Penulis: Irfa Ilmi, Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN GUSDUR
Moderasi beragama adalah sikap dan praktik yang menekankan pemahaman yang seimbang terhadap keyakinan agama dan nilai-nilai kultural tanpa mengorbankan toleransi, kerukunan, dan saling menghormati perbedaan. Linggoasri merupakan contoh di mana moderasi beragama dapat ditemukan.
Linggoasri merupakan contoh yang sangat menginspirasi tentang bagaimana masayarakat dengan latar belakang agama yang berbeda-beda dapat hidup berdampingan dalam harmoni. Sikap saling menghormati perbedaan agama dan budaya menciptakan kerukunan sosial. Sikap saling menghirmati perbedaan agama dan budaya adalah landasan utama dalam kerukunan sosial yang berkelanjutan di masyarakat.
Desa Linggoasri ditetapkan sebagai desa sadar kerukunan oleh Kementerian Agama pada 29 April 2023, hal ini terjadi karena Linggoasri secara kuat mendorong nilai-nilai toleransi antara pemeluk agama. Seperti contohnya saat umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi, penduduk desa yang masyoritas beragama Islam menghormati dengan cara mengurangi penggunaan pengeras suara saat Adzan. Disisi lain, ketika umat agama Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri para kaum muslim membagikan opor ayam ketetangga sekitar.
Terdapat pola interaksi umat beragama yang sehat Desa Linggoasri. Pola interaksi sosial yang mencakup gotong royong, tolong-menolong, toleransi, dan asimilasi. Hal ini menunjukkan bagaimana moderasi beragama memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi dengan cara yang sehat dan harmonis tanpa mengorbankan identitas agama mereka. Dari poin ini bisa dikatakan bahwa keberagaman merupakan suatu kekuatan di Desa Linggoasri
Toleransi menjadi sebuah landasan utama moderasi beragama di Linggoasri. Moderasi beragama bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga tentang menghargai dan memahami perbedaan antara berbagai keyakinan agama. Terdapat faktor pendukung moderasi beragama di Linggoasri diperkuat oleh faktor budaya, ekonomi, kejawen, dan hubungan kekerabatan. Ini menunjukkan bahwa agama dan budaya dapat menjadi bagian penting dari kehidupan mereka tanpa harus  saling mengecualikan.
Komunikasi antarbudaya dan dialog terbuka memiliki peran penting dalam memelihara moderasi beragama. Linggoasri menjadi contoh nyata bagaimana komunikasi yang efektif menjadi pondasi bagi kerukunan antarumat beragama. Upacara keagamaan yang diadakan secara terbuka memungkinkan umat beragama yang berbeda untuk memahami satu sama lain dengan lebih baik. Selain itu, kegiatan sosial budaya seperti pertemuan bersama dalam konteks keagamaan juga membantu membangun jembatan persahabatan antarumat beragama.
Dengan demikian, melalui komunikasi antarbudaya yang kuat dan dialog terbuka, Linggoasri telah menciptakan lingkungan di mana toleransi, penghargaan, dan saling pengertian antarumat beragama dapat berkembang. Linggoasri menjadi contoh dalam menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip harmoni kerukunan dapat diimplementasikan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari, membuktikan bahwa moderasi beragama dapat dicapai melalui komunikasi yang berkelanjutan dan interaksi positif antarumat beragama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H