[caption caption="Inilah penampilan rebung yang masih di pohonnya"][/caption]Percaya atau tidak, masih ada yang belum tahu, apa itu rebung. Rebung itu, adalah tunas muda dari pohon bambu dan menjadi bahan baku pokok untuk isi Lumpia Semarang. Siapa yang belum pernah menyantap lumpia?
Berawal dari kegemaran kami sekeluarga menyantap kuliner berbahan baku rebung, setiap kali saya ke Kota Bogor, almarhum ibu saya selalu minta dibawakan rebung.
Rebung Bogor jarang yang pahit, biasanya selalu oke. Katanya sih, namanya Rebung Betung. Di Makassar kami menyebutnya Lebong Pattung.
Rebung Betung tidak pernah pahit. Ciri-cirinya saya hanya mengira-ngira, yaitu kulit rebungnya tidak terlalu hitam atau gelap. Tapi kadang saya pun terkecoh, alias salah beli...
[caption caption="Rebung yang sudah dipanen"]
Cari rebung, di pasar tidak selalu ada. Apalagi di musim kemarau, jangan harap bisa mendapatkannya. Kalaupun ada, jumlahnya tidak banyak dan harganya pasti mahal.
Belakangan, makin sulit mendapatkan rebung, paling tidak itu yang saya alami. Mungkin karena banyaknya lahan yang berubah fungsi. Hal ini sangat patut disayangkan...!
Mengapa, saya tidak menanamnya sendiri?
Sebetulnya sudah beberapa kali saya minta dicarikan bibit Bambu Betung, namun baru sekitar tujuh tahun yang lalu, saya mendapatkan bibitnya.
Sayang, ketika panen pertama, ibu saya sudah berpulang menghadap Sang Khalik. Seandainya Ibu masih ada, betapa senangnya beliau, bisa saya bayangkan.
Saya sangat senang dan bangga mempunyai serumpun bambu. Bambu Betung pula, yang bisa saya panen sepanjang tahun. Rebungnya gedeh-gedeh dan muda. Rasanya hmm..., pokoknya enak deh! Kok, bisa? Biasanya kan, hanya di musim hujan, rebung bermunculan.