Tulisan ini sebenarnya terinspirasi setelah mengikuti perkuliahan keuangan negara minggu lalu.dalam perkuliahan tersebut sang dosen awalnya membahas mengenai standar kerja dan penilaianya.meskipuna sebenarnya gak begitu nyambung dengan topik awal,sang dosen terus bercerita tentang peliknya penilaian kerja pada aparatur negara.singkat cerita dosen mulai memaparkan bagaimana rakyat kita lebih memilih untuk menyanjung dan memuji aparat pemerintahan yang "doing action like a hero".maksudnya adalah misal seorang polisi akan lebih disanjung sanjung karena berhasil menangkap perampok,politisi karena disorot bekerja dll.
dari sini pikiran saya mulai tergelitik.bagaimana dengan mereka yang tidak?padahal mungkin mereka juga melaksanakan kerjanya dibelakang layar dengan penuh dedikasi namun tetap dengan gayanya yang low profile?misalkan saja seorang polisi berdiri mengatur rambu lalu lintas,yang menilang kita ketika kelengkapan kita tidak memenuhi peraturan,tukang sapu yang mungkin hanya bisa ditemui ketika matahari belum terlihat untuk menjaga kebersihan kota kita?orang orang ini yang tidak terlihat melakukan sesuatu yang heroic seperti halnya superhero namun tanpa jasa mereka ketertiban dan kebersihan kita tidak terjaga.
nampaknya kita harus mulai berpikir secara seimbang dan membuang jauh jauh pemikiran semisal "yah itukan tugas mereka dan mereka dibayar untuk itu".pemikiran inilah yang membuat kita tidak berlaku secara objektif dalam memberikan penilaian kepada orang orang yang ada dibelakang layar ini.secara tidak langsung kita telah berlaku diskrimatif dalam memandang sesuatu.sehingga mungkin sebuah senyuman hangat dan sapaan lembut bagi mereka yang telah menjaga ketertiban dan kebersihan kota kita adalah sebuah harga yang murah diberikan bagi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H