Mohon tunggu...
Irfan Syauqi Beik
Irfan Syauqi Beik Mohon Tunggu... -

Islamic Economist (FEM IPB)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dari "Kerumunan" Menjadi "Gerakan"

7 April 2014   00:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, para akademisi, ulama, praktisi dan elemen-elemen kunci lainnya, harus bahu membahu menggarap sisi demand dari ekonomi syariah, yaitu publik. Publik harus terus menerus diedukasi mengenai pentingnya berekonomi syariah. Kesadaran publik yang terbangun merupakan modal untuk terus menggerakkan gerakan ekonomi syariah.

Sedangkan yang keempat, meminjam istilah Dr Ahmad Mukhlis Yusuf mantan pemimpin LKBN Antara, antar kelompok pengusung ekonomi syariah dilarang untuk saling melemahkan, atau saling men-discount satu sama lain. Menyalahkan yang lain dan menganggap diri paling syari. Seharusnya, kekurangan yang satu ditutupi oleh kelebihan yang lain. Kalaupun ada kekurangan, maka harus ada mekanisme taushiyah yang baik dan konstruktif. Bukan dengan cara yang destruktif dan kontraproduktif. Wallahu a’lam.

***Artikel di atas telah dimuat di Republika edisi 27 Maret 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun