Mohon tunggu...
Irene Sugiharto
Irene Sugiharto Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan / Trainer

Konsultan dalam bidang pengembangan kepribadian. Trainer in personality development.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mencari Kebahagiaan di Era Digital

1 Juli 2024   11:55 Diperbarui: 1 Juli 2024   12:29 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menilik kembali pada Gen Z yang berada di sekitar kehidupan saya, cara mereka mencari kebahagiaan memang terasa berbeda dari generasi-generasi pendahulunya. Namun mereka bukan anomali. Bersama jutaan Gen Z lainnya mengalami kegundahan yang serupa, demikian juga dengan sosok yang ada di dekat saya. 

Dia pintar, cerdas, ingin trampil dalam banyak hal, tapi dunianya dunia gadget, berkomunikasi dengan sahabat-sahabatnya juga mencari cara yang praktis dan terasa menjadi addictive, yaitu bercengkerama melalui media online games. Keterampilan mereka melakukan multitasking tercermin saat mereka berkompetisi  dalam games dan bisa ngobrol tertawa terbahak-bahak pada saat yang bersamaan.

Saya bisa multitasking, tapi saat sedang di depan laptop tak mungkin saya bisa fokus kepada hal lain; bisa saja saya lantas menekan tombol yang salah.

Definisi kebahagiaan mereka; pada sesuatu yang mungkin menjadi slack atau praktis. Lalu apakah itu betul-betul sudah cukup untuk mereka?

As time goes by, kembali pada poin awal tulisan, tentang pilihan studi Gen Z, entah karena pilihan jurusan kuliah pada passionnya atau pada pilihan orang tua, benang merahnya jelas, Gen Z saat ini akan banyak mempertimbangkan hal, asalkan dekat dengan teknologi. Lapangan pekerjaan yang diincar pun akan tidak jauh dari teknologi, karena itu yang menjadi ikatan emosional mereka saat mereka tumbuh. 

Sebagai dewasa muda, sosok yang dekat saya ini tumbuh menjadi talkative, full of ideas dan semangat yang membara beraktifitas pada dunia magangnya. Rasa memiliki uang sendiri dan bisa mengatakan; "..... don't worry I can pay for this.....", sangat mengharukan dan seperti ingin saya playback berkali-kali. Menjadi mandiri tentu kebahagiaan semua pihak, dan pada akhirnya, menjadi mandiri  juga menjadi formasi kebahagiaan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun