Mohon tunggu...
Irene Nethania S.S.G
Irene Nethania S.S.G Mohon Tunggu... Mahasiswa - Strategic Communication Student at UAJY

I am a communication profession enthusiast. I am currently studying for a Bachelor's Degree in Communication Science at Atma Jaya Yogyakarta University.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Anak-Anak Muda Kembali ke Akar: Kebaya Lawasan Jadi Tren Busana Baru di Yogyakarta

26 Juli 2024   17:00 Diperbarui: 31 Juli 2024   20:21 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abigail (Pengunjung Kebaya Oma) saat Diwawancarai oleh Tim Redaksi (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 

YOGYAKARTA - Kebaya lawasan saat ini banyak digemari oleh para anak-anak muda di Yogyakarta. Toko kebaya yang ada di Yogyakarta menawarkan berbagai pilihan kebaya yang menggabungkan kebaya tradisional dengan sentuhan kontemporer. Salah satu toko yang menonjol dalam menawarkan kebaya lawasan adalah Galeri Kebaya Oma yang berlokasi di Jl. Monjali. Toko kebaya ini berhasil menarik perhatian anak-anak muda dengan desain kebaya yang sangat beragam yang didukung dengan suasana vintage.

Sejarah Kebaya Oma

Sekilas Suasana di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Sekilas Suasana di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Galeri Kebaya Oma merupakan toko kebaya lawas yang terletak di  daerah Sleman, tepatnya di Jalan Monumen Jogja Kembali Nomor 55. Gemawang, Sinduadi, Mlati. Mulanya, sebelum hadirnya Galeri Kebaya Oma, terdapat toko Galeri Oma yang menjual barang-barang vintage yang usianya hingga ratusan tahun seperti furniture dan pernak-pernik. Hingga akhirnya para pendiri Galeri Oma mengembangkan ide untuk mulai merambah ke dunia fashion. Pada tahun 2020, para pendiri Galeri Oma mulai mendirikan Galeri Kebaya Oma yang masih eksis hingga saat ini.

Koleksi Barang Lawas di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)
Koleksi Barang Lawas di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)
Model Kebaya yang Sangat Beragam

Galeri Kebaya Oma menawarkan berbagai jenis kebaya yang menarik, termasuk varian dari dalam dan luar negeri. Kebaya asing yang tersedia berasal dari budaya peranakan Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Di sisi dalam negeri, Galeri Kebaya Oma menyediakan berbagai jenis kebaya yang khas, seperti Kebaya Kartini yang ditandai dengan kerah berbentuk "V" yang elegan. Selain itu, mereka juga menawarkan Kebaya Kutu Baru, yang memiliki akar budaya kuat dari Jawa Tengah, serta Kebaya Bali yang terkenal dengan hiasan brokatnya yang memukau. Untuk foto prewedding, mereka memiliki Kebaya Bludru yang memberikan kesan mewah dan romantis. Melalui koleksi yang beragam ini, Galeri Kebaya Oma memenuhi kebutuhan fashion kebaya dengan berbagai pilihan yang sesuai dengan selera pelanggan dan budaya Indonesia.

Koleksi Model Kebaya di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Koleksi Model Kebaya di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Proses Pemilihan Kain dan Pembuatan Kebaya 

Proses pemilihan kain kebaya di Galeri Kebaya Oma berawal dari aktivitas pengumpulan kebaya door to door dan mengumpulkan kebaya dari koleksi orang per orang. "Setelah kita kumpulkan, baru kemudian kita sortir dulu mana yang masih bisa dimodifikasi dan didaur ulang, kita pernak ulang," jelas Ivana, pemilik Galeri Kebaya Oma. "Kadang kita juga memproduksi kebaya-kebaya kita sendiri," tambahnya. Ia juga menjelaskan bahwa proses pemilihan kain dan pembuatan kebaya di Galeri Kebaya Oma melibatkan beberapa tahap. 

"Pertama, pelanggan diajak dulu untuk memilih kain dari berbagai pilihan yang tersedia, mulai dari kain sutra, brokat, hingga kain katun yang masing-masing itu punya motif dan tekstur yang unik," jelasnya. Penjaga toko biasanya akan merekomendasikan kain dan pernak-pernik yang paling sesuai dengan model kebaya yang diinginkan. Proses selanjutnya adalah pembuatan pola dan pemotongan kain yang dikerjakan oleh penjahit yang sudah bekerja sama dengan Galeri Kebaya Oma. Setiap kebaya yang dihasilkan dirancang dengan memperhatikan setiap hiasan agar sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Tahap akhir ditutup dengan fitting kebaya yang telah dibuat sebelum kemudian diserahkan pada pelanggan.

Koleksi Kain Kebaya di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Koleksi Kain Kebaya di Galeri Kebaya Oma (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Jelajah Toko Kebaya Pasar Beringharjo

Selain Galeri Kebaya Oma, terdapat pula toko thrift kebaya yang sering dikunjungi oleh anak-anak muda bernama Chandra Gallery. Toko ini terletak di lantai 3 Pasar Beringharjo tepatnya di dekat parkiran mobil. Terdapat dua jenis kebaya yang dijual di toko ini yaitu kebaya lawasan dan kebaya baru. "Kalau kebaya baru saya cari kain-kain kiloan lalu dijahit kalau sudah jadi ya kita display di toko kalau untuk kain-kainnya saya mulai dari kain print, cap, kombinasi, dan juga tulis semuanya ada, sedangkan untuk pemilihan kebaya lawas biasanya saya ambil dari Keraton lalu saya cek yang masih sempurna tidak ada bolong-bolongnya saya ambil," jelas Chandra, pemilik Chandra Gallery. "Kalau ukuran gak semua ukuran kecil yang saya ambil tetapi ukuran besar juga karena gak semua pengunjung badannya sekecil eyang-eyang zaman dulu," tambahnya. 

Koleksi Model Kebaya di Chandra Gallery (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Koleksi Model Kebaya di Chandra Gallery (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Penataan kebaya di toko ini juga berdasarkan seri warna, guna memudahkan pelanggan. "Untuk penataan saya pun dengan seri warna, jadi orang carinya lebih gampang, merah-merah, biru-biru gitu, jadi yang dicari warna apa mereka tinggal gampang nyarinya," jelasnya. Tidak hanya menjual kebaya lawas dan baru, tetapi toko ini juga menjual kain batik, baju-baju batik, tas, dan selendang. Banyaknya jumlah pengunjung Chandra Gallery tergantung dimen dari pengunjung Pasar Beringharjo. "Kalau pengunjung Pasar Beringharjo ramai, pasti toko juga  akan ramai pengunjung, tapi dalam satu bulan terakhir memang mengalami penurunan karena dimen orang ke pasar juga berkurang," jelasnya.

Motivasi pemilik toko membuka toko kebaya ini karena ingin terjun langsung untuk meramaikan dan menyongsong program pemerintah. "Karena memang ini trendnya lagi wanita berkebaya gara-gara pak Jokowi mewajibkan untuk anak-anak muda dan ibu-ibu menggunakan kebaya termasuk di Jogja kita ada budaya pakai kebaya di Kamis Pahing," jelasnya. "Ibarat kata anak-anak muda sekarang juga harus diperkenalkan untuk baju-baju tradisional karena yang lama pun tidak selalu terlihat tua, ternyata kalau dipakai di anak muda sekarang pun mereka juga bisa mix and match baju-baju dan kain-kain yang mereka punya jadi lebih bagus," tambahnya.  

Antusias yang Tinggi dari Pengunjung Toko Kebaya

Pengunjung di Galeri Kebaya Oma sedang Memilih Kebaya (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Pengunjung di Galeri Kebaya Oma sedang Memilih Kebaya (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Jumlah pengunjung kebaya oma dalam satu hari kurang lebih sekitar 50 pengunjung tetapi di hari libur mencapai 100-150 pengunjung. Pengunjung Kebaya Oma biasanya membeli kebaya untuk beberapa kebutuhan. "Biasanya karena kita di Jogja itu ada budaya pakai kebaya di setiap Kamis Pahing, jadi biasanya anak-anak SMA atau SMP cari buat Kamis Pahing, ada juga yang buat Kartini tanggal  21 April, lalu buat wisuda, terus ada juga yang biasanya aku tanya selalu jawabannya oh cuma dipake buat daily aja kok kak" ujar Ivana selaku pemilik Galeri Kebaya Oma. Salah satu pengunjung dari Kebaya Oma juga menyatakan bahwa dirinya sangat puas dengan kebaya yang ia beli di sana. "Jujur ini pertama kali aku kesini terus lihat kebayanya lucu-lucu banget aku udah lihat di Instagram ternyata aslinya lebih lucu lagi kebayanya," ujar Abigail, salah satu pengunjung Galeri Kebaya Oma.

Abigail (Pengunjung Kebaya Oma) saat Diwawancarai oleh Tim Redaksi (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Abigail (Pengunjung Kebaya Oma) saat Diwawancarai oleh Tim Redaksi (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Sedikit berbeda dengan pengunjung Galeri Kebaya Oma, salah satu pengunjung terkesan dengan harga kebaya di Chandra Gallery yang sangat terjangkau. "Pilihan kebayanya banyak dan yang paling bikin kaget itu harganya sangat affordable untuk anak-anak muda yang belum punya penghasilan tetap" ujar Tania, salah satu pengunjung Chandra Gallery. Tidak jauh berbeda dari Kebaya Oma, pengunjung Chandra Gallery juga membeli kebaya untuk beberapa kebutuhan seperti Kamis Pahing, hari Kartini, wisuda, dan untuk digunakan sehari-hari oleh anak muda bahkan ibu-ibu. Pengunjung Chandra Gallery terdiri dari beragam usia. "Biasanya sekitar 15 tahun atau anak-anak SMP sampai usia 50 tahun dan itu biasanya ibu-ibu gaul", jelas Chandra, pemilik Chandra Gallery. 

Gaya Anak Muda Menghidupkan Kembali Budaya Tradisional

Ivana (Pemilik Kebaya Oma) Menceritakan Pandangannya tentang Gaya Anak Muda Zaman Sekarang (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Ivana (Pemilik Kebaya Oma) Menceritakan Pandangannya tentang Gaya Anak Muda Zaman Sekarang (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Derasnya arus modernisasi tak membuat anak-anak muda melupakan budaya asal mereka. Gaya hidup anak-anak muda, khususnya di Yogyakarta kini mulai menemukan keseimbangan antara tren kontemporer dan warisan budaya lawas. Mulai dari musik hingga pakaian, anak-anak muda ini mengadopsi elemen-elemen tradisional dalam keseharian mereka. "Banyak anak-anak muda zaman sekarang itu mulai suka pakai kebaya untuk aktivitas sehari-hari dan mereka merasa bangga mamakainya," terang Ivana. 

Kebaya lawasan dengan desain yang kasual kini menjadi busana yang sering digunakan oleh anak-anak muda dalam kegiatan resmi maupun santai. "Terlebih lagi sekarang muncul tren #Berkain, #AnakMudaBerkain yang menunjukkan bahwa anak-anak muda mulai aware untuk memakai kebaya atau batik dalam kehidupan sehari-hari," ujar Ivana selaku pemilik Galeri Kebaya Oma yang juga masih sangat muda. "Gaya anak muda saat ini keren banget dengan memadukan kebaya dengan celana kain atau kulot," tambahnya. 

Tanggapan Anak Muda Pecinta Kebaya tentang #Berkain

Para anak muda pecinta kebaya dan kain memberikan tanggapannya terhadap munculnya #Berkain dengan menekankan pentingnya mengubah persepsi terhadap kain tradisional di Indonesia. Mereka berpendapat bahwa kebaya-kebaya dan kain-kain ini tidak seharusnya hanya dipandang sebagai pilihan busana untuk acara-acara khusus seperti kondangan, Hari Kartini, atau peringatan kemerdekaan. Sebaliknya, kebaya-kebaya dan kain-kain ini seharusnya dipakai secara sehari-hari dengan bangga, mirip dengan cara kita memakai celana atau rok. Hal ini akan membantu mengembangkan kembali kesadaran akan identitas busana bangsa, menjadikan kain-kain tradisional ini sebagai bagian yang lebih terintegrasi dalam gaya hidup modern anak muda Indonesia. "Jadi ya dalam kampanye berkain ini yang kita tegaskan adalah kain bukan cuma perlu dilestarikan tapi dikembangkan," kata Vianka, salah satu anggota Swara Gembira.

Harapan Anak Muda tentang Tren Kebaya dan #Berkain

Vianka selaku anggota Swara Gembira juga menyampaikan harapannya agar trend kebaya dan penggunaan kain tradisional lebih diintegrasikan dalam gaya hidup sehari-hari. Mereka berharap agar kebaya dan berbagai jenis kain Indonesia tidak hanya dianggap sebagai busana untuk acara khusus, tetapi juga menjadi pilihan yang lebih umum dan diterima dalam berbagai aktivitas sehari-hari, sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya bangsa. "Kebaya ini adalah sebuah warisan dari nenek moyang kita zaman dahulu yang sebenarnya kebaya ini punya banyak nilai budaya dan estetika. Kita sebagai anak muda harus bisa mengambil peran untuk mempromosikan budaya kita sendiri dan dengan bangga memakai kebaya ini sehari-hari," kata Ivana, pemilik Galeri Kebaya Oma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun