan gas agar tetap stabil. InsyaAllah ketiga trek tersebut bisa dilalui dengan lancer.

Tips untuk huruf U ambil sisi paling kiri agar kita ada ruang untuk memutar ke kanan, ingat gas harus stabil dan badan seimbang. Sedangkan untuk tes angka delapan sebisa mungkin jangan pake rem depan untuk meminimalisir turunnya kaki karena tidak seimbang

Apabila lulus maka kita tinggal melakukan pembayaran di loket BRI dan melakukan pengisian biodata untuk pencetakan SIM. Setelah semuanya selesai maka anda dapat pulang membawa SIM dengan hati yang senang.

Selamat berkendara dengan tenang, peace, love, and gaul!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun