[caption caption="Manula harus berhati-hati agar tidak tersandung (sumber foto: koleksi pribadi)"][/caption]Jakarta di usianya yang ke 488 makin diramaikan oleh kendaraan yang semrawut dan lebih sering tidak memakai aturan. Apa lagi yang namanya pengendara sepeda motor, sudah tidak ada kata-kata untuk melukiskan kenekatannya berkendara. Mobil saja berani disalib, apa lagi pejalan kaki. Seorang teman, terpaksa dirawat berbulan-bulan di rumah sakit dan harus menjalani operasi tengkorak kepalanya. Masih untung dia bisa sembuh, walau tidak pulih seratus persen.
Untuk menghindari terserempet kendaraan bermotor, tentu pejalan kaki membutuhkan pedestrian, maka oleh Pemprov DKI Jakarta, trotoar dirapihkan dengan memakai conblock, supaya pejalan kaki merasa nyaman dan terlindung dari bahaya, namun yang apa yang terjadi? Ada bahaya lain yang mengintai...
Pada waktu pengerjaan proyek tersebut, saya sempat protes kepada pengawas proyeknya. Mengapa tarikan penutup bak kontrol yang berupa besi itu dibuat nongol sekitar dua atau tiga centimeter dari permukaan bak kontrol. Hal itu kan bisa membuat pejalan kaki, apalagi lansia, mudah tersandung.
Peringatan saya itu hanya dicuekin saja. Memang dalam hal ini, mungkin saya yang GU alias gila urusan.
Ternyata usia bak kontrol itu mungkin hanya sekitar satu tahun saja. Saat ini sudah pada jebol dan hancur. Hampir bisa dipastikan, hal itu disebabkan oleh campuran semen/beton yang tidak beres.
Pinggulan trotoar pun oleh warga terpaksa ditambah dengan adukan semen, karena dipasang terlalu tinggi. Tanpa disemen mobil akan kandas jika mau masuk ke rumah.[caption caption="Hati-hati tersandung besi yang mencuat ke luar (sumber foto: koleksi pribadi)"]
Akibatnya proyek trotoar yang seharusnya menjanjikan pedestrian yang aman, rapih dan indah, tampil jauh dari harapan.
Pada foto yang saya sertakan, nyata betapa berbahayanya berjalan di atas trotoar itu. Memang kita terhindar dari kemungkinan terserempet kendaraan, namun salah langkah sedikit saja, siap-siap jatuh terjerembab.[caption caption="Pedestrian yang tidak ramah pada pemakainya (sumber foto: koleksi pribadi)"]
Mau bukti? Sebutir kerikil pernah membuat saya jatuh mencium tanah, ketika sedang berolah raga jalan subuh, apa lagi kalau dibandingkan dengan conblock yang tidak rata dan berlubang disana-sini...
Rasanya tidak berlebihan kalau saya meminta, "Pak Ahok berilah kami sarana yang nyaman dan aman untuk berjalan kaki."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H