Mohon tunggu...
Irene Putri
Irene Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Duta Wacana Christian University

Mahasiswi prodi biologi, fakultas bioteknologi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Program Monitoring untuk Membuktikan Pencemaran Kandungan Timbal (Pb) di Sungai Opak

6 Juni 2023   20:00 Diperbarui: 6 Juni 2023   20:01 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Diagram Boxplot Konsentrasi Pb per Site (Arham, 2018)https://dspace.uii.ac.id/

Sungai Opak merupakan sungai yang mengalir melewati Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul yang digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber air bersih. Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 22 Tahun 2007, Sungai Opak bagian hulu yang berlokasi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman sampai Kelurahan Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul hingga Dusun Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul merupakan sungai kelas satu, sedangkan Sungai Opak dari Dusun Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul sampai hilir merupakan sungai kelas dua. Terdapat Kawasan Industri Piyungan sebanyak 12 industri dan 10 diantaranya merupakan industri kulit. Pada saat ini, Sungai Opak mengalami pencemaran terkait dengan kandungan Pb (timbal) berlebih pada badan air akibat air limbah yang langsung dibuang ke sungai. 

Dampak dari limbah industri yang dibuang ke badan air, antara lain:

1. Penurunan kualitas air dan mengancam kehidupan organisme akuatik

2. Mengganggu keseimbangan ekosistem

3.  Menyebabkan penurunan produksi pada industri pertanian dan perikanan

4. Gangguan kesehatan manusia jangka pendek dan jangka panjang

Pada penelitian Ahram (2018), dilakukan pengambilan sampel pada periode waktu sampling yang berbeda dan ditemukan kandungan logam timbal (Pb) di Sungai Opak yang telah melebihi baku mutu air yang telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Pada Gambar 1. terdapat nilai rata-rata konsentrasi logam timbal (Pb) sejak periode Januari I - Mei II adalah 0.0378 mg/L hingga 0,1215 mg/L dengan konsentrasi tertinggi pada Januari I. Hal ini dikarenakan pengambilan sampel air pada saat hujan dimana zat polutan akan terbawa ke dalam badan air. Tingginya kandungan logam timbal (Pb) pada perairan disebabkan oleh pengkristalan timbal (Pb) di udara dengan bantuan air hujan dan proses korosifikasi dari batuan mineral yang mengandung timbal (Pb). Selain itu, kandungan logam itmbal (Pb) dapat ditemukan di bebatuan mineral dan aktivitas manusia, seperti aktifitas lalu lintas, pembuangan sampah berupa kaleng bekas, kabel listrik, sampah plastik, cat, dan baterai yang dibuang ke sungai sehingga dapat terjadi peningkatan pencemaran logam timbal (Pb).

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kandungan logam timbal (Pb) di Sungai Opak telah melebihi baku mutu air. Pencemaran Sungai Opak yang mengandung logam berat timbal (Pb) dapat berdampak negatif terhadap ekosistem sungai, organisme yang hidup di dalamnya, dan dapat membahayakan kesehatan manusia yang memanfaatkan air dari Sungai Opak. Oleh karena itu, perlunya dilakukan tindakan untuk mengurangi dan mencegah pencemaran sungai opak.

Untuk mengatasi masalah pencemaran timbal (Pb) di Sungai Opak, diperlukan program monitoring, seperti program biomonitoring untuk membuktikan adanya tingkat pencemaran dan dapat menentukan sumber pencemarannya. Terdapat strategi pengelolaan lingkungan oleh Sungai Opak akibat cemaran limbah logam berat timbal (Pb), seperti pada penelitian oleh Prayogo et al., (2021) menyatakan bahwa dapat dilakukan pemenuhan status mutu air sungai sesuai kelas peruntukannya, pemenuhan mutu tanah sesuai baku mutu, pemanfaatan sungai sesuai peruntukannya, dan konservasi daerah aliran sungai (DAS) sesuai kebijakan pengelolaan lingkuhan hidup.

Hal ini termasuk pada pengolahan limbah yang efektif, pemantauan ketat terhadap kegiatan industri yang membuang limbah ke sungai, dan penegakan peraturan lingkungan yang diperketat. Perlunya kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk turut menjaga kelestarian Sungai Opak dan SDA lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun