Untuk memerangi berita palsu dan misinformasi yang disebabkan oleh buzzer, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Pertama, sangat penting untuk meningkatkan tingkat literasi digital  masyarakat  agar masyarakat bisa kritis dalam mengonsumsi informasi yang beredar. Masyarakat harus belajar dan harus mau untuk memverifikasi sumber informasi sehingga diharapkan untuk tidak langsung percaya kepada informasi yang tidak memiliki dasar yang kuat.
Kedua, platform media sosial harus lebih tegas dalam mengambil tindakan terhadap akun-akun yang terlibat dalam penyebaran hoaks dan misinformasi, seperti penyebar rumor yang  aktif memanipulasi opini publik. Ketiga, penyelenggara pemilu dan media juga harus terus proaktif melakukan pengecekan fakta sepanjang masa kampanye dan pemilu agar masyarakat dapat mengakses informasi yang akurat dan terverifikasi.
Diharapkam pada pemilu mendatang, bersama kita bisa mengangkat tema "kampanye sehat", yang terfokus pada penyampaian visi, misi, dan agenda yang jelas, bermanfaat bagi kemaslahatan rakyat dan tidak saling menjatuhkan dengan cara menyebarkan hoax dan misinformasi. Dengan demikian, proses demokrasi diharapkan dapat berjalan dengan mengimplementasikan asas LUBERJUDIL secara sepenuhnya. Pemilu yang sehat akan menciptakan suasana politik yang kondusif di mana setiap kandidat dipilih berdasarkan kualifikasi dan latar belakangnya, bukan karena manipulasi informasi atau kampanye yang kotor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H