Untuk meminimalkan ketimpangan yang bakal terjadi, maka pembina menentukan pasangan pemain yang suami isteri, tidak memegang not yang sama. Namun walau sudah diantisipasi, tetap saja, kadang satu not cuma dua pemain yang hadir, malah pernah hanya satu pemain. Inilah kesulitan terbesar. Mungkin bila nanti kami sudah mahir, berganti-ganti not sudah tidak masalah, barangkali juga memegang dua not pun, siapa takut?! Hehehe...ini hanya menurut pemikiran saya, ya.
Sekitar dua bulan yang lalu, kami diberitahu bahwa Angklung Gaudete diajak berpartisipasi untuk turut mewarnai "Symphony3 Warna", yang menjadi bagian dari Konser Natal 2016 yang akan diadakan sebelum Perayaan Ekaristi Malam Natal di Gereja Santa Perawan Maria Ratu Kebayoran Baru Jakarta.
Wow, voltasi semangat berlatih langsung meningkat. Kemungkinan harus menambah perangkat angklung. Walau semangat naik, berapa kali latihan terpaksa batal karena hujan angin dan banjir di sore hari.
Mas Johanes Toto bersama kawan-kawan menggagas Symphony 3 Warna. Kolaborasi musik klasik, musik modern dan musik etnis.
Kami akan menyuguhkan tiga buah lagu, Hai Mari Berhimpun, Gita Surga Bergema dan Silent Night. Lagu-lagu ini disajikan secara medley, mengiringi suara penyanyi, walau tidak semua bait dinyanyikan.
Penyanyi hanya bernyanyi ketika musik klasik dan modern dimainkan, kemudian angklung masuk dan hanya intrumen musik saja yang dimainkan.
Yang paling saya nikmati adalah lagu ketiga. Silent Night. Permulaannya sama dengan lagu pertama dan kedua, tapi yang ini setelah penyanyi selesai, masuk flute solo. Sangat syahdu. Selesai flute masuk angklung. Begitulah penampilan kami pada malam natal ini.
Maaf, saya tidak merinci semua alat musik yang berpartisipasi dalam Symphony 3 Warna ini karena takut salah. Maklum saya tidak punya latar belakang musik. Mau bertanya, yaa...masing-masing pada sibuk.
Tidak apa-apa, ya?! Karena sebenarnya tujuan saya menulis artikel ini, bukan untuk mengulas Symphony 3 Warna. Melainkan untuk menunjukkan keuletan para lansia dan berharap dapat menginspirasi para lansia yang lain.
Menjadi lansia sama asyiknya dengan masa muda, namun warnanya pasti berbeda. Lansia tetap bisa berdaya. Contohnya bermain angklung ini. Rata-rata kami tidak pernah bermain alat musik, tapi dengan kemauan dan usaha, akhirnya berhasil juga.