Sebagian besar kaum adam tentu tahu derby paling menarik minggu lalu di pentas liga Italia, khusunya para pecinta bola. Ya "Derby Della Madonnina" adu gengsi antar klub Internazionale Milano dan AC Milan, rivalitas dua klub terbaik di dunia ini tentunya ditunggu-tunggu dan sangat menarik. Derby kali ini tentunya membawa angin segar bagi Internazionale Milano, berkat gol semata wayang Diego Milito. Poin penuh dari San Siro sangat berarti bagi Nerrazuri-julukan inter bersaing memperebutkan scudetto dan juga kesuksesan bagi the thinkerman-ranieri yang mencatatkan rekor tak pernah kalah dalam laga derby selama karir melatih di Italia. Sukses ini juga sangat berarti membangun kepercayaan diri tim-nya yang sempat terseok-seok di awal musim. Terlepas dari itu semua itu, ada hal menarik ketika para pemain memasuki lapangan. Ada ban hitam melekat di lengan. Mereka menghormati tragedi tenggelamnya kapal mewah Costa Concordia. Memang sepakbola di eropa tidak hanya melambangkan olahraga, tapi sudah menjalar ke semua aspek. Banyak hal positifnya diantaranya penghapusan rasisme dan seakan tidak ketika sepakbola berlangsung tidak ada perbedaan lagi diantara pemain. Dan yang paling penting adalah kemanusiaan. Setiap ada orang besar meninggal entah itu dari kalangan pesepakbola, atlet dan lain-lain serta musibah, bencana dan tragedi kemanusiaan ban hitam melekat di lengan para pemain wujud ikut serta berbela sungkawa. Seperti sebelumnya ada musibah tsunami Jepang dan tewasnya pembalap Simoncelli. [caption id="" align="aligncenter" width="443" caption="Ban Hitam di lengan Diego Milito. Sumber : Google"][/caption] Apakah hal ini sudah diterapkan di Indonesia?. Ternyata hal ini belum diterapkan di persepakbolaan nasional Indonesia. Sangat disayangkan. Selama pantauan saya-orang Indonesia, belum pernah melihat di ISL ataupun IPL ada mengheningkan cipta dan ban hitam di lengan. Entah kenapa? mungkin masih carut-marutnya wajah pesepakbolaan nasional dan dualisme kompetisi. Bisa jadi para pengurus PSSI masih sibuk memikirkan kepentingan. Bukan memikirkan kemajuan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H