Anak perempuan kami, diantar jemput bapaknya sampai kuliah di Universitas Trisakti. Ya tidak tiap hari, kadang diseling dengan naik bus.
Pada era cucu, yang sempat kami ikutan mengantar ke sekolahnya pada hari pertama  hanyalah Ray cucu pertama kami. Padahal tinggalnya di Serpong. Jauh, lho. Â
Mengapa?Â
Ya, karena kami tidak mau kehilangan momen menemani cucu, masuk sekolah untuk pertama kalinya. Ray pun sangat lengket dengan opa dan neneknya, waktu itu. Mungkin karena sejak lahir kami sempat serumah.
Tapi ini tidak berarti cucu-cucu yang lain kami abaikan, kami pun sebenarnya merindukan saat-saat itu. Sayang kesempatannya tidak memungkinkan. Yang saya maksud ini hanya pada hari pertama sekolah, lho. Karena selanjut kami pun sering juga mengantar jemput.
Saya setuju dengan Pak Anies , momen hari pertama sekolah jangan diabaikan, sayang kalau sampai dilewatkan.
Mengantar jemput cucu, sampai hari ini masih berlangsung. Apabila dibutuhkan, opa selalu siap.
Satu-satunya cucu yang belum pernah diantar jemput sekolah oleh opa, adalah Deara cucu terkecil dan satu-satunya cucu perempuan dari enam orang cucu kami.
Menemani anak ke sekolah akan selalu menyimpan kenangan di lubuk hati terdalam dan tak terhapus oleh apa pun juga.
Selamat kepada anak-anak Indonesia yang akan mulai bersekolah, para orangtua dan para guru di mana pun anda berada.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H