Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Salah Paham Mendengar Orang Berbahasa Makassar

13 Mei 2018   16:12 Diperbarui: 13 Mei 2018   18:34 3575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca artikel rekan kompasianer Bung JM, Sebutan "Setan" Ternyata Tidak Selalu Berkonotasi Negatif, saya jadi ingin berbagi cerita tentang kesalahpahaman yang bisa terjadi karena pengaruh bahasa daerah. Hehehe... sebetulnya apa kaitannya? Tapi ya itulah yang terjadi...

Kali ini yang mau saya ceritakan adalah pemakaian bahasa Makassar yang mirip dengan bahasa Indonesia atau memang meminjam kata dari bahasa Indonesia tapi diartikan lain.

Sebetulnya saya bukan ahli bahasa, hanya iseng saja dan kebetulan mengamati kesalah pahaman yang timbul karena pihak yang satu bukan pemakai bahasa Makassar. Baiklah sekarang saya mulai, ya....

Waspadai kata "kita". Dalam bahasa Indonesia kita berarti jamak. Saya dan kau. Kami, orang Makassar, dalam percakapan berbahasa Indonesia sering meminjam kata "kita" untuk menggantikan kata katte (bahasa Makassar), bentuk sopan untuk kata Anda. Contoh, "Kamar sudah siap untuk kita tidur." Sama sekali tidak ada maksud bahwa sipembicara akan tidur. Maksudnya "Kamar sudah siap untuk Anda tidur."  Jadi jangan langsung marah ya, kalau mendengar perkataan seperti itu..

Suatu hari ibu saya datang dari Makassar dan bertemu cucunya yang baru berusia tiga tahun. Tanpa diketahui penyebabnya, tiba-tiba Robin sang cucu menangis sedih. Setelah ditanya mengapa dia menangis sedih, ia menerangkan, "Amma' mengatai saya bau, padahal saya baru saja mandi."

Ternyata ibu saya berkata, " Robin sudah mandi, i bau' na." Robin menangis karena mengira neneknya mengatainya bau. Padahal dalam bahasa Makassar bau' berarti wangi. Robin itu keponakan saya yang belum terbiasa mendengar bahasa Makassar karena dia kelahiran Jakarta.

Pilihan kata yang seringkali juga mengagetkan orang-orang di sekitar adalah, " Bunuh lampu." Lampu kok dibunuh. Iya, ini karena kami menerjemahkannya dari bahasa Makassar, "buno i lampua"

Bila orang Makassar mengajak taruhan, dia akan berkata, "Berani sewa? Berapa?" Pasti bingung, kan?! Apa yang mau disewa? Ternyata maksudnya, "Berani taruhan? Berapa?"

"Itu mi jangan ko buru buru makang, nanti perutmu sakit." Hahaha...jangan mencari mie untuk dimakan karena mi di sini tidak berarti mie.

Arti kata bangsa' dalam bahasa Makassar tidak seperti arti kata bangsat dalam bahasa Indonesia. Buat kami orang Makassar, bangsa' biasa saja dalam percakapan sehari-hari dan tidak mengandung arti kasar sebagaimana dalam bahasa Indonesia. 

Kami sambil bercanda bisa mengatai lawan bicara kami dengan kata bangsa' yang artinya nakal atau malah lebih lunak dari nakal. Susah juga ya mencari definisi yang tepat.

Bangsa' itu baru berarti kasar, apabila diucapkan dengan keras sambil teriak karena marah.

Dulu saya santai saja dengan kata yang satu ini tapi kemudian tidak lagi. Mengapa? Karena khawatir orang lain bisa keliru menafsirkan walau itu buat kami biasa saja. Tidak ada konotasi negatif di sana.

Kalau saya tidak terburu buru mau posting artikel ini, mungkin masih banyak lagi temuan yang lucu tapi sekaligus bisa mengundang pertikaian karena salah paham.

Agar tidak terjadi keliru tafsir, sebaiknya kita berbahasa Indonesia yang benar, jangan dicampur bahasa daerah.

Tapi, jangan lupa belajar bahasa daerah, paling tidak bahasa daerah kita masing masing, karena ini adalah kekayaan kita yang tidak ternilai. Dengan berbahasa yang baik, kita bisa meningkatkan persahabatan.

Selamat Hari Komunikasi Sedunia 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun