Dia mengatakan, strategi mendorong energi alternatif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan adalah bagian strategi perusahaan untuk menekan biaya produksi. Saat ini sekitar 20% ongkos produksi perusahaan tersedot untuk kebutuhan energi. Di tengah semakin mahalnya energi tak terbarukan seperti batubara, penggunaan energi alternatif sangat mendesak dilakukan. ”Perseroan juga mengganti batubara berkalori tinggi menjadi batubara berkalori rendah, sehingga bisa lebih berhemat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.
Setiap tahunnya Semen Gresik juga menggelar Semen Gresik Group Award on Innovation (SGG-AI) untuk melahirkan berbagai program inovasi dari internal Semen Gresik Group, termasuk inovasi dalam hal penghematan energi. Dari ajang inovasi tersebut, perseroan berhasil melakukan efisiensi di kisaran Rp 300-500 miliar. ”Dengan cost yang semakin efisien, daya saing perseroan dengan sendirinya terangkat. Muaranya, profitabilitas perseroan bisa meningkat,” ujar Dwi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H