Bangsa'Â itu baru berarti kasar, apabila diucapkan dengan keras sambil teriak karena marah.
Dulu saya santai saja dengan kata yang satu ini tapi kemudian tidak lagi. Mengapa? Karena khawatir orang lain bisa keliru menafsirkan walau itu buat kami biasa saja. Tidak ada konotasi negatif di sana.
Kalau saya tidak terburu buru mau posting artikel ini, mungkin masih banyak lagi temuan yang lucu tapi sekaligus bisa mengundang pertikaian karena salah paham.
Agar tidak terjadi keliru tafsir, sebaiknya kita berbahasa Indonesia yang benar, jangan dicampur bahasa daerah.
Tapi, jangan lupa belajar bahasa daerah, paling tidak bahasa daerah kita masing masing, karena ini adalah kekayaan kita yang tidak ternilai. Dengan berbahasa yang baik, kita bisa meningkatkan persahabatan.
Selamat Hari Komunikasi Sedunia 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H