Negeriku gersang dalam kelembaban..
Tanah airku kering dalam kehijauan...
Adakah mata air itu akan kembali menyegarkan?
Air mata darah mengalir dari kesengsaraan rakyat kecil yang meronta tak berkeadilan...
Apakah pancasila hanya tinggal nama??
Akankah bnineka tunggal ika hanya semboyan belaka?
Kini keadilan hanya milik mereka yang berpenghasilan...
Inilah redaksi celoteh negeriku...
Ia menjelma menjadi post imprealisme..
Kini mereka suka "berkuliner kanibalisasi"..
Hobi memakan bangkai saudara sendiri...
Musuh-musuh negeri yang pandai berkamuflase bak pahlawan sejati...
Tak terlihat mana pengasuh mana musuh..
Bergonta-ganti wajah kepentingan dengan bualan mempesona...
Usah kau bersedih pahlawan ...
Usah hiraukan negerimu saat ini..
Rintih lukamu kala kau teriakkan kata merdeka..
Kini hanya tercatat dalam buku dan dokumentasi sejarah yang begitu mengharukan untuk dikisahkan...
Karena penerusmu sudah tak pandai berkisah, apalagi berkasih...
Negeri pewayangan, setiap adegan bergonta ganti peran...
Wayang tampil berwibawa pencitraan..
Kepentingan terpampang di kening penuh kerutan...
Sang dalang asik mendongeng dari belakang.. Mendikte lakon setiap pertunjukan...
Mari kita pulang sahabat seperjuangan..
Pupus sudah harapan...
Bengkulu, boelan pahlawan 2018
* @irfandani30
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H