Pengakuan atas kontribusi pengemudi ojol terhadap ekonomi dan kehidupan sosial mendorong diskusi tentang kebutuhan untuk mengadaptasi kerangka hukum yang ada, sehingga dapat mencakup bentuk pekerjaan yang lebih fleksibel dan non-tradisional. Mungkin saatnya untuk mempertimbangkan revisi aturan yang mempertimbangkan realitas pekerjaan di era digital, yang tidak hanya melindungi pekerja dalam struktur tradisional, tapi juga mereka yang bekerja dalam model kemitraan dan kontrak kerja yang lebih dinamis.
Dengan demikian, isu THR bagi pengemudi ojol tidak hanya menyangkut kebijakan perusahaan individu, tetapi juga pertanyaan lebih luas tentang bagaimana norma dan regulasi pekerjaan dapat berkembang untuk mengakomodasi perubahan dalam cara kerja. Debat ini penting untuk memastikan bahwa semua pekerja, terlepas dari status mereka, mendapatkan perlindungan yang adil dan layak dalam ekonomi yang terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H