Mohon tunggu...
Irfan Ansori
Irfan Ansori Mohon Tunggu... Guru - Perbanyak Jejak Digital Kebaikan

Penulis | Pembelajar | Penyebar Kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kajian Tafsir Alquran tentang Rezeki (3)

3 September 2018   20:41 Diperbarui: 3 September 2018   20:53 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya kajian tafsir Alquran tentang Rezeki (1)

dilanjutkan kajian tafsir Alquran tentang Rezeki (2)

9. Allah SWT juga Berkuasa Membatasi Rezeki

a. QS. Saba [34]: 36

"Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".

Pada ayat ini, disebutkan nabi Muhammad pernah dibully oleh pembesar kafir quraisy, karena jika memang orang muslim pilihan Tuhan, kenapa mereka miskin? kenapa mereka (orang kafir) kaya? Berarti yang diberi kelimpahan harta lah yang diridloi Tuhan.

Padahal, bahwasahanya dilebihkan harta tidak bergantung kepada keridloan dan kemurkaan Allah. Allah membatasi rezeki dan melapangkannya atas kehendaknya. Murni kehendaknya semata. Tugas manusia adalah mencari hikmah dari ketentuan yang diberikan Allah: baik dilapangkan maupun disempitkan rezekinya. Sebagian besar manusia tidak memahami konsep ini.

b.  Qs. Az-Zumar [39]: 52

"Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman."

Sekali lagi ditegaskan melalui ayat ini, tugas orang mukmin bukan mempermasalahan kenapa dia mendapatkan rejeki yang sempit ataupun luas, melainkan mencari tanda-tanda keimanan dibalik ketentuan Allah tersebut. Karena melalui tanda-tanda itulah, dia mengharapkan akan keridloan Allah SWT.

10. Siang Waktu Mencari Rezeki

a. Qs. Al-Isra [17]: 12

"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas."

Siang hari diciptakan Allah SWT agar manusia mampu mencari penghidupan. Melalui keadaan yang terang, tentu manusia bisa mengoptimalkan kemampuannya untuk dapat mencari rezeki, melalui bekerja, berdagang, serta banyak hal lainnya.

b. Qs. Al-Furqan [25]: 47

"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha."

Pada malam hari manusia diupayakan untuk beristirahat, agar siang hari mereka bisa bugar untuk mencari penghidupan.

c. Qs. An-Naba [78]: 11

"dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,"

Keutamaan mencari rezeki pada siang hari lebih utama, karena Allah memberikan resource yang tepat untuk bekerja, seperti terangnya cahaya serta suasana tubuh yang stabil.

Catatan:

Bagaimana jika pekerjaan kita menuntut untuk bekerja pada malam hari? Apakah tidak berdosa melanggar ayat ini?

Jawab:

Sejauh ini, semua saran medis menyepakati malam hari dipergunakan untuk istirahat. Karena hal tersebut merupakan sunnatullah. Adapun, jika kita terpaksa bekerja pada malam hari, maka hal tersebut tidak berdosa. Karena tidak selamanya barang yang tidak sesuai dengan sunnatullah akan berdosa secara mutlak.

Tetapi, karena bekerja pada malam hari berpotensi untuk menzolimi badan yang memiliki hak-nya, maka kami menyarankan:

(1), tetap berupaya dan berdoa kepada Allah SWT, untuk mencari pekerjaan pada siang hari dengan niat mencari ridlo Allah serta menjalankan sunnatullah. Juga tentunya menjaga kesehatan.

(2), jika memang sulit, maka bekerja pada malam hari diperbolehkan dengan niat untuk ibadah menafkahi keluarga. Dengan catatan, segala hal yang berkaitan dengan kesehatan tetap diperhatikan, serta tidak melewatkan salat subuh.

(3), Jika bekerja malam hari terpaksa, selesaikan pekerjaan dengan amanah. Jangan menyengaja untuk sembari bergadang yang menyebabkan menzolimi tubuh.

Sekian,

Ust. Irfan Ansori. S. Sy

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun