Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kantong Nefros Upaya Menyelamatkan Ginjal Saya

28 April 2018   17:11 Diperbarui: 15 Februari 2019   21:36 3147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokter memberitahu bahwa satu ginjal saya hidronefrosis dan sudah tidak berfungsi. (Baca: Waduh Satu Ginjalku Sudah Tidak Berfungsi).Dokter urolog Poliklinik KIS Pertamina merujuk saya ke RSUPN Cipto Mangunkusumo, karena kelanjutan pengobatan saya tidak dapat lagi dilakukan di sana.

Sebenarnya saya merasa agak kecewa. Mengapa saya harus dirujuk? Ya, ga apa-apalah kalau mekanisme memang harus demikian.

Hari Senin, tanggal 8 Februari 2018, kami ke RSCM. Ya ampun, nomor antrian sudah begitu banyak. Kami jadi ragu-ragu untuk mendaftar. Menyaksikan keragu-raguan kami, ibu petugas pendaftaran memberi saran agar kami mendaftar saja karena nomor antrian untuk pasien baru seperti itu masih tergolong kecil, sebentar saja pasti sudah dipanggil. Terima kasih ibu yang baik hati.

Ternyata memang benar. Petugas bekerja sangat cepat. Luar biasa!

Kemudian kami menuju ke lantai 2. Di sini kami kembali diberi nomor antrian dengan kode sesuai jurusan. Kode untuk saya adalah W untuk Bedah Urologi.

Di sinilah jantung saya nyaris berhenti. Ruangan penuh pasien, rasanya untuk tempat berdiri saja sudah sesak. Beda banget dengan Poli KIS Pertamina.

Menyerah? Itu bukan tipe saya. Maka dengan sabar saya dan suami menunggu sampai ada tempat lowong buat kami.

Di sini padat pasien karena merupakan ruang tunggu untuk berbagai jurusan terapi. Kami menunggu nomor kami dipanggil untuk masuk ke ruang sesuai jurusan. Untuk Bedah Urologi dan Bedah Digestive masuk ke Ruang 5.

Rupanya kunjungan pertama ini adalah yang terpadat selama beberapa kali kunjungan berikut. Untung kami sabar dan tidak menyerah pada awal kunjungan.

Setelah melalui bermacam tes, sampailah dokter pada kesimpulan bahwa ginjal saya yang hidronefrosis mau dikeluarkan cairannya dengan tindakan memasukkan selang via urethra, buli-buli lalu ke ureter yang tersumbat. Mungkin memasang stent untuk melebarkan ureter.

Namun jika tindakan ini tidak berhasil, maka selang dipasang lewat pinggang tembus ke ginjal yang hidronefrosis. Sesudahnya akan diobservasi sejauh mana keadaan ginjal dan fungsinya. Jika masih berfungsi maka ureter yang tersumbat akan dikoreksi. Jika sudah tidak berfungsi dan selama tidak menggangu akan dibiarkan saja. Jika menganggu maka ginjal akan diangkat. Ini tentu berdasarkan daya tangkap saya akan penjelasan dokter.

Tanggal 4 April 2018 saya menjalani operasi itu dan ternyata saya terpaksa menjalani pemasangan selang lewat pinggang tembus ke ginjal.

Pada hari pertama sesudah operasi, cairan di kantong nefros ada sekitar 500 an mililiter. Pada hari berikutnya cuma 35ml dan kemudian meningkat setiap hari walau cuma sedikit dan akhirnya pada kisaran 70-80ml.  

Pengeluaran pertama ginjal kiri setelah operasi
Pengeluaran pertama ginjal kiri setelah operasi
Saya mengira ini perkembangan yang baik. Saya sangat berharap ureter saya bisa dikoreksi dan ginjal saya secara perlahan akan membaik fungsinya. Tapi rupanya dokter tidak berpikiran demikian.

Akankah ginjal saya akhirnya harus diangkat?

Membawa kantong nefros bagi saya sebetulnya tidak apa-apa, selama ginjal saya tetap boleh nangkring di tempatnya. Katanya selang nefros setelah 3 bulan harus diganti. Menggantinya di kamar operasi.  Sekali lagi kalau saya tidak salah tangkap. Maklum telinga dan otak saya sudah berusia 73 tahun. Hehehe... sudah lumayan tua, kan?! 

Pengeluaran lewat kateter dan nefrose (ginjal kiri) sehari setelah operasi
Pengeluaran lewat kateter dan nefrose (ginjal kiri) sehari setelah operasi
Ternyata masih ada satu tes untuk menilai fungsi ginjal. Saya akan melakukan tes Renogram.

Saya berdebar-debar menanti saat itu dan terlebih hasilnya. Saya sangat berharap hasil pemeriksaan ini baik, sehingga saya terhindar dari tindakan pengangkatan ginjal. Masa pemulihan pasca operasi pemasangan kantong nefros rasanya agak lama. Sampai tiga minggu saya masih agak loyo dan kurang bertenaga. Nafsu makan pun nyaris tidak ada.

Walau begitu saya tetap berusaha makan.

Enak atau tidak enak, saya tetap makan. Kalau mau sembuh ya harus begitu, tidak boleh cengeng. Tetapi mengapa saya belum pulih? Mungkinkah karena saya terlalu banyak berpikir? Entahlah.

Saya sadar mungkin saya kurang pasrah, maka itu saya sedang berusaha lebih pasrah. Hehehe...ini bukan berarti saya sudah patah semangat. Semangat saya masih top. Banyak yang dukung dan mendoakan, jadi semangat saya tidak bakalan down.

Iya lah, karena saya masih tetap teguh pada keyakinan saya. "Tiap Langkahku diatur oleh Tuhan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun