Mohon tunggu...
irfan darsina
irfan darsina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berpikir Tuhan Tidak Ada

19 Januari 2010   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:23 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cerita anonim lama yang ditulis dengan versi berbeda

Seorang pria, sebut saja Adam, yang merasa rambut dan cambangnya sudah terlalu panjang mendatangi seorang tukang cukur. Ia minta rambutnya dipangkas dan cambangnya dirapikan.

Sambil melakukan pekerjaannya, si tukang cukur mengawali percakapan. “Apakah Anda percaya, Tuhan itu ada?” tanya si tukang cukur.

“Saya seorang yang beragama. Tentu saja saya percaya Tuhan itu ada. Di antara mereka yg tak beragama saja ada yang percaya Tuhan itu ada, apalagi penganut agama,” jawab Adam.

“Saya orang beragama, tetapi saya percaya Tuhan itu TIDAK ADA. Dan saya tidak sendirian. Banyak orang yang seperti saya,” kata-kata si tukang cukur terlontar begitu saja. Adam pun tersentak, heran.

"Lalu untuk apa Anda mengaku beragama? Bukankah Anda lebih baik mengaku atheis saja?" tanya Adam.

"Lho, saya kan hidup di Indonesia, dan di KTP saya harus menyebutkan agama. Ini juga negeri Pancasila sehingga warganya harus mengakui suatu agama agar dianggap bertuhan. Tetapi, sejatinya, saya percaya Tuhan itu tidak ada ," jawab si tukang cukur, mantap.

“Kok bisa? Saya tidak percaya. Itu tidak mungkin,” jawab si Adam.

“Mengapa tidak? Bukankah mayoritas penduduk Indonesia ini merupakan umat beragama. Tetapi Anda tahu, ada banyak birokrat koruptor di sini. Para anggota legislatif itu idem ditto, bahkan lebih parah. Mereka sdh terbiasa melakukan korupsi berjamaah. Mereka semua mengaku beragama, tetapi mereka percaya Tuhan tidak ada. Kalau mereka percaya Tuhan Ada, mereka tidak akan melakukan korupsi, kolusi dan manipulasi macam  itu,” si tukang cuku menjawab agak panjang.

“Saya bisa paham jika Anda dan mereka yang melakukan korupsi itu percaya Tuhan tidak ada. Tetapi itu kan tidak berarti bahwa Tuhan betul-betul TIDAK ADA?!” kata Adam.

“Oh iya, sama saja. Kami percaya Tuhan tidak ada, berarti memang Tuhan itu tidak ada. Perilaku KKN itu jelas menunjukkan Tuhan itu TIDAK ADA. Jika Tuhan YANG MAHA ADIL itu benar-benar ada, tidak ada yang melakukan KKN. Mau Bukti lain? Anda lihat orang yang sakit dan kelaparan di luar sana? Bagaimana mungkin Tuhan Yang Maha Pengasih da Maha Penyayang itu ada, sementara sakit dan kelaparan terjadi di sini?” si Tukang Cukur makin panas dengan argumen2nya.

Adam terdiam sambil melongo. Tapi ia rupanya tidak ingin terlibat perdebatan panas lebih jauh, setelah si tukang cukur mengeluarkan argumen dengan contoh2 konkret dalam kehidupan. Bahkan, sampai proses cukur selesai, ia tak lagi melanjutkan diskusi. Sesuatu yang membuat si tukang cukur merasa menang dan makin yakin, bahwa Tuhan Tidak ada.

Seusai membayar ongkos cukur, Adam ke luar. Di jalan, dia melihat seorang gembel dengan rambut panjang kotor, gimbal tak pernah dicukur, dan cambang tak terurus, seperti ilalang tak bertuan (dulu, belakangan konon sudah dikavling-kavling) di Pegunungan Meratus. Ia kembali menemui si tukang cukur, dan berkata, “ Saya percaya tukang cukur itu TIDAK ADA!”

“Anda ngomong apa?! Saya tukang cukur. Anda baru saja merasakan bagaimana saya cukur. Jangan ngomong sembarangan, ya,” kata si Tukang Cukur dengan nada tinggi.

“Tidak, saya tidak ngomong sembarangan. Tukang cukur memang TIDAK ADA,” tegas Adam lagi. “Jika tukang cukur ada, tidak mungkin ada orang dengan rambut gimbal yang kotor dan cambang tak terurus di luar sana.”

“Oh Tidak. Anda tak bisa bilang begitu. Anda tahu, tukang cukur tetap Ada. Salah dia itu yang tidak datang ke saya untuk bercukur agar rapi,” kata si Tukang Cukur.

“Persis, itu maksud saya. Tuhan itu Ada. Namun, orang2 tidak mau datang kepadaNYA atau tidak mau berupaya mencari DIA. Itu sebabnya banyak orang melakukan korupsi, banyak yang sakit, banyak yang kelaparan,” jelas Adam dengan nada lega.

Ganti Si tukang cukur yang kini melongo bengong....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun