Nama: Irfan Fadhilah
NPM: 6162201107
Â
Maraknya Kasus Pembunuhan di Indonesia
I. PENDAHULUAN
Pada hari Rabu, 19 Oktober 2022, terdapat sebuah kasus penusukkan seorang anak perempuan di Cimahi pada perjalanan pulang setelah mengaji. Kasus penusukkan tersebut berujung kepada kematian anak perempuan tersebut dengan motif pencurian[1]. Tidak lama setelah itu, pada hari Jum'at 21 Oktober 2022, terjadi kembali kasus pembunuhan di Banten dengan motif yang tidak diketahui. Korban penusukkan tersebut adalah Muhammad Naufal, seorang pria berumur 37 tahun[2].
 Kedua kasus pembunuhan tersebut terjadi ketika para korban telah menyelesaikan ibadah, baik itu sholat maupun mengaji. Walaupun kedua kasus belum bisa dipastikan korelasinya, hal tersebut tentunya membuat resah warga sekitar dan warganet, terutama mereka yang sering pergi ke tempat ibadah untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing. Warga-warga melampiaskan kekhawatiran mereka melalui media sosial, mempertanyakan keamanan mereka saat sedang melakukan aktivitas sehari-hari di luar rumah.
Berdasarkan data dari website Badan Pusat Statistik, terjadi sebanyak 898 kasus pembunuhan pada tahun 2020[3]. Jika data tersebut diratakan, maka setiap hari terjadi setidaknya dua kasus pembunuhan di Indonesia. Walaupun data tersebut semakin berkurang dari tahun ke tahun, faktanya tetap bahwa terjadi banyak kasus pembunuhan di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan sebuah negara yang bertekad untuk melindungi semua rakyatnya, berdasarkan pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi "...untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia...".Â
Namun, dengan adanya rata-rata pembunuhan dua orang setiap harinya, cita-cita tersebut belum bisa dikatakan bisa tercapai. Pemerintah telah menetapkan berbagai upaya untuk meminimalisasi tingkat kriminalitas di Indonesia, seperti dibuatnya badan-badan perlindungan negara dan hukum negara.Â
Walaupun upaya-upaya pemerintah juga belum bisa dikatakan sempurna, seperti saat terjadinya kasus tragedi kanjuruhan awal oktober lalu, upaya-upaya tersebut jika dijalankan dengan benar masih bisa mengurangi tingkatan kriminalitas dan menjaga keamanan di Indonesia. Pertanyaan yang tersisa adalah apakah kita sebagai warga negara juga akan membantu untuk mengurangi angka kriminalitas ini.