Selain itu, BPDPKS turut berkontribusi terhadap penerimaan negara, menjadikannya sebagai aktor kunci dalam pembangunan berkelanjutan. Menurut Setiadi, nilai ekonomi sektor kelapa sawit dari hulu hingga hilir di tingkat nasional mencapai lebih dari Rp.750 triliun per tahun, setara dengan 3,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional yang diperkirakan mencapai Rp.20.892 triliun pada tahun 2023.
Dari anggaran yang telah dikumpulkan oleh BPDPKS, dana tersebut dikelola untuk berbagai pengeluaran. Sebagian besar dari pengeluaran ini dialokasikan untuk insentif biodiesel, yaitu sebesar Rp.110,03 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk menyalurkan 33,05 juta kiloliter biodiesel, yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga CPO, mendukung kemandirian energi, dan mengurangi emisi. Selain itu, anggaran juga dialokasikan untuk program peremajaan sawit rakyat (PSR) sebesar Rp.6,59 triliun, dengan hasil dari pengeluaran ini berupa dukungan untuk 242,5 ribu hektar lahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H