Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Santo Fransiskus Asisi, Sahabat Alam Semesta

4 Oktober 2021   19:57 Diperbarui: 4 Oktober 2021   20:43 3262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santo Fransiskus Asisi (sumber foto: usberstop.wordpress.com)

Hari ini dirayakan oleh Gereja Katolik sebagai Pesta St Fransiskus Asisi. Sejak dulu saya sangat mengagumi St. Fransiskus Asisi dan beberapa orang kudus di dalam Gereja Katolik.Hal ini sebagai buah pembelajaran agama Katolik yang diberikan oleh Alm. Sr. Melchiada JMJ, ketika saya kecil dulu.

Sebagai anak-anak, saya sangat takjub mendengar kisah-kisah persahabatannya dengan para satwa dan riwayat pertobatannya dari seorang pemuda dari keluarga yang kaya raya, yang hidupnya selalu penuh dengan foya-foya berubah total memilih hidup miskin untuk menolong orang-orang yang menderita.

Setelah meninggalkan rumahnya dan segala kemewahan hidup, jubah mewah ditukar dengan pakaian gembala dan mulai mengemis untuk mendapatkan uang. Namun uang itu bukan buat dirinya sendiri tapi untuk diberikan kepada orang-orang yang miskin. 

Dia bukan saja mengasihi sesama manusia, tetapi kepada segala makhluk ciptaan Tuhan. Hidupnya sangat miskin tapi hatinya kaya dengan kegembiraan. Burung-burung dan satwa liar sekali pun menjadi sahabat Fransiskus, mereka bisa saling bercakap.

Tuhan Yesus juga sangat mengasihi Fransiskus sampai mengaruniai dengan Stigmata Suci (luka-luka Penyaliban Tuhan Yesus).

St. Fransiskus Asisi adalah orang kudus pertama yang menerima Stigmata Suci.

Sebagai kekaguman kami kepada St Fransiskus, salah seorang cucu saya, dibaptis dengan nama Fransiskus.

Hari ini saya bangun terlambat untuk mengikuti misa harian pukul 6 sebagaimana biasanya dari gereja Fransiskus Asisi Tebet Jakarta. Ketika mencari link live streaming yang lain, saya mendapat Misa Sekolah Asisi yang berulang tahun ke-56.

Pada mulanya saya agak ragu karena misa sekolah, biasanya banyak selingan acara anak-anak. Ternyata misa ini dihadiri murid-murid kelas 12. 

Homili Pastor Alfred( semoga tidak salah) yang segar menyapa anak-anak dan ketika mengisahkan sepenggal kisah Fransiskus, membuat saya serasa ikut hadir diantara murid-murid itu. Saya jadi terkenang akan suster ku, Sr.Melchiada yang baik hati dan senang bercerita.

Fransiskus mendamaikan permusuhan antara serigala dan penduduk suatu daerah (maaf saya lupa tempatnya dan tadi saya kurang jelas menangkapnya), yang lamat-lamat telah saya lupakan.

Mendengar suara nyanyian misa yang terasa sangat merdu, membawa saya ke suasana yang penuh khitmat.

Suasananya terasa lain dari misa online biasanya. 

Untunglah saya tadi memilih misa Fransiskus di Asisi Tebet. Saya sungguh berterima kasih dan sangat yakin bahwa atas perantaraan St Fransiskus saya sampai merasakan rahmat suka cita yang sangat besar. Berkat suka cita inilah yang sangat mendorong saya, menuliskan pengalaman iman ini dan berbagi dengan Anda.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan doa.

Doa Santo Fransiskus dari Asisi
Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,

Bila terjadi kesesatan,

jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kecemasan,
jadikanlah aku pembawa harapan,
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku ingin
menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya.
Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun