Mohon tunggu...
Irfandy Dharmawan
Irfandy Dharmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Lawyer Tri Vittama Firm

Mengarungi Samudra Hukum, berlabuh di Dermaga Filsafat, dan Berlayar di Lautan Politik. Seorang Sarjana Hukum yang sedang menambahkan cerita di Perpustakaannya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pernikahan di Indonesia Menurun, Mengapa Generasi Muda Enggan Menikah?

8 November 2024   14:12 Diperbarui: 10 November 2024   21:03 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 60% generasi muda di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak merasa terburu-buru untuk menikah karena lebih fokus pada diri sendiri dan karier. Bagi mereka, pernikahan hanyalah salah satu dari banyak pilihan hidup yang bisa diambil atau tidak diambil.

Pengaruh Media Sosial: Era media sosial membawa pengaruh besar terhadap pandangan generasi muda terhadap pernikahan. 

Kisah-kisah negatif seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, atau masalah perselingkuhan yang marak di media sosial, sering kali membuat generasi muda berpikir ulang tentang pernikahan. 

Selain itu, muncul tren yang dikenal sebagai "marriage is scary" di berbagai platform sosial, yang mempengaruhi cara pandang anak muda terhadap hubungan jangka panjang. Paparan informasi ini berperan besar dalam menjelaskan mengapa angka perkawinan turun.

Dampak Penurunan Angka Perkawinan bagi Masyarakat

Penurunan angka perkawinan ini bukan sekadar statistik; fenomena ini berpotensi memengaruhi struktur sosial, demografi, dan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa dampaknya:

Implikasi Demografis: Salah satu dampak yang paling nyata dari angka perkawinan yang turun adalah pada tingkat kelahiran. Semakin rendah angka pernikahan, semakin rendah pula tingkat kelahiran, yang pada akhirnya berdampak pada komposisi demografi. 

Ketika jumlah kelahiran terus menurun, struktur masyarakat berisiko mengalami ketimpangan, di mana jumlah populasi lansia lebih banyak daripada usia produktif. Kondisi ini dapat menimbulkan tantangan dalam hal produktivitas nasional dan ketersediaan tenaga kerja di masa depan.

Dampak Sosial dan Budaya: Di Indonesia, pernikahan bukan hanya persoalan dua individu, tetapi juga memiliki makna sosial yang dalam. 

Penurunan angka pernikahan bisa mengarah pada pergeseran nilai-nilai budaya, di mana semakin banyak orang yang hidup tanpa pasangan dianggap lebih wajar. 

Fenomena ini berpotensi mengubah norma sosial tentang keluarga dan membentuk pola interaksi sosial yang baru, terutama di daerah perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun