Banyak diantara kita yang menganggap diet sama artinya dengan pantang. Saya termasuk salah satunya. Tapi, itu dulu..., sekarang saya tahu bahwa diet tidak sama dengan pantang.
Dulu saya sering mengatakan, “Untuk menghindari penyakit diabetes atau kencing manis, saya diet gula.” Padahal maksud saya itu, saya tidak mengkonsumsi gula, alias saya berpantang gula.
Seharusnya yang saya katakan adalah, saya diet rendah gula atau tanpa gula.
Kekeliruan ini baru saya ketahui sekitar tujuh tahun yang lalu. Ketika itu suami saya terdiagnosis kanker, sehingga saya merasa perlu banyak membaca hal-hal seputar kesehatan, khususnya mengenai kanker.
Pada salah satu artikel yang saya baca, tertulis kiat untuk mengurangi risiko terkena penyakit, termasuk kanker, antara lain dianjurkan diet rendah lemak. Yaa..., bagaimana mungkin, ini pasti keliru!
Saya tahu betul, untuk sehat kita harus menghindari lemak, terutama lemak yang berasal dari hewan. Tetapi, ini kok disuruh diet rendah lemak? Tidak salah ini?!
Maka pada kesempatan pertama saya ketemu dokter, langsung saya tanyakan mengenai "kekeliruan" artikel tersebut tadi.
Saya bertanya begini, "Dok, apa betul, orang kanker harus makan banyak lemak?"Dokternya balik bertanya, "Kata siapa?"
Saya tunjukkan artikelnya, dimana tertulis diet rendah lemak.
Dokter tersenyum melihat artikel itu, "Iya, ini kan artinya hanya makan yang rendah lemak, jadi bukan disuruh menghindari atau pantang yang rendah lemak, terus makan yang berlemak tinggi."
O..., baru tahu apa artinya diet. Jadi, bukan pantang atau tidak boleh, melainkan mengatur yang boleh dimakan.
Jadi yang benar, pasien darah tinggi bukan harus diet garam, melainkan diet rendah garam. Yang osteoporosis harus diet tinggi kalsium.
Alamaak...!!!
Jangan salah kaprah lagi, ah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H