Membaca artikel rekan kompasianer Bung JM, Sebutan "Setan" Ternyata Tidak Selalu Berkonotasi Negatif, saya jadi ingin berbagi cerita tentang kesalahpahaman yang bisa terjadi karena pengaruh bahasa daerah. Hehehe... sebetulnya apa kaitannya? Tapi ya itulah yang terjadi...
Kali ini yang mau saya ceritakan adalah pemakaian bahasa Makassar yang mirip dengan bahasa Indonesia atau memang meminjam kata dari bahasa Indonesia tapi diartikan lain.
Sebetulnya saya bukan ahli bahasa, hanya iseng saja dan kebetulan mengamati kesalah pahaman yang timbul karena pihak yang satu bukan pemakai bahasa Makassar. Baiklah sekarang saya mulai, ya....
Waspadai kata "kita". Dalam bahasa Indonesia kita berarti jamak. Saya dan kau. Kami, orang Makassar, dalam percakapan berbahasa Indonesia sering meminjam kata "kita" untuk menggantikan kata katte (bahasa Makassar), bentuk sopan untuk kata Anda. Contoh, "Kamar sudah siap untuk kita tidur." Sama sekali tidak ada maksud bahwa sipembicara akan tidur. Maksudnya "Kamar sudah siap untuk Anda tidur." Â Jadi jangan langsung marah ya, kalau mendengar perkataan seperti itu..
Suatu hari ibu saya datang dari Makassar dan bertemu cucunya yang baru berusia tiga tahun. Tanpa diketahui penyebabnya, tiba-tiba Robin sang cucu menangis sedih. Setelah ditanya mengapa dia menangis sedih, ia menerangkan, "Amma' mengatai saya bau, padahal saya baru saja mandi."
Ternyata ibu saya berkata, " Robin sudah mandi, i bau' na." Robin menangis karena mengira neneknya mengatainya bau. Padahal dalam bahasa Makassar bau' berarti wangi. Robin itu keponakan saya yang belum terbiasa mendengar bahasa Makassar karena dia kelahiran Jakarta.
Pilihan kata yang seringkali juga mengagetkan orang-orang di sekitar adalah, " Bunuh lampu." Lampu kok dibunuh. Iya, ini karena kami menerjemahkannya dari bahasa Makassar, "buno i lampua"
Bila orang Makassar mengajak taruhan, dia akan berkata, "Berani sewa? Berapa?" Pasti bingung, kan?! Apa yang mau disewa? Ternyata maksudnya, "Berani taruhan? Berapa?"
"Itu mi jangan ko buru buru makang, nanti perutmu sakit." Hahaha...jangan mencari mie untuk dimakan karena mi di sini tidak berarti mie.
Arti kata bangsa'Â dalam bahasa Makassar tidak seperti arti kata bangsat dalam bahasa Indonesia. Buat kami orang Makassar, bangsa' biasa saja dalam percakapan sehari-hari dan tidak mengandung arti kasar sebagaimana dalam bahasa Indonesia.Â
Kami sambil bercanda bisa mengatai lawan bicara kami dengan kata bangsa'Â yang artinya nakal atau malah lebih lunak dari nakal. Susah juga ya mencari definisi yang tepat.