Mohon tunggu...
Irfandy Dharmawan
Irfandy Dharmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Mengarungi Samudra Hukum, berlabuh di Dermaga Filsafat, dan Berlayar di Lautan Politik. Seorang Sarjana Hukum yang sedang menambahkan cerita di Perpustakaannya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memadukan Cinta dan Logika: Mengapa Perjanjian Pranikah Penting di Era Perselingkuhan?

14 Maret 2024   17:15 Diperbarui: 14 Maret 2024   17:28 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Perjanjian pranikah, seringkali dipandang melalui lensa kehati-hatian hukum, sebenarnya membuka pintu untuk jenis komunikasi yang lebih dalam dan berarti antara pasangan sebelum mereka melangkah ke dalam ikatan pernikahan. Proses pembuatan perjanjian ini mendorong pasangan untuk duduk bersama dan membahas ekspektasi, kekhawatiran, dan rencana masa depan mereka dengan cara yang sangat terbuka dan jujur. Ini bukan hanya tentang siapa yang mendapatkan apa jika hubungan berakhir, tetapi juga tentang bagaimana kedua belah pihak memandang aspek-aspek penting seperti pengelolaan keuangan bersama, kontribusi dalam hubungan, dan harapan tentang peran masing-masing dalam pernikahan.

Komunikasi ini membantu dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi konflik sebelum mereka muncul, memungkinkan pasangan untuk masuk ke dalam pernikahan dengan pemahaman yang jelas tentang nilai, prioritas, dan batasan masing-masing. Dengan memahami dan menghargai pandangan dan kebutuhan satu sama lain, pasangan dapat membentuk fondasi yang kokoh untuk hubungan yang stabil dan harmonis, di mana kedua belah pihak merasa didengar dan dihargai.

Dari sudut pandang hukum, perjanjian pranikah menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk menangani masalah yang mungkin muncul jika hubungan berakhir. Ini mencakup pembagian aset, penanganan utang, dan ketentuan untuk dukungan suami atau istri. Dengan menetapkan ketentuan-ketentuan ini sebelumnya, perjanjian pranikah mengurangi ketidakpastian dan potensi sengketa hukum yang bisa terjadi selama proses perceraian yang penuh tekanan.

Misalnya, jika salah satu pihak memiliki bisnis atau aset signifikan sebelum menikah, perjanjian tersebut dapat menentukan bahwa bisnis atau aset tersebut tetap sebagai milik pribadi, terlindung dari pembagian aset. Demikian pula, jika salah satu pihak membawa utang ke dalam pernikahan, perjanjian dapat menetapkan bahwa utang tersebut tetap menjadi tanggung jawab individu tersebut, melindungi pasangan lain dari kewajiban keuangan yang tidak mereka buat.

Selain itu, perjanjian pranikah bisa termasuk ketentuan untuk dukungan suami atau istri, menetapkan parameter tentang apakah dukungan akan diberikan, berapa banyak, dan untuk berapa lama, jika pernikahan berakhir. Ini membantu kedua belah pihak memiliki kejelasan tentang apa yang diharapkan dan mengurangi kemungkinan pertikaian yang panjang dan mahal.

Dalam esensinya, perjanjian pranikah tidak hanya bertindak sebagai jaring pengaman hukum, tetapi juga sebagai alat komunikasi penting yang memperdalam pemahaman dan kemitraan dalam hubungan. Ini memungkinkan pasangan untuk memasuki pernikahan dengan rasa percaya dan keamanan yang lebih besar, mengetahui bahwa mereka telah berkolaborasi untuk menciptakan fondasi yang kokoh untuk masa depan bersama mereka.

Menjaga Romantisme dan Komitmen

Menggabungkan cinta dan logika dalam merancang perjanjian pranikah sering kali dipandang secara keliru sebagai tindakan yang kurang romantis atau bahkan pesimis tentang masa depan hubungan. Namun, pada kenyataannya, proses ini bisa menjadi ekspresi paling mendalam dari perawatan dan tanggung jawab bersama, dan dapat secara signifikan memperkuat fondasi sebuah hubungan.

Perjanjian pranikah yang dirancang dengan hati-hati menunjukkan komitmen untuk menghadapi realitas kehidupan bersama dengan matang dan bertanggung jawab. Dengan membahas dan merencanakan untuk potensi masa depan---baik yang positif maupun negatif---pasangan menunjukkan keinginan mereka untuk melindungi satu sama lain dan hubungan mereka dari ketidakpastian yang tidak perlu. Ini menciptakan lingkungan di mana kedua belah pihak merasa aman, karena mereka tahu bahwa mereka telah mengambil langkah proaktif untuk menangani masalah yang mungkin muncul, memungkinkan mereka untuk fokus pada pembangunan hubungan mereka tanpa kekhawatiran tersembunyi.

Jauh dari mengurangi romantisme atau komitmen, perjanjian pranikah menegaskan keduanya dengan mengakui bahwa cinta sejati melibatkan lebih dari sekadar perasaan; itu juga tentang tindakan dan keputusan yang kita buat untuk menjaga kesejahteraan satu sama lain. Dalam hal ini, memilih untuk membahas dan menyiapkan perjanjian pranikah adalah bukti dari kedalaman komitmen pasangan. Ini menunjukkan bahwa mereka siap untuk menavigasi kehidupan bersama dengan semua kompleksitasnya, tidak hanya dalam masa-masa mudah tetapi juga ketika dihadapkan pada tantangan.

Dengan merancang perjanjian pranikah bersama, pasangan terlibat dalam tindakan perawatan bersama yang mendalam. Mereka secara aktif menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan emosional dan finansial satu sama lain, mengutamakan kebutuhan dan kekhawatiran masing-masing dalam perencanaan masa depan mereka. Proses ini juga menunjukkan tanggung jawab bersama atas hubungan mereka, karena keduanya berkontribusi terhadap pembuatan perjanjian yang mencerminkan nilai, harapan, dan batasan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun